Connect with us

Pidato Politik Megawati Soekarnoputri di HUT PDI Perjuangan ke-50

Anak cucu saya saya bawa ke Taman Makam Pahlawan dari mereka masih kecil. Kenapa? Untuk merangsang pikiran dan hati dia. Saya pancingkan ada nisan tidak bernama. Cari yang tidak bernama. Jadi tentu mereka akan bertanya ketika akan nyekar. Kenapa ada yang tidak bernama dimasukkan ke dalam Taman Makam Pahlawan karena mereka berjuang sukarela untuk membangun negara dan bangsa ini. Kalian masih mikir mau kedudukan saja, tunggu saja, situ bermain, saya bermain! Bukan mengancam, ini di hadapan segini banyak orang, saya tidak mau. Kita ada di sini adalah berbakti bagi bangsa dan negara dan bagi akar rumput yang masih begitu banyak dalam keadaan papa dan hina. Makanya ingat, merdeka.

Jadi menurut saya, mbok sudah kerja saja, masing-masing kerja. Dulu saya suka berpikir seperti ini, mengapa sekarang mbingungi? Dulu maaf beribu maaf, siapa sih yang tahu pak Jokowi? Ketika pada mulai nanya, Ibu mau nyalonin siapa? Ya ntar aja. Maka tidak ada pesta, di rumah saya saja, saya umumkan. Jadi kerja dulu, baru gegap gempitanya. Ini yang saya berpikir kok gegap gempita itu tidak pamit-pamit, terus njupuki wong saya, enak wae, nggak mau nyebut, saya.

Bung Karno juga menyuruh karena beliau itu memang visioner. Untuk ke depan itu apa, dibuat Lemhannas. Dulu Lemhannas pada pidato pertama itu geopolitik. Saya ditanya urusan geopolitik karena dunia ini berputar, dinamis bukan statis, jadi kita mesti berdialektika untuk supaya tahu dengan musim perubahan yang akan terjadi di banyak negara. Apa yang mungkin terjadi. Tadi saya bisik-bisik dengan Pak Jokowi, hati-hati ya Pak, kalau urusan untuk kelaparan itu sepertinya tidak, karena beliau resah urusan kelaparan, asal kita benar-benar fokus. Rakyat kita itu kalau dikomando itu bisa kok Pak. Jangan mikir beras. Semua apa yang ada yang bisa dimakan karena Bapak saya dari saya kecil bilang kalau saya makan nggak habis, kakak saya semua. Bilangnya gini, iku melas lho kalau yang sudah kamu ambil nggak kamu makan karena banyak rakyat miskin yang masih kelaparan, kelaparan, kelaparan.

Saya kemudian berpikir kenapa banyak terjadi stunting, tetapi yang saya khawatir, mungkin ini juga buat Pak Mahfud sebagai Menkopolhukam, nanti kalau orang lain yang sudah mulai kelaparan, Bapak sendiri bilang pada saya, negara yang mengalami kelaparan sudah berjumlah 46. Sekarang pertanyaan saya balik, melihat kita ini kaya raya, istilahnya kalau kita ini makan semangka, ada bijinya toh, lalu dibuang begitu saja, tumbuh. Kita ini kaya raya, tolong diinsafi. Kalau instruksi ibu suruh menanam tolong dilaksanakan dong. Tepuk tangannya sedikit karena saya tahu banyak yang belum melaksanakan padahal maksud saya kalau sudah hanya bisa ngamuk ke pemerintah. Kita ini gotong royong, padahal bisa. Harga pangan naik, ini tidak ada barang, seperti menanam cabe saja kok ribut dan saya di-bully. Waktu saya ngomong minyak goreng, di-bully to saya. Saya ketawa saja, padahal maksud saya kan memberikan alternatif. Masak itu tidak perlu menggunakan minyak goreng melulu, dibakar bisa, diungkep bisa, direbus bisa. Begitu saya dikatakan bahwa Ibu Megawati tidak ada empatinya, tidak melihat rakyat antre.

Maka seperti Lemhannas, sudah bagus-bagus dibuat oleh beliau untuk mendatangkan calon-calon pemimpin bangsa untuk bisa satu persepsi, lalu diajari geopolitik, gitu juga diubah. Ini saya suruh sekarang Bapak Andi Widjajanto, awas kalau nggak bikin seperti dulu lagi. Geopolitik itu perlu sekali, dengan perubahan cuaca seperti ini. Seperti pembangunan di Saudi Arabia dan di Uni Emirat Arab. Ini kan seperti bersaing, satunya MBS, satunya MBZ, padahal itu nama, tetapi saya ikutin. Dulu Abu Dhabi dibuat sebagai percontohann pertama, sekarang melompat ke Dubai, itu tidak kelihatan Arabnya.

Kenapa? Mereka dengan logic berpikir, kalau mereka mau mencari keuntungan dari minyak, untuk yang namanya fosil: batu bara, nikel, minyak, kalau negara lain tidak mau beli lalu mau buat apa. Maka sekarang kecenderungannya adalah go green, memperbaiki lingkungan. Mesti ada O2 yang banyak, maka saya suruh menanam pohon. Itu untuk apa, supaya menghasilkan yang namanya oksigen, CO2-nya diserap oleh pohon-pohon. Jadi jangan nanti Ibu katanya partai politik kok disuruh menanam-nanam, ini saya terangkan semua. Apa guna instruksi saya? Fosil pertambangan masuk ke go green-nya yang ramah lingkungan seperti matahari, angin, air. Ini sudah harus dipikirkan oleh yang pintar, di eksekutif.

Mau jadi gubernur, mau jadi bupati, mau jadi walikota, nek wis magrok-magrok, lali. Padahal untuk menaikkan PAD itu gimana? Coba angkat tangan tinggi atau berdiri. Eksekutif coba berdiri. Seluruh kepala daerah berdiri. Ini ada Pak Olly Dondokambey, dia seperti abu-abu karena gubernur iya, bendahara umum iya, DPP iya, dia bisa memilih mau yang mana. Bayangkan kamu itu otonomi daerah harusnya menaikkan PAD kamu itu yang paling riil. Ini ada Pak Azwar Anas. Sekarang dia jadi Menteri menggantikan Pak Tjahyo. Waktu dia saya suruh menjadi bupati di Banyuwangi, coba lihat dari saya kecil sampai saya tua dari saya ikut Bapak saya menyeberang naik kapal, sampai saya sendiri menyeberang, itu pantai padahal apik tetapi kok tidak dibuat apa-apa.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Hetifah Sjaifudian Apresiasi Kemenangan Timnas Indonesia Bantai Vietnam 3-0

Oleh

Fakta News
Hetifah Sjaifudian Apresiasi Kemenangan Timnas Indonesia Bantai Vietnam 3-0
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Foto : DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi kemenangan gemilang Timnas Indonesia dalam pertandingan tandang melawan Vietnam. Ia mengungkapkan bahwa kemenangan ini menjadi berkah dan kegembiraan di bulan puasa bagi seluruh rakyat Indonesia, serta juga membawa semangat bagi para pemain.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion My Dinh, Vietnam, Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan dengan skor 3-0 dengan gol yang tercipta berasal dari Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, dan Ramadhan Sananta. Para pemain berhasil menunjukkan performa maksimal di tengah keterbatasan waktu persiapan yang sangat singkat.

“Kemenangan yang diracik oleh Pelatih Shin Tae Yong di tengah keterbatasan waktu mempersiapkan Tim yang sangat singkat. Timnas Indonesia bisa menunjukan performa maksimal. Kita menikmati tontonan apik yang menghibur, dengan level permainan yang berbeda dari permainan sebelumnya,” kata Hetifah Sjaifudian melalui keterangan resmi yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (27/03/2024).

Lebih lanjut, kata Hetifah, juga mengingatkan tentang kejayaan Timnas Indonesia di masa lalu. Hal ini mengingat pada Piala Dunia 1986, saat itu Indonesia hampir berhasil lolos ke Meksiko sebelum dikalahkan oleh Korea Selatan.

“Tentunya kita sangat bersyukur dengan situasi ini. Berarti semakin dekat pada tujuan akhir untuk lolos fase grup, seperti yang pernah dicapai oleh Timnas Indonesia ketika diracik oleh Pelatih Sinyo Aliandoe dengan pemain di antaranya Kapten Team Hery Kiswanto pada PPD 1986,” ujarnya.

Meskipun bertanding di kandang lawan yang dikenal angker, Politisi Partai Golkar itu menilai bahwa Timnas Indonesia mampu tampil dengan percaya diri yang tinggi. Tak hanya itu, para pemain berhasil menunjukkan permainan yang berbeda dan menghibur, serta mampu mengatasi tekanan dari suporter lawan.

“Tentunya dengan kerendahan hati, bertanding di kandang macan Stadion My Dinh Vietnam yang dikenal angker, ternyata Timnas Indonesia tampil sangat percaya diri. Semoga level permainan ini terus bertahan sampai fase grup berakhir dan kita bisa lolos ke tahap berikutnya,” ucapnya.

Dengan demikian, Legislator Dapil Kalimantan Timur berharap melalui kemenangan ini, tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Timnas Indonesia, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Baginya, melalui prestasi gemilang ini dapat terus membangkitkan kebanggaan dan semangat nasionalisme di tengah masyarakat.

“Jalan masih terjal jangan berpuas diri, kita semua doakan selalu hasil terbaik buat Timnas kita. Kita selalu berikan dukungan terbaik untuk Timnas kita. IsnyaAllah pride (harga diri) Bangsa Indonesia selalu terjaga. Bravo sepakbola Indonesia,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Komisi XI: Pelaporan Dugaan Korupsi LPEI ke Kejaksaan Beri Efek Jera

Oleh

Fakta News
Komisi XI: Pelaporan Dugaan Korupsi LPEI ke Kejaksaan Beri Efek Jera
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi. Foto : DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi menilai pelaporan yang dilakukan Menteri Keuangan terkait kasus dugaan korupsi di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) merupakan langkah yang tepat. Menurutnya, langkah ini untuk memberikan efek jera bagi praktik patgulipat di LPEI yang seolah terus terulang.

“Kami menilai langkah Menteri Keuangan, Sri Mulyani menunjukkan keseriusan pemerintah agar proses pembiayaan ekspor benar-benar bisa meningkatkan volume ekspor Indonesia, bukan sekadar praktek hengky pengky antara oknum pejabat LPEI dan pihak ketiga sehingga memicu fraud yang merugikan keuangan negara,” ujar Fathan dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Pada Senin (18/3/2024) lalu Sri Mulyani bertandang ke Kejaksaan Agung untuk melaporkan temuan tim Kemenkeu terkait indikasi adanya fraud dalam kredit yang dikucurkan oleh LPEI. Sejumlah debitur diduga melakukan tindak pidana korupsi yang diduga menyebabkan kerugian negara hingga Rp2,5 triliun. Ada empat perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Keempat perusahaan tersebut bergerak dalam usaha sawit, nikel, batu bara, dan perkapalan.

Fathan mengungkapkan dugaan korupsi di LPEI dengan berbagai modus ibarat kaset rusak yang terus berulang. Politisi Fraksi PKB ini menyebut pada 2022 Kejagung pernah menetapkan tersangka kasus dugaan korupsi pembiayaan ekspor nasional oleh LPEI selama periode 2013-2019. Saat itu kerugian negara diperkirakan mencapai Rp2,6 triliun yang berasal dari kredit macet ke delapan grup usaha yang terdiri dari 27 perusahaan.

“BPK juga pernah melakukan pemeriksaan investigatif terkait kasus dugaan korupsi LPEI dan menemukan kerugian negara hingga puluhan miliar,” tambahnya.

Lebih lanjut, Fathan menyampaikan di antara modus yang paling sering terjadi adalah LPEI tidak menerapkan prinsip tata kelola yang baik saat mengucurkan kredit kepada calon debitur. LPEI seolah gampangan dalam menyalurkan kredit kepada pihak ketiga dan akibatnya terjadi kredit macet yang merugikan LPEI dan keuangan negara.

“Saat ditelusuri lebih dalam ternyata ada hengky pengky antara oknum LPEI dengan pengusaha atau eksportir sehingga penyaluran kredit tidak memenuhi unsur prudent,” ungkapnya.

Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan negara (BAKN) DPR RI ini pun mendukung upaya “bersih-bersih” sehingga LPEI kembali kepada khittah-nya. Menurutnya pembentukan LPEI awalnya untuk menciptakan ekosistem baik terhadap kegiatan ekspor produk-produk unggulan dalam negeri. Dengan LPEI, eksportir akan dibantu dari segi pembiayaan, penjaminan, dan asuransi.

“Namun faktanya seringkali proses penyaluran pembiayaan ini dilakukan secara serampangan bahkan minim pengawasan saat kredit telah dikucurkan. Maka saat ini kami menilai LPEI ini direformasi agar bisa kembali ke tujuan awal bisa mendorong iklim ekspor yang baik bagi produk unggulan Indonesia baik dari sektor UMKM maupun korporasi,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Workshop Kepemimpinan, Sekjen DPR Tekankan Pembinaan Disiplin Interpersonal di Era Parlemen Modern

Oleh

Fakta News
Workshop Kepemimpinan, Sekjen DPR Tekankan Pembinaan Disiplin Interpersonal di Era Parlemen Modern
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar foto bersama usai membuka workshop dengan tema "Pendekatan Kepemimpinan Situasional Dalam Rangka Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ruang Rapat KK II, Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2024). Foto : DPR RI

Jakarta – Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI melalui Bagian Manajemen Kinerja dan Informasi Aparatur Sipil Negara (ASN) dibawah Biro Sumber Daya Manusia Aparatur (SDMA) secara resmi menggelar kegiatan workshop dengan tema “Pendekatan Kepemimpinan Situasional Dalam Rangka Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)” di Ruang Rapat KK II, Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Dalam acara yang dihadiri segenap Pejabat JPT Madya, JPT Pratama, Administrator dan Pengawas itu, Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menyatakan disiplin merupakan pondasi utama dalam menjaga produktivitas sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021. Indra menekankan disiplin tidak hanya soal penjatuhan hukuman tapi juga pembinaan disiplin secara interpersonal.

“Kewenangan pemimpin dalam penegakan disiplin dimulai dari pemeriksaan hingga penjatuhan hukuman disiplin. Namun tidak semua pemimpin atau pejabat berwenang mampu melaksanakan penegakan disiplin dengan baik dan benar, karena penegakan disiplin bukan hanya terkait hukum pelanggaran disiplin tetapi juga pembinaan disiplin secara interpersonal,” ujar Indra saat pidato pembukaan.

Terlebih, di lingkup kerja yang kompleks serta dinamis seperti halnya di Setjen DPR RI, memerlukan adanya pembinaan disiplin secara khusus di tengah gagasan menuju Parlemen Modern dengan Work From Anywhere (WFA) yang mulai dikenal sejak era pandemi Covid.

Terkait hal itu, Indra mengungkapkan Setjen DPR RI menghadirkan solusi adanya berbagai gagasan perkantoran modern yang sedang terus dibangun di Kompleks Parlemen dalam mengakomodir WFA. Diantaranya mulai dari Kantin Demokrasi dengan fasilitas Wi-Fi hingga kedepannya konsep Ecopark di kawasan Taman Jantung Sehat yang desainnya kini masih dalam tahap menunggu finalisasi.

Kesemuanya itu, ungkap Indra, dalam mewujudkan PNS di lingkungan Setjen DPR RI yang berintegritas bermoral, profesional akuntabel sehingga dapat mendorong PNS untuk lebih produktif untuk menunjang karirnya di era Parlemen Modern yang akan akan terus diwujudkan kedepannya.

Dengan demikian, diharapkan skor indeks Survei Penilaian Integritas (SPI) Setjen DPR RI kedepannya dapat semakin meningkat secara  maksimal. Apalagi, ungkap Indra, SPI nantinya juga berkaitan dengan secara keseluruhan Reformasi Birokrasi (RB) yang akan terus dievaluasi setiap tahunnya.

Turut hadir segenap pejabat tinggi Setjen DPR RI antara lain Deputi Bidang Administrasi Sumariyandono, Pelaksana Harian (Plh) Inspektur Utama Furcony Putri Syakura dan Kepala Biro SDMA Asep Ahmad Saefuloh. Hadir pula narasumber dari Direktur Perundang-Undangan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Julia Leli Kurniati dan Analis Hukum Ahli Madya BKN Muhammad Syafiq.

Baca Selengkapnya