Diawali Infeksi Tenggoran dan Demam, Kenali Penyakit Jantung Rematik pada Masa Usia Sekolah Anak
Jakarta – Penyakit jantung rematik (PJR) merupakan salah satu penyakit bawaan, yang umumnya terjadi pada masa anak-anak atau usia sekolah. Namun baru bisa terdeteksi ketika pasien sudah berusia sekitar 20-30 tahun.
Dr. dr. Amiliana M Soeasanto, Sp. JP(K), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah menjelaskan penyakit jantung rematik itu sebenarnya berawal dari masa anak-anak.
“Mereka kalau terkena infeksi tenggorokan dengan kuman tertentu yang bernama Strepcoccus tipe A. Nah kuman itu akan menimbulkan suatu penyakit yang namanya demam rematik akut. Demam rematik akut itu adalah sebetulnya suatu jenis dari penyakit imunologis,” ujar Amilia dalam acara AFCC di kawasan ICE BSD City, Kamis, 19 September 2019.
Jadi kalau seorang anak terkena infeksi tenggorokan dengan kuman tadi dan kemudian timbul proses yang disebut dengan demam rematik akut, anak itu bisa (tidak selalu) lama-lama bisa terkena penyakit jantung rematik. jadi itu adalah suatu proses yang panjang, yang kronis,” tutur dr. Amilia.
Infeksi tenggorokan yang memicu penyakit jantung rematik sendiri bisa darimana saja penyebabnya. “Jadi ada predisposing factor dimana itu biasanya timbul pada anak-anak dengan sosio ekonomi yang rendah, yang rumahnya tinggal rapat-rapat, makanya dibilang itu adalah disease of poverty,” tambah dr. Amilia.
Untuk mendeteksinya, ada beberapa kriteria yang bisa dilihat oleh dokter atau ahli sehingga memang bagi orang awam cukup kesulitan untuk membedakannya dengan demam biasa.
“Demam rematik akut itu ada kriteria untuk diagnosisnya namanya kriteria jones. Kalau kebetulan anak itu datang ke dokter, dokter itu mengenali ada demam rematik akut pada anak itu tentu dokter bisa mengobatinya dan itu obatnya tidak susah, pasti dikasih antibiotik,” ujar dr. Amilia.
Cara pencegahannya sendiri, menurut dr. Amilia bisa dilakukan dengan melakukan pola hidup sehat.
“Sebenarnya sih mungkin daya tahan tubuhnya anak itu, kemudian higienitas lingkungan, itu yang mesti diperbaiki karena itu merupakan dasar,” terangnya.
Dia juga mengatakan, ada juga prevensi primer, di mana sebelum sakit sudah dicegah. Nah itu adalah higienitas lingkungan, anak, cara hidup, kemudian mungkin gizi yang bagus sehingga daya tahan tubuh lebih kuat.
“Kemudian kalau sudah terlanjur kena demam rematik akut, ada prevensi sekunder supaya tidak jadi penyakit jantung rematik. Supaya tidak berlanjut, nah prevensi sekunder itu yang diberikan suntik penisilin atau oral penisilin berkelanjutan sampai usia tertentu tergantung penyakitnya waktu awal,” tutupnya.
Yuch
BERITA
KAPT Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Dedie Rachim – Jenal Mutaqin di Pilkada Kota Bogor 2024
Jakarta – Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) mengucapkan selamat kepada pasangan Dedie A Rachim – Jenal Mutaqin yang telah berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bogor 2024 hasil hitung cepat terkini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) KAPT, Achmad Fachruddin, mengatakan kemenangan Dedie – Jenal merupakan kemenangan bagi warga Kota Bogor untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih baik lagi. Khususnya menata dan membangun Kota Bogor dengan memimpin pemerintahan yang tulus ikhlas, serta memimpin para birokrat dengan bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
“Semoga amanah yang diberikan warga Kota Bogor kepada Kang Dedie dan Kang Jenal bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN, taat pada konstitusi dan mampu mengelola keberagaman budaya sebagaimana cermin realitas penduduknya sebagai kekuatan jati diri bangsa yang tidak lagi dilemahkan apalagi dihilangkan,” tutur Achmad Fachruddin atau yang akrab disapa Kasino ini.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengarah KAPT, Ammarsjah, juga mengucapkan selamat kepada pasangan Dedie – Jenal. Ia menyampaikan dengan pengalaman dan rekam jejak yang dimiliki oleh Dedie A Rachim sebagai pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diharapkan dapat menghadirkan pemerintahan yang bersih dalam melayani warga Kota Bogor.
“Dengan rekam jejak dan pengalamannya sebagai pejabat KPK, saya harap Kang Dedie dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada warga dalam wilayah bebas korupsi atau WBK,” ucap Ammarsjah.
Selain itu Ammarsjah menitipkan pesan kepada pasangan Dedie – Jenal untuk terus amanah menjaga dan menjalankan konsensus bangsa, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.
“Sekali lagi selamat atas kememangan di Pilkada Kota Bogor. Selamat berjuang dan bekerja, semoga Kang Dedie dan Kang Jenal tetap teguh menjalankan mandat konsensus bangsa, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI & UUD 1945,” tutur Ammarsjah menambahkan.
BERITA
Menang Satu Putaran Pilgub DKI Jakarta 2024, KAPT Ucapkan Selamat kepada Pramono Anung – Rano Karno
Jakarta – Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) mengucapkan selamat kepada pasangan Pramono Anung (Mas Pram) – Rano Karno (Bang Doel) yang telah berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur DKI Jakarta 2024 dalam satu putaran.
Koordinator Nasional KAPT, Bambang J Pramono mengatakan kemenangan Pramono Anung – Rano Karno merupakan amanah warga Jakarta untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih baik lagi.
“Semoga amanah yang diberikan warga DKI Jakarta kepada Mas Pram dan Bang Doel bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, taat pada konstitusi dan mampu mengelola keberagaman budaya sebagaimana cermin realitas penduduknya sebagai kekuatan jati diri bangsa yang tidak lagi dilemahkan apalagi dihilangkan,” tutur Bambang J Pramono yang akrab disapa Gembos ini.
Selain itu Banbang menilai kemenangan satu putaran ini cermin kelompok Mas Pram – Bang Doel yang tetap kritis ditengah situasi Pilkada Serentak 2024 yang masih diwarnai upaya pembegalan demokrasi dengan adanya intervensi untuk merubah UU Pilkada sebagaimana terjadi dalam Pilpres 2024 dengan perubahan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang inkonstitusional.
“Kita patut bersyukur Pilkada Serentak 2024 telah berlangsung. Walaupun kualitas pelaksanaannya saat ini masih terdapat banyak kekurangan terutama praktek tidak netral dari aparat yang terjadi di banyak daerah,” ucapnya.
“Selamat berjuang dan bekerja, semoga mas Pram – Bang Doel tetap teguh menjalankan mandat konsensus bangsa, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI & UUD 1945,” pungkas Bambang menambahkan.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.