Connect with us
Cerita Pendek

Rosario dari Gilisempang

illustrasi: demasiadomar

Oleh Nila Oktaningrum

 

+ Aku mencuri rosario berwarna biru dari gerejamu…bersama gadis-gadis lainnya.

Dulu,  waktu perayaan Misa  Ekaristi pertama di Gereja sekolah kita.
Aku yang menyimpan nya di saku rok seragamku. Apakah Tuhanmu akan marah?
(suara tawa yg lembut dan renyah membuat mata sipit lelaki  itu semakin menghilang)

– Tentu saja Tuhanku akan segera mengampuni. Aku rasa Tuhanmu pun akan berbuat yang sama, karena kita masih kanak-kanak.. masih remaja belia.

+ Kami gadis-gadis non-katolik  yang tidak ikut ritual misa kalian, asik bercanda di barisan bangku belakang Gereja, dan bertaruh siapa yang paling berani mencuri rosario terindah di Gereja..

Pilihan mereka  jatuh padaku…

– Pastor kami mengetahuinya.. Bukankah para suster akhirnya “menghukum”mu saat itu?

Meski kau tak diberitau mengapa kau diberi tugas menyulam dan berdoa selama seminggu…?

(Gigi gingsul nya nampak manis saat dia tertawa kecil)

+ Bagaimana kau tau? Bukankah itu dirahasiakan di sekolah? Aku menghabiskan berjam- jam waktu sepulang sekolah di beranda susteran dengan menghayati belajar  menyulam dan merajut dalam diam. Suster  Bernadhette menyuruhku berdoa dalam hati.

Aku kemudian belajar merajut  sambil bertasbih, bertahmid dan bertakbir, karena aku tak pandai berdoa…

(Perempuan itu tertunduk, sambil membenahi lipatan kerudung hijau  mudanya)

+ Aku tau.. Karena begitulah cara kami ‘dihukum’… Kau begitu beruntung mendapati sendiri saat-saat  teduhmu di susteran saat usiamu demikian belia…

(Tangan lelaki  itu terangkat akan menyentuh ujung kerudung kekasihnya, namun diurungkan kembali)

– Tuhanku pasti marah besar waktu itu, agamaku melarang kami merusak tempat peribadatan agama lain, juga jelas2 kami dilarang mencuri.. Jika usia dewasa, di negara seberang, aku sudah kehilangan tanganku karena tindakan memalukan tersebut. Mereka akan menghukum pencurian dengan menghilangkan tangan.

(Ia mengedikkan bahu krn merasa tidak nyaman dan gelisah…)

– Apakah kau tidak lebih takut saat ini…?
(ia mencari cari jawaban di wajah kekasihnya..)

+ Aku takut..

– Namun mengapa kau datang juga menjawab kerinduanku ke bangku taman ini..?
(Airmata mulai merebak saat perempuan ini  tercekat menjawab)

+ Aku tidak pernah berhenti mencintaimu…sejak mereka mentertawakan cinta kita sebagai cinta monyet.. Hingga detik ini.. Saat usia kita tak lagi muda.. Aku tidak pernah bisa menemukan cinta seperti ini…

Suara anak-anak  bermain bola di kejauhan, deru motor dan mobil di jalan raya, tiba-tiba demikian jelas dalam keheningan…

Deretan kebun anggrek milik petani berselingan dengan sederet perumahan mewah.. Yang dulunya adalah kebun-kebun sayur milik penduduk asli.

Mereka berdua menghela nafas…

– Apakah kau  ingat kita bersepeda menyebrangi sungai kecil, kebun-kebun bayam dan selada
Di seberang  sekolah kita? Lalu menuju saung di ujung ladang di bawah pohon Asam Jawa..?

+ Ya aku ingat… Rok sekolahku kotor, dan basah terkena air  solokan penyiram sayuran…

Aku tak mungkin lupa, karena itu adalah kali pertama kita bergenggaman tangan..
(Suara gugup dan malu terdengar jelas..)

Lelaki itu merapatkan duduknya dan menghadapkan wajahnya pada kekasihnya..
– Berapa usia kita waktu itu? Muda sekali ya… 13 atau 14 tahun? Aku terpaksa menggenggam tanganmu karena kau ketakutan dan akan menangis..

Rok mu basah dan seragam sekolahmu kotor kena lumpur.

+ Sungguh ganjil memikirkan bahwa hal-hal sepele dan sangat sederhana bisa membuat ketakutan seorang anak. Yaa aku sangat takut waktu itu, aku takut guru-guru dan Suster  Kepala memergoki kita, dan aku takut kena marah ibuku..

– Akupun ketakutan waktu itu.. Jika kita terlihat berdua di dangau, kita akan dihukum berat di sekolah, dan kau akan dipukuli lagi oleh ibumu..

(Kali ini diberanikan nya tangannya mengusap lembut bahu kekasihnya..)

Ia beringsut..menjauh, karena kaget dengan sentuhan halus tiba-tiba dari  kekasihnya, namun hatinya tak bisa berbohong.. Puluhan tahun tidak membuat ia kebal pada sentuhan kekasihnya. Selalu setiap kali mereka bersentuhan, dadanya dipenuhi gelombang pasang samudera saat purnama,

batinnya bergetar….
Ia memejamkan mata, menguatkan hati dan memohon kekuatan bagi kerapuhannya…

Angin lembab mengisi ruang-ruang diantara pepohononan di taman itu..
Di seberang mereka nampak Gereja Sekolah mereka dulu.
Di Kampung Gilisampeng Tempat mereka kini kembali bertemu

Seekor kupu2 bergoyang mengikuti helaan bunga cosmos yg tertiup angin ringan…

– Aku memintamu datang utk berpamitan..

Aku ingin mengucapkan selamat tinggal..
(Lirih suaranya menyebabkan lelaki itu seperti mengeluarkan nada yang ganjil….oh atau apakah itu suara tertahan dari seorang lelaki yang akan menangis?)

+ Apa maksudmu..?
(Dengan gelisah ia memberanikan diri memandang wajah kekasihnya)

Setiap tahun sejak mereka berpisah sekolah, taman ini menjadi tempat pertemuan mereka.. perjalanan hidup yang memisahkan mereka, membuat perjumpaan kian sulit dan perlahan menyurut menjadi perjumpaan setiap tahun yang mereka nanti-nantikan.
sekali dalam setahun, mereka akan mencari alasan agar bisa datang dan bertemu disini.

Di Kota masa kanak-kanak mereka dibesarkan.
Setiap sore di Tahun Baru Masehi.
Bangku taman ini telah berganti model, letak, warna dan corak berkali kali..
Namun keduanya setia datang menepati janji masing2..

– Kasih..Aku tidak mungkin bertahan disini..aku harus pergi.. Usiaku tak lagi muda.. Aku tak pernah berhasil menemukan hidupku  sampai saat ini…aku harus berusaha mencari jalanku sendiri.
(Ia menghela nafas dengan berat)

Terisak-isak dalam airmata yang hangat menderas, Ia beringsut kembali mendekat pada lelaki  yang sangat dikasihinya…
beban di dadanya demikian berat, ia merasa bersalah,
ia merasa menjadi penyebab kedukaan…

+ Sayang…aku tau betapa egoisnya aku.. Mencari dan menemukan hidupku sendiri.. Meski terhempas dan terus bertahan..
Bersikeras memilih jalanku..
Tidak berjalan di sisimu…

+ Namun mengapakah Dia tidak mencabut saja kehadiran Cinta dalam hatiku padamu?
Mengapa cintaku padamu tak kunjung padam?
Apakah dayaku? Dapatkah kita membunuh perasaan paling utama yang mempengaruhi hidup kita sebagai manusia? Dapatkah kita membunuh cinta..?

Sore yang tiba-tiba sunyi…

Lelaki itu menangkupkan kedua tangannya pada wajah. Kedua tangannya tampak lebih putih dari biasanya…

– Kasih.. Jika aku sanggup membunuh cinta yang ada di hatiku dan hatimu, aku akan melakukannya, aku akan membunuh cintaku dan  cintamu sekaligus…,
agar engkau terbebas dari derita ini..
Dan biarkan setelah itu aku mati karena seluruh jiwaku telah ikut tercabut besama cinta kita..
Tapi aku seorang pengecut..

– Aku tak bisa membunuh cintaku padamu..
Ratusan atau ribuan orang pernah melewati jalan takdir yang kini kita lewati ini.
Mereka yang  memilih bersama
Mereka yang memilih berpisah
Mereka yang memilih berdamai dengan jalan mereka masing-masing

kita tidak memilih satupun..

Perempuan itu mengangkat wajahnya, menatap kekasihnya dengan hampa melalui bola mata yang sayu dan kelelahan..
(Dulu mata itu demikian berkilau cemerlang penuh harapan)

+ Sayangku..Apakah tahun demi tahun yang kita habiskan dalam cinta yang absurd ini bukan merupakan dosa pada diri kita sendiri…?
Maafkan aku tak bisa mengikutimu..
Meski cintaku padamu membuatku tak ingin hidup lebih lama
Namun cintaku padaNya yang menyalakan harapan
Bahwa kelak aku akan meminta padaNya,
Agar mengijinkanmu menemaniku meski hanya sesaat  di Surga..

– Apakah Surgamu menerima aku? Aku pendosa yg tinggal di nerakamu… Dan engkau jiwa yang harus melewati api pensucian di neraka-ku..
Surgaku akan menolakmu
Seperti hal nya Surgamu menolak aku…
(Senyum pahit itu bukan yang pertama mereka perlihatkan)

+ Apakah Tuhan boleh digugat? Bukankah Dia Maha Adil dan Maha Pembela..?
Jika aku taat dan takwa padaNya, kelak aku tidak meminta apa-apa padaNya di akhirat..
kecuali hari-hari bersamamu, mereguk semua bejana cinta kemudian setelah itu
aku rela menjadi tiada..
Aku tidak tertarik pada taman keabadian, tanpamu serta di dalamnya..

– Menurutmu, Tuhan siapakahkah yang telah mengutuk kita dengan cinta yang begini perih? Hingga kita tak berdaya menjalani hidup tanpanya?

+ menurutku, Tuhan yang manakah yang berbaik hati, meminjamkan kita sedikit dari Cinta milikNya di hati kita? Hingga demikian tak berdayanya kita menjalani hidup tanpanya..?

Keduanya kembali diam…

Ketika perlahan kedua tangan saling mencari dalam genggaman..
Semua perjalanan derita,
Sesaat  seolah sirna
Kelembutan
Kehangatan
Aliran darah bersorak ria berlarian di pembuluh semesta ..
Pengakuan
Penyatuan

Lelaki  itu yang pertama mengeratkan genggaman..
Seolah melalui jaringan kulit  manusia yang tipis, pembuluh darah yang bersilangan dan jutaan dendrit yang mengembara, mereka saling bicara dan menyatukan cinta..

– Aku menyerah, Kasih..
Aku tak sanggup bertahan dalam jalan penuh kutukan ini..
Kita tak mungkin bersama di dunia..
Aku pun meragukan kita akan bersama si Surga..
Mungkin Tuhan kita tengah bertanding, masing-masing menguji bidaknya yang paling kuat untuk  keluar sebagai pemenang.
Mungkin kini  Tuhanmu yang menang
Karena aku tak sanggup melanjutkan  permainan…

Tertegun dan kaget dengan kata-kata kekasihnya yang demikian pahit, ia membalas erat genggaman tangan kekasihnya..
(Sekali ini saja…oh Tuhan sekali ini saja..)

+ Tidak..tidak… Dengarkan aku Sayang.. Dengarkan aku…
Apakah kau tidak mau merenungkan, bahwa ada kemungkinan bahwa Tuhan kita adalah sama…?
Jika Dia meminjamkan sekerat  CintaNya padaku, yang demikian serupa sebanding dan seberat  dengan keratan yg Dia berikan pada hatimu, bukankah lebih mungkin Ia adalah Tuhan yang sama…?

Suara titik-titik  air hujan yang perlahan turun satu satu sebutir demi sebutir menyentuh bangku kayu dan dedaunan…Membuat  keduanya menengadah ke langit dan menyadari,  pertanda waktu yang sempit yang mereka nikmati harus segera usai..

– Pilihan manapun bagi kita… Selama kita bertahan di jalan kita masing masing, kita tak akan bahagia… ini adalah tahun ke 20 bagi kita bersama dalam perzinahan batin yang menyiksa…
Aku memutuskan untuk pergi, biarkan titian  tak berujung ini patah…
menenggelamkan aku bersama seluruh cintaku…

+ Apakah kepergianmu akan membuatmu mati dan melupakan aku…?

– Aku tidak tau…
Sungguh tidak tau
Kepergianku adalah juga bukti cintaku pada Tuhanku.
Dia mengorbankan segalanya bagiku dan bagi seluruh manusia…
Dia menerima penghinaan, derita, siksaan tak terperi
dan penyaliban..
PenebusanNya terasa terlalu berat buatku,
aku malu menanggungkan semuanya seumur hidupku..
Aku akan mengabdikan jiwaku yang kotor ini melalui ziarah abadi di jalanNya..

+ Apakah itu artinya kita tak akan pernah bertemu lagi?

– Ya Kasih…berat sekali harus kusampaikan inilah pilihanku, aku tak akan bisa lagi menatap matamu yang selalu penuh cinta…

+ Apakah kau akan pergi jauh?

– Ya aku pergi sejauh yang aku bisa… Agar aku bisa menjalani  penebusanku sendiri…
Aku berdoa, perjalanan ziarahku akan cukup bagi penebusan dosa kita berdua.

Hening…

+ Aku berharap cintaku mati dengan kepergianmu..
Aku berharap jiwaku juga mati dengan kepergianmu..
Aku berharap pinjaman cinta ini terlunasi dan aku akan menanti saat terakhirku menagih janji pada Tuhanku..
(Nada getir dalam suaranya jauh lebih mengiris, seolah suara malaikat yang kecewa)

Lelaki itu menahan pedih hatinya mendengar kata-kata kekasihnya…
jantungnya seolah ditikam belati setan, lagi dan lagi…

Tetes hujan mulai berkeretak
Butiran air yang memecah senja…

Perlahan ia mengambil seuntai manik-manik  gemerlapan dari sakunya,
Sebuah rosario biru muda..

Kekasihnya terbelalak melihatnya…

– Rosariomu sangat mirip dengan yang kucuri di Gerejamu, ketika kita bersekolah…

+ ini memang “rosariomu”

– Maksudmu…?

+ Aku memilikinya sejak hari kau mengembalikan rosario ini ke Kapel Sekolah…
Selama lebih dari 20 tahun aku menggunakannya untuk berdoa..

Menderaskan Salam  Maria dari pagi ke pagi
Agar Dia mengubah jalanmu, mengikuti jalanku..
Namun aku kini paham,
Jalanmu tidak bersamaku..
Bukan bersamaku..

Lelaki itu kemudian membuka tangan kekasihnya,
Meletakkan untaian manik-manik penuntun  doa itu di telapak tangan perempuan yang tidak pernah sekalipun berhenti dicintainya.

– Sekarang ia menjadi milikmu. Aku menitipkan untaian doa ini padamu.
Jagalah…
Hingga hari akhir mempertemukan kita
Aku mencintaimu. Selalu.

(Tetesan airmata tanpa suara).

+ Apakah Tuhanmu tak akan marah..?

(Lelaki itu tertawa kecil penuh perih).

– Tentu saja Dia tak akan marah… Kurasa Tuhanmu pun tak akan marah… Kita terlalu tua untuk kena marah..

(Canda yang getir lagi, batin mereka berdua)

+ Aku mau dipeluk…
(Bagai suara  malaikat menangis)
Perempuan itu bangkit terlalu segera dari bangku taman

Lelaki itu terkejut…
ia berdiri lalu memeluk erat kekasihnya…
Hujan menderas

– Kasih… Aku tak ingin melukai keyakinanmu.. Menodai Cintamu pada Tuhanmu..
Maafkan aku..

Perempuan itu lalu menjatuhkan dirinya dalam  pelukan sang kekasih…
(Tuhan… Oh Tuhan…
Bertahun kujaga kesucianku, agar aku dapat menagih janji di hari akhir..
Agar aku dapat mencicipi sehari  bersamanya kelak tanpa murkaMu…
Namun kini kukembalikan potongan cinta yang Kau pinjamkan padaku
karena aku tak sanggup menanggungnya hingga akhir hayatku..
Ijinkan aku menjadi malaikat yang berkhianat selama semenit dalam pelukan kekasihku…)

Suara anak-anak di kejauhan berlarian pulang karena hujan..
Suara geretak hujan di atap-atap rumah dan di pepohonan,
Langkah kaki orang orang yang berderap menghindari hujan.
Klakson mobil dan deru motor di  jalan raya ujung kampung.

Semua terdengar bagai suara mimpi dan musik yang tanpa komposisi..

Keduanya tetap erat berpelukan

Di deras hujan keduanya meneteskan air mata..

Tak mungkin denyut bahagia dan perih yang menyatu demikian bertubi tubi di dada mereka,  hadir  tanpa campur tangan Tuhan..

Kutukan atau Pinjaman..
Mereka sudah tak lagi peduli

Surga atau neraka,  mereka tak mau bertanya

Yang mereka yakini,
Surga mereka hadir
Meski hanya sesaat
Di taman yang terlantar
Di deras hujan yang mengaburkan pandangan
Di kampung yang sederhana
Dan entah mengapa
Mereka sangat yakin
Tuhan tengah tersenyum
melihat mereka…
Tuhan yang mana
Tuhan punya siapa
Mereka tak lagi bertanya…

¤ Gilisampeng, 22 Oktober 1991.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya