Connect with us
Cerita Pendek

Rosario dari Gilisempang

illustrasi: demasiadomar

Oleh Nila Oktaningrum

 

+ Aku mencuri rosario berwarna biru dari gerejamu…bersama gadis-gadis lainnya.

Dulu,  waktu perayaan Misa  Ekaristi pertama di Gereja sekolah kita.
Aku yang menyimpan nya di saku rok seragamku. Apakah Tuhanmu akan marah?
(suara tawa yg lembut dan renyah membuat mata sipit lelaki  itu semakin menghilang)

– Tentu saja Tuhanku akan segera mengampuni. Aku rasa Tuhanmu pun akan berbuat yang sama, karena kita masih kanak-kanak.. masih remaja belia.

+ Kami gadis-gadis non-katolik  yang tidak ikut ritual misa kalian, asik bercanda di barisan bangku belakang Gereja, dan bertaruh siapa yang paling berani mencuri rosario terindah di Gereja..

Pilihan mereka  jatuh padaku…

– Pastor kami mengetahuinya.. Bukankah para suster akhirnya “menghukum”mu saat itu?

Meski kau tak diberitau mengapa kau diberi tugas menyulam dan berdoa selama seminggu…?

(Gigi gingsul nya nampak manis saat dia tertawa kecil)

+ Bagaimana kau tau? Bukankah itu dirahasiakan di sekolah? Aku menghabiskan berjam- jam waktu sepulang sekolah di beranda susteran dengan menghayati belajar  menyulam dan merajut dalam diam. Suster  Bernadhette menyuruhku berdoa dalam hati.

Aku kemudian belajar merajut  sambil bertasbih, bertahmid dan bertakbir, karena aku tak pandai berdoa…

(Perempuan itu tertunduk, sambil membenahi lipatan kerudung hijau  mudanya)

+ Aku tau.. Karena begitulah cara kami ‘dihukum’… Kau begitu beruntung mendapati sendiri saat-saat  teduhmu di susteran saat usiamu demikian belia…

(Tangan lelaki  itu terangkat akan menyentuh ujung kerudung kekasihnya, namun diurungkan kembali)

– Tuhanku pasti marah besar waktu itu, agamaku melarang kami merusak tempat peribadatan agama lain, juga jelas2 kami dilarang mencuri.. Jika usia dewasa, di negara seberang, aku sudah kehilangan tanganku karena tindakan memalukan tersebut. Mereka akan menghukum pencurian dengan menghilangkan tangan.

(Ia mengedikkan bahu krn merasa tidak nyaman dan gelisah…)

– Apakah kau tidak lebih takut saat ini…?
(ia mencari cari jawaban di wajah kekasihnya..)

+ Aku takut..

– Namun mengapa kau datang juga menjawab kerinduanku ke bangku taman ini..?
(Airmata mulai merebak saat perempuan ini  tercekat menjawab)

+ Aku tidak pernah berhenti mencintaimu…sejak mereka mentertawakan cinta kita sebagai cinta monyet.. Hingga detik ini.. Saat usia kita tak lagi muda.. Aku tidak pernah bisa menemukan cinta seperti ini…

Suara anak-anak  bermain bola di kejauhan, deru motor dan mobil di jalan raya, tiba-tiba demikian jelas dalam keheningan…

Deretan kebun anggrek milik petani berselingan dengan sederet perumahan mewah.. Yang dulunya adalah kebun-kebun sayur milik penduduk asli.

Mereka berdua menghela nafas…

– Apakah kau  ingat kita bersepeda menyebrangi sungai kecil, kebun-kebun bayam dan selada
Di seberang  sekolah kita? Lalu menuju saung di ujung ladang di bawah pohon Asam Jawa..?

+ Ya aku ingat… Rok sekolahku kotor, dan basah terkena air  solokan penyiram sayuran…

Aku tak mungkin lupa, karena itu adalah kali pertama kita bergenggaman tangan..
(Suara gugup dan malu terdengar jelas..)

Lelaki itu merapatkan duduknya dan menghadapkan wajahnya pada kekasihnya..
– Berapa usia kita waktu itu? Muda sekali ya… 13 atau 14 tahun? Aku terpaksa menggenggam tanganmu karena kau ketakutan dan akan menangis..

Rok mu basah dan seragam sekolahmu kotor kena lumpur.

+ Sungguh ganjil memikirkan bahwa hal-hal sepele dan sangat sederhana bisa membuat ketakutan seorang anak. Yaa aku sangat takut waktu itu, aku takut guru-guru dan Suster  Kepala memergoki kita, dan aku takut kena marah ibuku..

– Akupun ketakutan waktu itu.. Jika kita terlihat berdua di dangau, kita akan dihukum berat di sekolah, dan kau akan dipukuli lagi oleh ibumu..

(Kali ini diberanikan nya tangannya mengusap lembut bahu kekasihnya..)

Ia beringsut..menjauh, karena kaget dengan sentuhan halus tiba-tiba dari  kekasihnya, namun hatinya tak bisa berbohong.. Puluhan tahun tidak membuat ia kebal pada sentuhan kekasihnya. Selalu setiap kali mereka bersentuhan, dadanya dipenuhi gelombang pasang samudera saat purnama,

batinnya bergetar….
Ia memejamkan mata, menguatkan hati dan memohon kekuatan bagi kerapuhannya…

Angin lembab mengisi ruang-ruang diantara pepohononan di taman itu..
Di seberang mereka nampak Gereja Sekolah mereka dulu.
Di Kampung Gilisampeng Tempat mereka kini kembali bertemu

Seekor kupu2 bergoyang mengikuti helaan bunga cosmos yg tertiup angin ringan…

– Aku memintamu datang utk berpamitan..

Aku ingin mengucapkan selamat tinggal..
(Lirih suaranya menyebabkan lelaki itu seperti mengeluarkan nada yang ganjil….oh atau apakah itu suara tertahan dari seorang lelaki yang akan menangis?)

+ Apa maksudmu..?
(Dengan gelisah ia memberanikan diri memandang wajah kekasihnya)

Setiap tahun sejak mereka berpisah sekolah, taman ini menjadi tempat pertemuan mereka.. perjalanan hidup yang memisahkan mereka, membuat perjumpaan kian sulit dan perlahan menyurut menjadi perjumpaan setiap tahun yang mereka nanti-nantikan.
sekali dalam setahun, mereka akan mencari alasan agar bisa datang dan bertemu disini.

Di Kota masa kanak-kanak mereka dibesarkan.
Setiap sore di Tahun Baru Masehi.
Bangku taman ini telah berganti model, letak, warna dan corak berkali kali..
Namun keduanya setia datang menepati janji masing2..

– Kasih..Aku tidak mungkin bertahan disini..aku harus pergi.. Usiaku tak lagi muda.. Aku tak pernah berhasil menemukan hidupku  sampai saat ini…aku harus berusaha mencari jalanku sendiri.
(Ia menghela nafas dengan berat)

Terisak-isak dalam airmata yang hangat menderas, Ia beringsut kembali mendekat pada lelaki  yang sangat dikasihinya…
beban di dadanya demikian berat, ia merasa bersalah,
ia merasa menjadi penyebab kedukaan…

+ Sayang…aku tau betapa egoisnya aku.. Mencari dan menemukan hidupku sendiri.. Meski terhempas dan terus bertahan..
Bersikeras memilih jalanku..
Tidak berjalan di sisimu…

+ Namun mengapakah Dia tidak mencabut saja kehadiran Cinta dalam hatiku padamu?
Mengapa cintaku padamu tak kunjung padam?
Apakah dayaku? Dapatkah kita membunuh perasaan paling utama yang mempengaruhi hidup kita sebagai manusia? Dapatkah kita membunuh cinta..?

Sore yang tiba-tiba sunyi…

Lelaki itu menangkupkan kedua tangannya pada wajah. Kedua tangannya tampak lebih putih dari biasanya…

– Kasih.. Jika aku sanggup membunuh cinta yang ada di hatiku dan hatimu, aku akan melakukannya, aku akan membunuh cintaku dan  cintamu sekaligus…,
agar engkau terbebas dari derita ini..
Dan biarkan setelah itu aku mati karena seluruh jiwaku telah ikut tercabut besama cinta kita..
Tapi aku seorang pengecut..

– Aku tak bisa membunuh cintaku padamu..
Ratusan atau ribuan orang pernah melewati jalan takdir yang kini kita lewati ini.
Mereka yang  memilih bersama
Mereka yang memilih berpisah
Mereka yang memilih berdamai dengan jalan mereka masing-masing

kita tidak memilih satupun..

Perempuan itu mengangkat wajahnya, menatap kekasihnya dengan hampa melalui bola mata yang sayu dan kelelahan..
(Dulu mata itu demikian berkilau cemerlang penuh harapan)

+ Sayangku..Apakah tahun demi tahun yang kita habiskan dalam cinta yang absurd ini bukan merupakan dosa pada diri kita sendiri…?
Maafkan aku tak bisa mengikutimu..
Meski cintaku padamu membuatku tak ingin hidup lebih lama
Namun cintaku padaNya yang menyalakan harapan
Bahwa kelak aku akan meminta padaNya,
Agar mengijinkanmu menemaniku meski hanya sesaat  di Surga..

– Apakah Surgamu menerima aku? Aku pendosa yg tinggal di nerakamu… Dan engkau jiwa yang harus melewati api pensucian di neraka-ku..
Surgaku akan menolakmu
Seperti hal nya Surgamu menolak aku…
(Senyum pahit itu bukan yang pertama mereka perlihatkan)

+ Apakah Tuhan boleh digugat? Bukankah Dia Maha Adil dan Maha Pembela..?
Jika aku taat dan takwa padaNya, kelak aku tidak meminta apa-apa padaNya di akhirat..
kecuali hari-hari bersamamu, mereguk semua bejana cinta kemudian setelah itu
aku rela menjadi tiada..
Aku tidak tertarik pada taman keabadian, tanpamu serta di dalamnya..

– Menurutmu, Tuhan siapakahkah yang telah mengutuk kita dengan cinta yang begini perih? Hingga kita tak berdaya menjalani hidup tanpanya?

+ menurutku, Tuhan yang manakah yang berbaik hati, meminjamkan kita sedikit dari Cinta milikNya di hati kita? Hingga demikian tak berdayanya kita menjalani hidup tanpanya..?

Keduanya kembali diam…

Ketika perlahan kedua tangan saling mencari dalam genggaman..
Semua perjalanan derita,
Sesaat  seolah sirna
Kelembutan
Kehangatan
Aliran darah bersorak ria berlarian di pembuluh semesta ..
Pengakuan
Penyatuan

Lelaki  itu yang pertama mengeratkan genggaman..
Seolah melalui jaringan kulit  manusia yang tipis, pembuluh darah yang bersilangan dan jutaan dendrit yang mengembara, mereka saling bicara dan menyatukan cinta..

– Aku menyerah, Kasih..
Aku tak sanggup bertahan dalam jalan penuh kutukan ini..
Kita tak mungkin bersama di dunia..
Aku pun meragukan kita akan bersama si Surga..
Mungkin Tuhan kita tengah bertanding, masing-masing menguji bidaknya yang paling kuat untuk  keluar sebagai pemenang.
Mungkin kini  Tuhanmu yang menang
Karena aku tak sanggup melanjutkan  permainan…

Tertegun dan kaget dengan kata-kata kekasihnya yang demikian pahit, ia membalas erat genggaman tangan kekasihnya..
(Sekali ini saja…oh Tuhan sekali ini saja..)

+ Tidak..tidak… Dengarkan aku Sayang.. Dengarkan aku…
Apakah kau tidak mau merenungkan, bahwa ada kemungkinan bahwa Tuhan kita adalah sama…?
Jika Dia meminjamkan sekerat  CintaNya padaku, yang demikian serupa sebanding dan seberat  dengan keratan yg Dia berikan pada hatimu, bukankah lebih mungkin Ia adalah Tuhan yang sama…?

Suara titik-titik  air hujan yang perlahan turun satu satu sebutir demi sebutir menyentuh bangku kayu dan dedaunan…Membuat  keduanya menengadah ke langit dan menyadari,  pertanda waktu yang sempit yang mereka nikmati harus segera usai..

– Pilihan manapun bagi kita… Selama kita bertahan di jalan kita masing masing, kita tak akan bahagia… ini adalah tahun ke 20 bagi kita bersama dalam perzinahan batin yang menyiksa…
Aku memutuskan untuk pergi, biarkan titian  tak berujung ini patah…
menenggelamkan aku bersama seluruh cintaku…

+ Apakah kepergianmu akan membuatmu mati dan melupakan aku…?

– Aku tidak tau…
Sungguh tidak tau
Kepergianku adalah juga bukti cintaku pada Tuhanku.
Dia mengorbankan segalanya bagiku dan bagi seluruh manusia…
Dia menerima penghinaan, derita, siksaan tak terperi
dan penyaliban..
PenebusanNya terasa terlalu berat buatku,
aku malu menanggungkan semuanya seumur hidupku..
Aku akan mengabdikan jiwaku yang kotor ini melalui ziarah abadi di jalanNya..

+ Apakah itu artinya kita tak akan pernah bertemu lagi?

– Ya Kasih…berat sekali harus kusampaikan inilah pilihanku, aku tak akan bisa lagi menatap matamu yang selalu penuh cinta…

+ Apakah kau akan pergi jauh?

– Ya aku pergi sejauh yang aku bisa… Agar aku bisa menjalani  penebusanku sendiri…
Aku berdoa, perjalanan ziarahku akan cukup bagi penebusan dosa kita berdua.

Hening…

+ Aku berharap cintaku mati dengan kepergianmu..
Aku berharap jiwaku juga mati dengan kepergianmu..
Aku berharap pinjaman cinta ini terlunasi dan aku akan menanti saat terakhirku menagih janji pada Tuhanku..
(Nada getir dalam suaranya jauh lebih mengiris, seolah suara malaikat yang kecewa)

Lelaki itu menahan pedih hatinya mendengar kata-kata kekasihnya…
jantungnya seolah ditikam belati setan, lagi dan lagi…

Tetes hujan mulai berkeretak
Butiran air yang memecah senja…

Perlahan ia mengambil seuntai manik-manik  gemerlapan dari sakunya,
Sebuah rosario biru muda..

Kekasihnya terbelalak melihatnya…

– Rosariomu sangat mirip dengan yang kucuri di Gerejamu, ketika kita bersekolah…

+ ini memang “rosariomu”

– Maksudmu…?

+ Aku memilikinya sejak hari kau mengembalikan rosario ini ke Kapel Sekolah…
Selama lebih dari 20 tahun aku menggunakannya untuk berdoa..

Menderaskan Salam  Maria dari pagi ke pagi
Agar Dia mengubah jalanmu, mengikuti jalanku..
Namun aku kini paham,
Jalanmu tidak bersamaku..
Bukan bersamaku..

Lelaki itu kemudian membuka tangan kekasihnya,
Meletakkan untaian manik-manik penuntun  doa itu di telapak tangan perempuan yang tidak pernah sekalipun berhenti dicintainya.

– Sekarang ia menjadi milikmu. Aku menitipkan untaian doa ini padamu.
Jagalah…
Hingga hari akhir mempertemukan kita
Aku mencintaimu. Selalu.

(Tetesan airmata tanpa suara).

+ Apakah Tuhanmu tak akan marah..?

(Lelaki itu tertawa kecil penuh perih).

– Tentu saja Dia tak akan marah… Kurasa Tuhanmu pun tak akan marah… Kita terlalu tua untuk kena marah..

(Canda yang getir lagi, batin mereka berdua)

+ Aku mau dipeluk…
(Bagai suara  malaikat menangis)
Perempuan itu bangkit terlalu segera dari bangku taman

Lelaki itu terkejut…
ia berdiri lalu memeluk erat kekasihnya…
Hujan menderas

– Kasih… Aku tak ingin melukai keyakinanmu.. Menodai Cintamu pada Tuhanmu..
Maafkan aku..

Perempuan itu lalu menjatuhkan dirinya dalam  pelukan sang kekasih…
(Tuhan… Oh Tuhan…
Bertahun kujaga kesucianku, agar aku dapat menagih janji di hari akhir..
Agar aku dapat mencicipi sehari  bersamanya kelak tanpa murkaMu…
Namun kini kukembalikan potongan cinta yang Kau pinjamkan padaku
karena aku tak sanggup menanggungnya hingga akhir hayatku..
Ijinkan aku menjadi malaikat yang berkhianat selama semenit dalam pelukan kekasihku…)

Suara anak-anak di kejauhan berlarian pulang karena hujan..
Suara geretak hujan di atap-atap rumah dan di pepohonan,
Langkah kaki orang orang yang berderap menghindari hujan.
Klakson mobil dan deru motor di  jalan raya ujung kampung.

Semua terdengar bagai suara mimpi dan musik yang tanpa komposisi..

Keduanya tetap erat berpelukan

Di deras hujan keduanya meneteskan air mata..

Tak mungkin denyut bahagia dan perih yang menyatu demikian bertubi tubi di dada mereka,  hadir  tanpa campur tangan Tuhan..

Kutukan atau Pinjaman..
Mereka sudah tak lagi peduli

Surga atau neraka,  mereka tak mau bertanya

Yang mereka yakini,
Surga mereka hadir
Meski hanya sesaat
Di taman yang terlantar
Di deras hujan yang mengaburkan pandangan
Di kampung yang sederhana
Dan entah mengapa
Mereka sangat yakin
Tuhan tengah tersenyum
melihat mereka…
Tuhan yang mana
Tuhan punya siapa
Mereka tak lagi bertanya…

¤ Gilisampeng, 22 Oktober 1991.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya