Connect with us
Cerpen

Bidadari Buruk Rupa

Oleh Nila Oktaningrum

 

Alkisah..
Ketika zaitun tengah masak ranum berbuah kuning hijau berkilau..
Saat sungai susu mengalir dalam kelembutan yang tak tertera oleh indra manusia,
Rerumputan halus berwarna biru dan merah muda bergerak dalam  harmoni sempurna..

Masuklah seorang penghuni surga, dituntun oleh sepasang malaikat gagah dan rupawan..
Mengapa dituntun…?
Karena kedua matanya buta..
Saat ia melangkah..
Daun-daun  persik dan apel berhenti bergerak lembut mengikuti dawai angin..
Sebuah mata air berwarna biru terang  menghentikan pancuran gerlap nya seketika..

Bertanyalah seorang pria rupawan yang tengah duduk dengan nyaman di atas balai beralas sutera lembut sewarna mentari senja yg terindah…,

”Wahai si Pemilik Hati Mulia.. Selamat datang di Surga.. Mengapakah engkau memasuki Surga dengan mata yg buta, pakaian duniawi yang sahaja, dan wajah yang tidak rupawan..?

Bukankah engkau cukup meminta padaNya, maka buta-mu akan segera sirna, pakaianmu akan segera berganti indah..dan wajahmu akan setampan para bidadari pria di Kampung Abadi ini…”

Dengan tersenyum, sang Pria Buta berkata: “Aku yang meminta padaNya yang Maha Lembut dan Penyayang, agar mataku tetap buta.. Wajahku tetap tidak tampan dan soal pakaianku.. Apalah artinya pakaian ku?

Bukankah  aku tak ingin dan tak bisa melihatnya dalam cermin..?”

Pria rupawan, penghuni surga menjadi penasaran, bangkitlah ia dari duduk nyaman nya..

Para  Bidadari yang mengelilinginya dan para penghuni lainnya menghentikan percakapan merdu mereka… Terkejut dengan jawaban sang Pria Buta…

Semua terdiam dan berjalan perlahan mendekati sang penghuni baru, sang Pria  Buta yang sederhana..
Musik dari Harpa Surgawi terhenti.. Buah buahan merah keemasan segera bersembunyi diantara dedaunan hijau beludru karena terkejut dan malu..

Bertanyalah para penghuni surga hampir serempak, kebingungan: “Namun..mengapakah engkau meminta hal yang demikian saudaraku…?

Bukankah Tuhan kita Maha Kaya, Maha Kuasa, Maha Indah..? “

“Mintalah..

Mintalah..

Mintalah..”

Desak mereka penuh empati..

Berkatalah si Pria Buta sambil bertelekan pada tongkat tua-nya..

“Wahai Majelis Surga yang mulia..  sesungguhnya buta-ku inilah yang membawaku ke sini..

Buta-ku lah yang membuatku mencintai Tuhan kita sejak mula kusadari arti penderitaan ku sebagai manusia cacat yang tak sempurna…”

Kedua malaikat di kedua sisi pria buta kemudian serentak mengembangkan sayap mereka, tanda penghormatan dan reflek mengucapkan kalimat pujian pada Tuhan yang Maha Sempurna,

Pria Buta melanjutkan:
“Sejak aku kecil, Tuhan telah “menampakkan” wajah Nya di hatiku..

Ia mengasihiku, Ia merawat imanku dan Ia memberi kekuatan kapanpun kuminta…”
“Aku hidup penuh nikmat karunia di dunia… Orangtuaku yang tidak buta dan kaya raya,

mengasihiku mencukupi kebutuhanku dan mereka menjodohkanku dengan seorang gadis cantik, cerdas, idaman banyak pria.. “

“Mataku yg buta melindungiku dari durhaka kepada ibu dan bapa

Mataku yang buta melindungiku dari serakah dan riya

Mataku yang buta melindungiku melihat kemolekan isteriku sehingga aku terhindar dari pemujaan dan kekhawatiran ku akan kehilangannya…

Mataku yang buta pula lah yang melindungiku dari rasa pedih dan perih karena melihatnya berpaling pada pria lain…

Mataku yang buta melindungiku dari sifat membanding bandingkan harta bendaku dengan tetangga dan sesama..

Mataku yang buta membuatku selalu memiliki malu, dan membuatku bergantung dan bersandar hanya padaNya
Mataku yang buta membuatku leluasa memandang wajahNya… ditemani para malaikat dan mendengar suara surga di kejauhan..”

“Apa artinya penglihatan jika itu tidak membuatku bahagia…?

Membuatku melupakan wajah penuh kasih Nya..

Membuatku kehilangan kedekatan istimewa ini..?”

Bertanyalah seorang penghuni surga karena penasaran …

“Bukan kah fitrah manusia untuk mencari bahagia dan dipenuhi oleh kesenangan…?

Jerih payah dan ketaatan kita di dunia, dibayar dengan kebahagiaan tak terbatas di sini,

di Kampung Abadi ini, bukankah demikian…?”

Pria Buta balik bertanya: “Apakah kalian mencapai surga karena kerinduan bertemu denganNya

juga karena keikhlasan kalian berbakti padaNya…?”
semua penghuni surga yang mulai berdatangan mengelilingi pria buta ini, serempak menjawab: “Ya.. Tentu saja… Kami ingin bertemu dengan Dia pemilik kita semua.. Juga ikhlas beribadah dan berbuat kebaikan agar kami selamat tiba di Kampung Abadi ini..”

with-my-little-eyes-illustration-by-baggelboy

blind man

Si Pria Buta kembali bertanya: “Apakah kalian semua, disini,  memandang Nya dengan mata dunia kalian…?

Kedua kornea dan iris beraneka warna milik dunia fana..? Terlihatkah Wajah Tuhanmu…? ”
Mereka semua terdiam..
Terdengar suara ribuan sayap  malaikat berderak berkelepak serempak gemuruh memanjatkan pujian pada Sang Pemilik Sejati…
Penuh takzim, khidmat dan gentar..

Menjawablah salah seorang dari mereka: “Tidak.. Wahai pemilik hati mulia.. Kami tetap tidak mampu memandangNya dengan mata duniawi kami yg telah fana… Kami memandangNya melalui Ruh kami.. Mata batin kami.. Sungguh tidak sanggup kami menyombong telah berani memandang Tuhan kita..”

Kemudian Pria Buta menjawab: “Demikian pula mataku.. Aku telah diberi anugerah besar sepanjang hidupku di dunia, karena aku dapat memandangNya bukan dari  kegelapan mataku yang hampa karena buta,

namun dari cahaya hatiku..”

Ia melanjutkan: “Kebahagiaanku telah terpenuhi… Aku memohon diijinkan ke surga, karena sejak ku hidup di dunia..  aku setiap hari memohon padaNya, agar kelak aku diijinkan memiliki pasangan hidup  sejati, sahabat bagi jiwaku.. Seorang tempatku bercerita..bercengkrama dan mendengarkan semua rasa sepi dan penasaran ku pada isi dunia… Aku mencari belahan jiwa yang sejati di SurgaNya ini… ”

Penghuni surga senyap dalam penghormatan dan pemahaman…

Lalu berkatalah si Pria Buta..
“Wahai Malaikat para penuntun jiwa yang mulia..

Sudikah kalian mengantarkan aku pada bidadari yang kucari…?”

Hening kembali

Lalu berkatalah salah seorang malaikat, “Telah kami sediakan ratusan bidadari bagimu, kami tidak hendak memaksa… Atau memilihkan.. Engkaulah yang berhak memilih diantara demikian banyak bidadari penghuni Kampung Abadi..”

Pria Buta kemudian dituntun duduk ke sebuah sofa lembut berwarna ungu kebiruan..
Terdengar desir gaun halus para bidadari melangkah mendekat…
Satu persatu mereka dengan sopan dan lemah lembut mendekat dan meminta ijin utk dipilih sebagai pendamping..

Bidadari dengan tawa paling renyah menggembirakan hati

Bidadari yang menyuapi dengan buah2an surga dan membawa bejana anggur yang lezat

Bidadari bersuara emas bernyanyi merdu menggetarkan hati

Bidadari yang memperdengarkan permainan Harpa Surgawi yang merdu menembus dinding2 surga..

Bidadari yang membawa jubah dan bantal-bantal  lembut yang menghangatkan..

Bidadari dengan harum yang segar dan manis, memabukkan
Mereka semua ditolak..

Berkatalah sang Pria Buta: “Aduhai…bukankah Kampung Abadi ini tempat meminta yang tak terbatas…?
Aku tidak menuntut kemolekan dan kenikmatan syahwat, aku tidak meminta keindahan rupa dan kemewahan benda-benda karena aku memilih buta, akupun tak tergiur makanan lezat karena aku telah kenyang dan kecukupan… ”
“Mengapakah belahan hatiku, sahabat jiwaku tak  jua kau bawa kesini..

wahai Malaikat penjaga  langit yang perkasa… ?
Aku merindukan suara seseorang yang tulus bicara melalui hatinya bukan karena ia diperintahkan demikian.

Aku merindukan genggaman tangan yang hangat, yang akan menuntunku berkeliling Surga dan menceritakan padaku tentang isi Surga dan penghuninya.. Aku merindukan seorang sahabat yang memahami apa yang kusuka dan apa yang ku tak suka.. Tertawa bersamaku, tertidur karena lelah bercerita bersamaku dan menerima butaku sepenuh cintanya… ”

Gemuruh suara sayap berkerepak tertutup karena malu dan takjub..
“Wahai hati yang mulia..Kami tiada lagi memiliki bidadari cantik nan pandai dan menyenangkan hati… Mintalah pada Tuhan kita..Dia Maha Kaya, Maha Kuasa.. Penuh Cinta.. “

“Mintalah..

Mintalah..

Mintalah…” Suara para Malaikat lagi dengan iba dan gelisah..

Lalu diantara barisan Malaikat itu terdengar suara salah satu Malaikat  bicara: “Wahai manusia istimewa ..tinggal ada seorang bidadari yang menjaga Semak  Saliara  di tepi Sungai Anggur di Timur Kampung Abadi… Yang tidak pernah mau datang untuk melayani penghuni Surga yang baru tiba.. Namun sayang sekali  dia buruk rupa..” Kata sang Malaikat lirih..

Penasaran… Bertanyalah Pria Buta tersebut: “Wahai..apakah yang menyebabkan seorang bidadari rela berwajah buruk diantara keindahan maha sempurna ini…?”

Menjawab Sang Malaikat: “Ia keras kepala.. Ia menentang keabadian.. Ia bersikeras meminta fana dan dijadikan manusia biasa… Karena Takdirnya sebagai bidadari yang telah banyak mengetahui rahasia Surga,

permintaan nya ditolak.. “

“Ia dihukum dengan pilihan yang sulit,  Ia harus tetap tinggal di Surga dengan hati yang dimilikinya, atau dengan wajah cantiknya, ia tak boleh memiliki keduanya… Ia harus memilih salah satu saja : wajah cantik atau hati nya yang bergejolak penuh riak bagai hati manusia…

Ia pun diharuskan untuk menjaga pohon Semak   Saliara di tepi Sungai Anggur Magenta sepanjang hidupnya hingga kelak tiba akhir zaman manusia, ketika manusia mulai berdatangan memasuki Kampung Abadi ini”

Pria Buta memiringkan kepalanya mendengarkan dengan seksama kemudian berkata: “kuduga, bidadari keras kepala ini lebih memilih hatinya….”

Suara Malaikat menjawab: “Benar.. Bidadari itu lebih memilih berwajah buruk rupa dan memohon pada Tuhan agar tidak mengganti ruhnya, sehingga ia tetap dapat memiliki  hati dan pemikirannya sendiri..dan ia pun menyanggupi memelihara Semak Bunga Saliara seumur hidupnya..”

“Apakah arti Semak Bunga Saliara  itu wahai Malaikat Pengabar Berita ?”

“Semak itu hanya akan berbunga aneka warna bila disirami dengan cinta dan pemahaman..

Akan subur dan kokoh dengan kesabaran dan penerimaan diri yang sejati.. Semak Bunga Saliara akan memancarkan pengetahuan akan kehidupan di dunia yang didamba dan dirindukan sang Bidadari buruk rupa..”

Sang pria buta tertegun sejenak kemudian dengan santun berkata: “Sudikah  kiranya engkau membawa ia padaku… Wahai Para Penjaga Cahaya..?”

Maka bergerepak lah suara sayap malaikat bergegas mencari si Bidadari Buruk Rupa..

Tak berapa lama…
datang di hadapan Pria Buta,
Seorang bidadari yang tidak secantik dan semolek ratusan bidadari sebelumnya..

Ia melangkah mendekat dan bergegas menggenggam kedua tangan pria buta…

Dicampakkannya tongkat penuntun, dibantunya pria itu berdiri..
Kemudian terdengar ia berbicara pada pria yang baru tiba di Kampung Abadi itu..

Suaranya lembut namun jelas…
Penuh cinta namun menuntun..
Renyah merdu namun penuh persahabatan,

Ia berkata: “Wahai belahan jiwaku.. Aku telah menunggumu hadir selama semai Saliara berbunga..

Dari sepokok yang rapuh hingga kini aku mampu memenuhi seluruh taman bunga Kampung Abadi

pada  tujuh  lapis Surga dengan warna warni Bunga Saliaraku…

Aku belajar dan jutaan tahun belajar…
Aku memahami bahwa bahasa manusia yang paling mendasar adalah cinta…
di tiap helai daun dan tiap kelopak mungil Saliara ratusan warna, mereka mengajariku segala sesuatu tentang manusia..

Aku mencintai manusia yang manusia…

Aku merindukan manusia karena mereka dipenuhi oleh cinta….”

“Akupun merindukan saat-saat pertemuan ini tiba…

Ketika aku dihukum olehNya karena kekasaranku dan penolakanku akan takdirNya…

Aku tau, Dia yang Maha Penuh Cinta akan mempertemukan aku dengan manusia sebagai jodohku  yang sejati…
Dia memahamiku..
Dia mencintaiku..
Dia merancang jalan pertemuan yang paling indah bagi yang mencintaiNya…”

Keduanya lalu berjalan bersisian… Pria Buta berkata penuh kasih: “Aku memimpikan ini di setiap malam dalam hidupku di dunia… Aku merindukan seseorang yang mau mendengarkan kesunyian hatiku, harapanku, ekspresi marah dan cemburuku.. Ketakutanku dan khayalan-khayalan sintingku… Akupun akan senang hati mendengarkan celotehmu bidadariku… Semua kisahmu yang penuh keajaiban selama menanti Saliara berbunga… Akupun akan dengan bahagia mendengarkan kisahmu tentang seluk beluk Surga dan penghuninya..

Aku yakin, rangkaian kata-katamu akan jauh lebih indah dari Surga itu sendiri…”

“Dia yang Maha Penuh Cinta..
Dia yang Maha Baik telah menetapkan takdir yang terindah bagi kita semua…
Surga sebenarnya adalah tempat semua harapan dan keinginan kita tentang bahagia akan terwujud…

Aku menginginkan selalu dapat memandang wajahNya sama spt saat ku hidup di dunia, maka menjadi tetap buta adalah pilihanku…
Kemudian  aku menginginkan seorang kekasih hati,
sahabat jiwa yang setulus hati mencintaiku, memahamiku dan menuntunku menikmati hidupku…telah kudapatkan pula kini…. keduanya terpenuhi.

Inilah surgaku… Inilah puncak kebahagiaanku…”

Sayap ribuan Malaikat bergerepak serempak bergemuruh ketika mereka menggumamkan kata:
“Amiin” secara bersamaan…

Penghuni surga serempak mengucapkan salam dalam kelembutan suara membahana yang menggetarkan..

Pria Buta dan Bidadari Buruk Rupa berjalan perlahan penuh cinta menuju rumah abadi mereka: Taman Cinta Saliara..

(Kupersembahkan bagi sahabatku terkasih: Alm. Pulih Asriadi… semoga engkau mendapatkan bidadari “buruk rupa” pilihanmu , di surga…)

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Hetifah Sjaifudian Apresiasi Kemenangan Timnas Indonesia Bantai Vietnam 3-0

Oleh

Fakta News
Hetifah Sjaifudian Apresiasi Kemenangan Timnas Indonesia Bantai Vietnam 3-0
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Foto : DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi kemenangan gemilang Timnas Indonesia dalam pertandingan tandang melawan Vietnam. Ia mengungkapkan bahwa kemenangan ini menjadi berkah dan kegembiraan di bulan puasa bagi seluruh rakyat Indonesia, serta juga membawa semangat bagi para pemain.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion My Dinh, Vietnam, Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan dengan skor 3-0 dengan gol yang tercipta berasal dari Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, dan Ramadhan Sananta. Para pemain berhasil menunjukkan performa maksimal di tengah keterbatasan waktu persiapan yang sangat singkat.

“Kemenangan yang diracik oleh Pelatih Shin Tae Yong di tengah keterbatasan waktu mempersiapkan Tim yang sangat singkat. Timnas Indonesia bisa menunjukan performa maksimal. Kita menikmati tontonan apik yang menghibur, dengan level permainan yang berbeda dari permainan sebelumnya,” kata Hetifah Sjaifudian melalui keterangan resmi yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (27/03/2024).

Lebih lanjut, kata Hetifah, juga mengingatkan tentang kejayaan Timnas Indonesia di masa lalu. Hal ini mengingat pada Piala Dunia 1986, saat itu Indonesia hampir berhasil lolos ke Meksiko sebelum dikalahkan oleh Korea Selatan.

“Tentunya kita sangat bersyukur dengan situasi ini. Berarti semakin dekat pada tujuan akhir untuk lolos fase grup, seperti yang pernah dicapai oleh Timnas Indonesia ketika diracik oleh Pelatih Sinyo Aliandoe dengan pemain di antaranya Kapten Team Hery Kiswanto pada PPD 1986,” ujarnya.

Meskipun bertanding di kandang lawan yang dikenal angker, Politisi Partai Golkar itu menilai bahwa Timnas Indonesia mampu tampil dengan percaya diri yang tinggi. Tak hanya itu, para pemain berhasil menunjukkan permainan yang berbeda dan menghibur, serta mampu mengatasi tekanan dari suporter lawan.

“Tentunya dengan kerendahan hati, bertanding di kandang macan Stadion My Dinh Vietnam yang dikenal angker, ternyata Timnas Indonesia tampil sangat percaya diri. Semoga level permainan ini terus bertahan sampai fase grup berakhir dan kita bisa lolos ke tahap berikutnya,” ucapnya.

Dengan demikian, Legislator Dapil Kalimantan Timur berharap melalui kemenangan ini, tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Timnas Indonesia, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Baginya, melalui prestasi gemilang ini dapat terus membangkitkan kebanggaan dan semangat nasionalisme di tengah masyarakat.

“Jalan masih terjal jangan berpuas diri, kita semua doakan selalu hasil terbaik buat Timnas kita. Kita selalu berikan dukungan terbaik untuk Timnas kita. IsnyaAllah pride (harga diri) Bangsa Indonesia selalu terjaga. Bravo sepakbola Indonesia,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Komisi XI: Pelaporan Dugaan Korupsi LPEI ke Kejaksaan Beri Efek Jera

Oleh

Fakta News
Komisi XI: Pelaporan Dugaan Korupsi LPEI ke Kejaksaan Beri Efek Jera
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi. Foto : DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi menilai pelaporan yang dilakukan Menteri Keuangan terkait kasus dugaan korupsi di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) merupakan langkah yang tepat. Menurutnya, langkah ini untuk memberikan efek jera bagi praktik patgulipat di LPEI yang seolah terus terulang.

“Kami menilai langkah Menteri Keuangan, Sri Mulyani menunjukkan keseriusan pemerintah agar proses pembiayaan ekspor benar-benar bisa meningkatkan volume ekspor Indonesia, bukan sekadar praktek hengky pengky antara oknum pejabat LPEI dan pihak ketiga sehingga memicu fraud yang merugikan keuangan negara,” ujar Fathan dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Pada Senin (18/3/2024) lalu Sri Mulyani bertandang ke Kejaksaan Agung untuk melaporkan temuan tim Kemenkeu terkait indikasi adanya fraud dalam kredit yang dikucurkan oleh LPEI. Sejumlah debitur diduga melakukan tindak pidana korupsi yang diduga menyebabkan kerugian negara hingga Rp2,5 triliun. Ada empat perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Keempat perusahaan tersebut bergerak dalam usaha sawit, nikel, batu bara, dan perkapalan.

Fathan mengungkapkan dugaan korupsi di LPEI dengan berbagai modus ibarat kaset rusak yang terus berulang. Politisi Fraksi PKB ini menyebut pada 2022 Kejagung pernah menetapkan tersangka kasus dugaan korupsi pembiayaan ekspor nasional oleh LPEI selama periode 2013-2019. Saat itu kerugian negara diperkirakan mencapai Rp2,6 triliun yang berasal dari kredit macet ke delapan grup usaha yang terdiri dari 27 perusahaan.

“BPK juga pernah melakukan pemeriksaan investigatif terkait kasus dugaan korupsi LPEI dan menemukan kerugian negara hingga puluhan miliar,” tambahnya.

Lebih lanjut, Fathan menyampaikan di antara modus yang paling sering terjadi adalah LPEI tidak menerapkan prinsip tata kelola yang baik saat mengucurkan kredit kepada calon debitur. LPEI seolah gampangan dalam menyalurkan kredit kepada pihak ketiga dan akibatnya terjadi kredit macet yang merugikan LPEI dan keuangan negara.

“Saat ditelusuri lebih dalam ternyata ada hengky pengky antara oknum LPEI dengan pengusaha atau eksportir sehingga penyaluran kredit tidak memenuhi unsur prudent,” ungkapnya.

Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan negara (BAKN) DPR RI ini pun mendukung upaya “bersih-bersih” sehingga LPEI kembali kepada khittah-nya. Menurutnya pembentukan LPEI awalnya untuk menciptakan ekosistem baik terhadap kegiatan ekspor produk-produk unggulan dalam negeri. Dengan LPEI, eksportir akan dibantu dari segi pembiayaan, penjaminan, dan asuransi.

“Namun faktanya seringkali proses penyaluran pembiayaan ini dilakukan secara serampangan bahkan minim pengawasan saat kredit telah dikucurkan. Maka saat ini kami menilai LPEI ini direformasi agar bisa kembali ke tujuan awal bisa mendorong iklim ekspor yang baik bagi produk unggulan Indonesia baik dari sektor UMKM maupun korporasi,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Workshop Kepemimpinan, Sekjen DPR Tekankan Pembinaan Disiplin Interpersonal di Era Parlemen Modern

Oleh

Fakta News
Workshop Kepemimpinan, Sekjen DPR Tekankan Pembinaan Disiplin Interpersonal di Era Parlemen Modern
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar foto bersama usai membuka workshop dengan tema "Pendekatan Kepemimpinan Situasional Dalam Rangka Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ruang Rapat KK II, Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2024). Foto : DPR RI

Jakarta – Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI melalui Bagian Manajemen Kinerja dan Informasi Aparatur Sipil Negara (ASN) dibawah Biro Sumber Daya Manusia Aparatur (SDMA) secara resmi menggelar kegiatan workshop dengan tema “Pendekatan Kepemimpinan Situasional Dalam Rangka Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)” di Ruang Rapat KK II, Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Dalam acara yang dihadiri segenap Pejabat JPT Madya, JPT Pratama, Administrator dan Pengawas itu, Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menyatakan disiplin merupakan pondasi utama dalam menjaga produktivitas sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021. Indra menekankan disiplin tidak hanya soal penjatuhan hukuman tapi juga pembinaan disiplin secara interpersonal.

“Kewenangan pemimpin dalam penegakan disiplin dimulai dari pemeriksaan hingga penjatuhan hukuman disiplin. Namun tidak semua pemimpin atau pejabat berwenang mampu melaksanakan penegakan disiplin dengan baik dan benar, karena penegakan disiplin bukan hanya terkait hukum pelanggaran disiplin tetapi juga pembinaan disiplin secara interpersonal,” ujar Indra saat pidato pembukaan.

Terlebih, di lingkup kerja yang kompleks serta dinamis seperti halnya di Setjen DPR RI, memerlukan adanya pembinaan disiplin secara khusus di tengah gagasan menuju Parlemen Modern dengan Work From Anywhere (WFA) yang mulai dikenal sejak era pandemi Covid.

Terkait hal itu, Indra mengungkapkan Setjen DPR RI menghadirkan solusi adanya berbagai gagasan perkantoran modern yang sedang terus dibangun di Kompleks Parlemen dalam mengakomodir WFA. Diantaranya mulai dari Kantin Demokrasi dengan fasilitas Wi-Fi hingga kedepannya konsep Ecopark di kawasan Taman Jantung Sehat yang desainnya kini masih dalam tahap menunggu finalisasi.

Kesemuanya itu, ungkap Indra, dalam mewujudkan PNS di lingkungan Setjen DPR RI yang berintegritas bermoral, profesional akuntabel sehingga dapat mendorong PNS untuk lebih produktif untuk menunjang karirnya di era Parlemen Modern yang akan akan terus diwujudkan kedepannya.

Dengan demikian, diharapkan skor indeks Survei Penilaian Integritas (SPI) Setjen DPR RI kedepannya dapat semakin meningkat secara  maksimal. Apalagi, ungkap Indra, SPI nantinya juga berkaitan dengan secara keseluruhan Reformasi Birokrasi (RB) yang akan terus dievaluasi setiap tahunnya.

Turut hadir segenap pejabat tinggi Setjen DPR RI antara lain Deputi Bidang Administrasi Sumariyandono, Pelaksana Harian (Plh) Inspektur Utama Furcony Putri Syakura dan Kepala Biro SDMA Asep Ahmad Saefuloh. Hadir pula narasumber dari Direktur Perundang-Undangan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Julia Leli Kurniati dan Analis Hukum Ahli Madya BKN Muhammad Syafiq.

Baca Selengkapnya