Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia Alami Surplus, Mendag Optimis Perekonomian Akan Pulih
Jakarta – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, kinerja neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus sebesar 2,44 miliar dollar AS pada September 2020, merupakan sinyal kembali pulihnya perekonomian nasional. Kinerja tersebut terdorong dengan nilai ekspor yang sebesar 14,01 miliar dollar AS, lebih tinggi dari nilai impor yang sebesar 11,57 miliar dollar AS.
“Surplus ini merupakan surplus bulanan ketujuh kalinya sepanjang tahun 2020 dan melanjutkan tren surplus lima bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (19/10/2020).
Ia menjelaskan, kinerja surplus tersebut meningkat bila dibandingkan Agustus 2020 yang sebesar 2,35 miliar dollar AS. Utamanya disebabkan surplus nonmigas sebesar 2,91 miliar dollar AS.
Komoditas penyumbang surplus pada September 2020 antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72). Sementara negara-negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina menyumbang surplus nonmigas terbesar mencapai 2,13 miliar dollar AS.
Agus mengatakan, kinerja ekspor pun turut mengalami peningkatan 7 persen secara bulanan, dibandingkan Agustus 2020 yang sebesar 13,10 miliar dollar AS. Capaian ini ni didorong adanya kenaikan ekspor migas sebesar 17,4 persen maupun nonmigas 6,5 persen.
Salah satu kontribusi terhadap kinerja suprlus tersebut berasal dari ekspor sektor pertanian yang sebesar 20,8 persen. Produk ekspor pertanian yang meningkat pesat adalah sayuran naik 80,3 persen, buah-buahan naik 13,8 persen, serta kopi, teh dan rempah-rempah naik 25,8 persen.
“Ekspor Indonesia menunjukkan tren penguatan setelah mengalami kontraksi terdalam pada Mei 2020 akibat dampak negatif pandemi Covid-19,” ujarnya.
Sementara itu, laju impor pada September 2020 turut naik 7,7 persen dibandingkan Agustus 2020 yang sebesar 10,74 miliar dollar AS. Peningkatan ini diakibatkan kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal.
Bahan baku/penolong yang mengalami peningkatan antara lain biji gandum, gula mentah, dan besi/baja paduan mengandum kromium. Peningkatan impor biji gandum dan gula seiring dengan industri makanan dan minuman yang masih tumbuh selama tahun 2020.
Sementara itu, barang modal yang mengalami peningkatan adalah tanur/oven listrik industri, kapal, dan tanker. Sebab, selain industri manufaktur yang diprediksi pulih, sektor transportasi laut juga diperkirakan mengalami peningkatan.
“Peningkatan kedua kategori barang itu merupakan indikasi bahwa industri dalam negeri kembali bergeliat dan diharapkan mendukung kinerja eskpor pada bulan selanjutnya,” jelas Agus.
Kinerja kumulatif
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada Januari–September 2020 tercatat surplus 13,51 miliar dollar AS. Kinerja itu telah melampaui surplus neraca perdagangan tahun 2017 yang mencapai 11,84 miliar dollar AS, yang merupakan nilai surplus tertinggi dalam lima tahun terakhir (2015–2019).
Adapun kinerja ekspor periode Januari-September 2020 mencapai 117,1 miliar dollar AS. Nilai ini mengalami penurunan dari periode sama di tahun lalu yang sebesar 124,4 miliar dollar AS.
Laju ekspor nonmigas pun tercatat turun 3,8 persen dibandingkan Januari–September 2019. Meskipun demikian, terdapat produk ekspor utama yang meningkat seperti produk lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 11,5 persen, besi dan baja 36,3 persen, logam mulia dan perhiasan/permata 32,4 persen, serta alas kaki 7,6 persen.
Secara kumulatif, nilai impor Januari-September 2020 mencapai 103,7 miliar dollar AS, juga mengalami penurunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 126,6 miliar dollar AS. Laju ini didominasi impor nonmigas sebesar 93,1 miliar dollar AS atau dengan pangsa sebesar 89,8 persen.
Impor nonmigas periode Januari-September 2020 turun 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan volume impornya turun 5,5 persen. Menurut Agus, hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya aktivitas perekonomian domestik yang mengandalkan pasokan dari impor tidak terkontraksi terlalu dalam.
Agus menambahkan, kendati secara kumulatif kinerja ekspor dan impor mengalami penurunan, tetapi dilihat secara bulanan sepanjang Juli-September 2020 menunjukkan tren peningkatan.
“Kinerja yang cenderung menguat ini merupakan indikasi kuat bahwa perekonomian Indonesia akan segera kembali pulih dan titik kritis dampak negatif pandemi Covid-19 telah berlalu. Selain itu, sektor perdagangan luar negeri akan menjadi salah satu penopang membaiknya perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020,” pungkas Agus.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.