Gotong Royong Bagikan 530 Gadget, IKA ITS Peduli – Kemenko PMK Ajak Ringankan Pembelajaran Jarak Jauh Bagi Siswa-Siswi
Jakarta – Pandemi COVID-19 telah menyebabkan “darurat pendidikan” yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peserta didik dan guru terpaksa mengubah kegiatan belajar mengajar tatap muka menjadi pembelajaran secara jarak jauh (PJJ) guna memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. Dalam pelaksanaan metode PJJ melalui jaringan internet (daring/online), beberapa sekolah mengalami kendala karena guru dan murid tidak semuanya memilliki gawai dan akses internet.
Kondisi yang memprihatinkan ini menggerakkan Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) untuk menginisiasi gerakan pengumpulan donasi “Gotong Royong Dukung Pembelajaran Jarak Jauh”. Gerakan tersebut berhasil mengumpulkan 530 gawai yang dilengkapi dengan kartu perdana internet.
Disamping itu IKA ITS juga menyerahkan sejumlah 530 set perlengkapan school covid kit yang berisi masker, hand sanitizer, dan sabun cuci tangan guna mendukung penerapan protokol kesehatan oleh murid-murid dan guru-guru.
Bertempat di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di Jakarta, Selasa (26/1), IKA ITS telah menyerahkan donasi gawai secara simbolis kepada Menko PMK Republik Indonesia, Prof Dr. Muhadjir Effendy, MAP.
Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir langsung memberikan gawai kepada perwakilan sekolah yang hadir. Perangkat gawai disalurkan ke 7 Sekolah Dasar, 1 SLB swasta dan 1 SMK swasta yang tersebar di beberapa provinsi, diantaranya: Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Acara tersebut dihadiri oleh 40 orang pejabat dari Kemenko PMK, ITS, IKA-ITS dan perwakilan sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan, serta diikuti secara virtual oleh 160 orang peserta dari berbagai daerah.
Menko PMK, Muhadjir Effendy, mengutarakan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berlangsung sejak pandemi COVID-19 masih memiliki kendala. PJJ cukup sulit untuk dilakukan di daerah yang mengalami kendala akses internet dan ketiadaan gawai karena rendahnya tingkat ekonomi masyarakat.
Karena itu, Muhadjir menyampaikan apresiasi kepada IKA-ITS yang telah menggalang aksi donasi gawai.
“Sumbangan dari IKA-ITS ini diharapkan membantu sejumlah siswa dan guru dalam melanjutkan pembelajaran yang berkualitas dan memanfaatkan kemajuan Iptek Revolusi Industri 4.0. Jangan sampai pandemi ini juga menjadikan generasi penerus kita tertinggal dalam pendidikannya,” kata mantan Mendikbud ini.
Muhadjir mengharapkan agar inisiatif IKA-ITS ini diikuti oleh pihak-pihak lainnya.
Sementara itu Ketua Umum IKA ITS Sutopo Kristanto menyadari jumlah perangkat gawai yang didonasikan ini masih sangat kecil bila dibandingkan jumlah kebutuhan yang diperlukan.
“Namun demikian kami memberanikan diri untuk menggalang donasi secara bergotong royong dengan semangat meringankan beban dan kesulitan para guru dan murid di tengah pandemi. Betapa pun kecilnya bantuan yang dapat kami berikan, itu lah simbol kepedulian kami,” ungkap Sutopo.
Mochamad Ashari, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, juga memberikan sambutannya mengatakan Keluarga Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yang dipelopori oleh Ikatan Alumninya, baik yang berdomisili di Indonesia maupun luar negeri, memiliki komitmen dan kepedulian yang kuat mendukung pembelajaran daring akibat pandemi yang telah berjalan hampir 1 tahun ini.
“Alumni ITS telah membantu dalam penyediaan gawai beserta koneksi internet, sebagai langkah nyata turut menyelesaikan kendala utama dalam sistem pembelajaran daring saat ini. ITS juga berinovasi menciptakan peralatan yang dapat membantu tenaga medis dalam penanganan pandemi ini. ITS bersama alumni akan terus menerus berinovasi serta berkontribusi untuk kemakmuran masyarakat dan kemandirian bangsa,” ucap Ashari.
Yayasan Nurani Dunia turut membantu dalam identifikasi sekolah-sekolah yang membutuhkan gawai. Imam B. Prasodjo, Ketua Yayasan Nurani Dunia, menyatakan sangat menghargai inisiatif IKA ITS dalam aksi kepedulian ini.
“Setiap kali Indonesia menghadapi situasi sulit karena berbagai bencana, seluruh elemen masyarakat turun tangan bergotong royong. Inilah mengapa Indonesia selalu berhasil dalam mengatasi masa-masa suit. Gerakan seperti yang dilakukan IKA ITS ini merupakan wujud kepedulian yang selalu menjadi ruh kehidupan bangsa Indonesia. Inilah modal sosial yang kita miliki yang harus kita tumbuhkan dan perkuat sampai kapanpun,” ucap Imam.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.