Connect with us

Investasi Telkom kepada GoTo Dinilai Tepat dan Menunjang Bisnis Masa Depan Perusahaan

Jakarta – Akademisi dan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKPU FH UI), Ditha Wiradiputra menilai langkah investasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kepada PT Gojek Tokopedia Indonesia Tbk (GoTo) melalui Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sudah tepat dan menunjang bisnis di masa depan.

Selain Telkomsel, GoTo telah memiliki beberapa investor sekelas Google, Alibaba Group, Facebook, Temasek hingga Astra Internastional.

Menurut dia, itu merupakan hal wajar karena perusahaan telekomunikasi harus mampu beradaptasi dengan perkembangan industri digital, baik melalui investasi maupun berkolaborasi dengan perusahaan teknologi.

“Jadi Telkomsel masuk ke situ bukan karena khilaf atau apa, tapi sudah dalam perencanaan dan untuk menunjang bisnis dia ke depan,” kata Akademisi dan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKPU FH UI), Ditha Wiradiputra dalam keterangannya pada Rabu (13/07/2022).

Ia berharap investasi Telkomsel kepada GoTo tidak diseret ke ranah politis, melainkan perlu didukung untuk terus berkembang karena menghasilkan keuntungan.

“Coba Anda bayangkan, Facebook tetap membeli WhatApp dengan nilai ratusan triliun meskipun dia tahu potensi pendapatan dari WhatApp tidak ada. Nah ini, investasi Telkomsel yang jelas-jelas menghasilkan kok dipersoalkan,” katanya.

Ditha menekankan bahwa bisnis model perusahaan digital memerlukan waktu untuk tumbuh. Sebagai contoh, investor Amazon diperbolehkan merugi dalam kurun waktu tertentu dalam membangun bisnisnya.

“Di awal dia pasti akan mempelajari dan mengoleksi data-data terlebih dahulu, dan itu bisa menjadi market power. Data itu sekarang memegang peranan besar,” kata dia.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Muchlis Ainur Rofik mengkritisi upaya sebagian kalangan untuk membawa investasi Telkomsel kepada GoTo ke ranah politis.

Menurut Muchlis, mendekati tahun 2024 atau tahun politis, isu tertentu akan dimanfaatkan kalangan tertentu untuk menjatuhkan lawan. Apalagi dalam isu investasi Telkomsel yang menjadi sasaran tembak adalah Menteri BUMN. Menurut survei SMRC, dia bilang, Menteri BUMN Erick Thohir saat ini berada di klaster kedua tertinggi sebagai sosok yang potensial.

“Erick adalah new comer di kabinet dan di dunia politik, tapi memiliki potensi yang besar sehingga jadi sasaran. Politisasi yang tidak didukung fakta menjadi sangat berbahaya dan merugikan kepentingan masyarakat juga” ungkap Muchlis.

Untuk itu, Muchlis mewanti-wanti kepada publik agar lebih jeli dan mencerna dengan baik berbagai informasi apapun jelang tahun politis, terlebih terkait investasi Telkomsel yang menurutnya sudah dijalankan dengan sesuai aturan.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Masa Depan Akses Internet di Indonesia di Tangan Satelit

Oleh

Fakta News

Judul di atas terinpirasi tulisan Robert Bell di Satellitetoday.com Februari 2023 dengan judul “Does the Future of the Internet Depend on Satellite ?“ tulisan tersebut cukup mengelitik dan dirasa relevan dengan kondisi akses internet di Indonesia.

Program pemerintah dan operator telekomunikasi mengelar kabel optik sudah cukup masif, menjangkau hampir seluruh pelosok negeri, namun untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia maka satelit adalah jawabannya. Hal ini mengingat bahwa wilayah Indonesia terdiri dari ribuan pulau.

Pemerintah melalui BAKTI KOMINFO telah mempunyai program penyediaan Satelit berupa Proyek Satelit SATRIA dan Satelit HBS (Hot Backup Satellite) yang akan meluncur tahun 2023. Melihat kapasitas kedua satelit tersebut yang cukup besar, Satria – 150 Gbps dan HBS – 80 Gbps, maka diharapkan sebagian besar masalah akses internet bagi daerah 3T akan tersolusikan.

Peran satelit tidak hanya untuk mempercepat penyediaan akses internet seperti disebutkan diatas, namun diluar itu dalam kondisi darurat baik karena bencana alam maupun perang maka Satelit lebih handal dibandingkan optik ataupun teresterial, karena tower BTS selular bisa rubuh demikian juga dengan kabel optik yang bisa putus sedangkan layanan satelit tidak terpengaruh dengan kondisi diatas.

Perang yang terjadi sekarang antara Rusia dan Ukrania membuktikan hal tersebut dimana pemerintah Ukrania meminta bantuan Elon Musk untuk menyediakan layanan Starlik, layanan internet satelit low orbit. Saat ini ada sekitar 20 ribu terminal Starlink disumbangkan untuk digunakan pemerintah Ukrania.

Kehandalan satelit sebenarnya sudah dirasakan selama ini oleh Bank dimana untuk akses ATM, Bank lebih mendorong untuk mengunakan link satelit karena lebih handal baik pada saat pemasangan yang cepat dan juga apabila terjadi gangguan cepat dalam penyelesaiannya, hal ini dapat terjadi karena secara network satelit lebih sederhana, point of failure lebih sedikit dan jika terjadi gangguan mudah di lokalisir.

Namun demikian pada dasarnya layanan satelit dan teresterial akan saling melengkapi yang akan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, untuk daerah perkotaan tentu saja fiber optic lebih tepat karena padat penduduk namun untuk daerah 3T dan daerah blank spot tentu saja satelit lebih tepat. Tersedianya beberapa alternatif teknologi akses internet diharapkan memudahkan pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan.

Penulis: Endi Fitri

Baca Selengkapnya

BERITA

Kerjasama Starlink dengan Operator Selular T-Mobile

Oleh

Fakta News

Jakarta – SpaceX, milik Elon Musk, sebagai induk perusahaan Starlink melakukan kerjasama dengan operator selular T-Mobile. Starlink sendiri adalah penyedia layanan connectivity telekomunikasi termasuk internet dengan mengunakan satelit orbit rendah atau LEO (Low Earth Orbit).

Kerjasama ini akan membuka babak baru penyediaan layanan selular ke pelanggan karena layanan langsung dikirim dari satelit Starlink (satellite direct-to-cell connectivity), sehingga tidak memerlukan tower selular seperti layanan yang selama ini ada atau yang dikenal sebagai Cell Tower in Space.

Layanan diatas direncanakan akan tersedia pada akhir 2023 namun tahap awal terbatas untuk layanan message services seperti SMS (Short Message Services).

Untuk layanan ini Starlink akan mengunakan satelit versi 2 yang lebih besar dengan tinggi sekitar 7 meter dan mengunakan antena berukuran sekitar 25 meter persegi. Sedangkan T-Mobile akan menyediakan frekuensi mid-band PCS spectrum yang akan digunakan Starlink untuk mengirimkan layanan message services dari satelit diluar angkasa ke pelanggan dibumi.

Tahap awal layanan ini masih berupa message services namun dikemudian hari akan dikembangkan untuk voice dan data.

Jika layanan ini tersedia akan sangat membantu untuk melayani daerah-daerah blank spot, demikian juga dalam kondisi bencana atau darurat, layanan ini akan sangat membantu karena layanan ini hanya memerlukan mengarahkan handphone ke angkasa dan layanan ini langsung dapat berfungsi dimanapun berada, sehingga akan mengurangi korban dalam kondisi bencana atau darurat.

Trend kerjasama satelit dengan operator selular tidak saja dilakukan oleh Starlink dan T-Mobile, beberapa perusahaan seperti AST SpaceMobile yang memiliki BlueWalker Satelit juga akan bekerjasama dengan beberapa operator selular seperti  Vodafone dan Lynk Global. Demikian juga pesaing Starlink di LEO, OneWeb juga sudah bekerjasama dengan AT&T.

Tersedianya layanan sellular melalui satelit akan menambah alternatif layanan berkomunikasi pelanggan, setiap layanan tersebut akan saling melengkapi disesuaikan dengan fasilitas dan kemampuan yang ada pada layanan tersebut, ada layanan yang diperuntukan untuk daerah perkotaan yang memerlukan kecepatan layanan yang cepat dan stabil atau daerah rural untuk kecepatan yang sedang serta daerah blank spot dimana layanan message services saja sudah sangat berarti.

Baca Selengkapnya

BERITA

Internet of Things (IoT) Trend Teknologi yang Perlu Dioptimalkan

Oleh

Fakta News

Jakarta – Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus.

Dapat juga disampaikan bahwa IoT merupakan suatu teknologi yang dapat menghubungkan berbagai hal, baik secara fisik maupun virtual melalui internet. Dengan terhubungnya berbagai macam peralatan tersebut maka akan tercipta kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya.

Penerapan Internet Of Things di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti smart city, smart public transportation system, digital payment, manufaktur, reteil, logistik atau semacamnya. Tidak hanya itu saja, Internet Of Things juga mendorong industri untuk menciptakan atau mengembangkan aplikasi baru yang dapat digunakan diberbagai sektor kehidupan seperti e-Health, pendidikan, asuransi user-based dan aplikasi bisnis lainnya.

Beberapa aplikasi IoT yang berguna untuk memudahkan kehidupan bermasyarakat antara lain pada public transportation seperti bus atau kereta api yang dilengkapi dengan asset tracking sehingga pengguna mengetahui posisi bus atau kereta api berada yang membuat calon penumpang bisa mengantisipasi dengan efektif dan efisien.

Penggunaan IoT di tambak perikanan juga sangat membantu karena dengan bantuan IoT berupa kamera, kondisi ikan bisa diketahui dan IoT dapat memberikan pakan ikan sesuai jadwal dan kebutuhan sehingga bisa menghemat biaya produksi ikan tambak.

Demikian juga IoT yang dipasang di gedung atau jembatan yang dapat menginformasikan apabila terjadi pergeseran sehingga menciptakan keamanan gedung dan jembatan yang lebih baik.

Aplikasi IoT akan sangat tidak terbatas diaplikasikan dibanyak sektor, di perkirakan jutaan perangkat (Thing) akan terkoneksi satu sama lain. Semuanya dibuat untuk memudahkan kehidupan agar lebih baik.

Namun demikian perlu disadari bahwa implementasi IoT disuatu daerah atau sektor harus sesuai atau menjawab masalah yang terjadi, penerapan IoT bukan semata karena mengikuti trend saja.

Sebagai uji coba IoT dapat dicobakan dibeberapa bidang namun apabila dirasa tidak efektif layanan IoT tersebut harus dihentikan dan dicarikan layanan IoT yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau pengguna.

Hal ini banyak terjadi pada saat penerapan IoT untuk Smart City dan Smart Village dimana aplikasi IoT yang ada tidak optimal atau tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Baca Selengkapnya