Membaca Strategi Luis Milla, Spanyol 2010, dan Jerman 2014
Jakarta – Pukul 19.00 WIB malam nanti, timnas Indonesia U-23 akan melakoni laga keduanya dalam penyisihan Grup A Asian Games 2018. Bermain Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (15/8), timnas akan melawan tim kuat Palestina. Pertandingan ini juga jadi pembuktian strategi Luis Milla dan Stefano Lilipaly.
Mentalitas timnas sendiri saat ini tengah berada dalam kondisi baik setelah menang 4-0 lawan Chinese Taipei Minggu (12/8) kemarin. Apabila kemenangan kembali bisa diperoleh malam nanti, bukan tak mungkin langkah Garuda muda ke babak selanjutnya terbuka lebar.
Ya, Stefano Lilipaly diyakini akan kembali jadi tumpuan Garuda di lini depan. Seperti diketahui, Fano, panggilannya merupakan hasil perjudian pelatih Luis Milla di ajang ini. Pemanggilannya dilakukan di detik terakhir.
Baca Juga:
- Tak Sabar Lihat Aksi Timnas Indonesia U-23, Stadion Patriot Sudah Dipenuhi Penonton
- Ketua DPR Akan Meninjau Persiapan Pelaksanaan ASIAN Games 2018
- Presiden: Rakyat Menanti Indonesia Raya Berkumandang di Asian Games ke-18
Keputusan Milla memanggil Fano tak lepas dari kecewanya ia terhadap performa Boaz Solossa, Ilija Spasojevic, serta Lerby Eliandry yang dinilai sudah menurun. Pelatih asal Spanyol tersebut pun memaksakan diri memanggil Fano yang notabene bukan striker murni.
Terang saja Milla disebut berjudi. Sebab produktivitas jadi kritikan paling tajam yang dihujani ke dirinya. Sepanjang uji coba, timnas Indonesia tak mampu membuat banyak gol.
Milla, yang pernah sukses mengantar Timnas Spanyol U-21 juara Piala Eropa edisi 2012, akhirnya menaruh tumpuan pada Fano. Saking frustasinya, ia sampai juga memanggil striker kawakan hasil naturalisasi dari Brasil, Alberto Goncalves alias Beto yang usianya sudah 37 tahun.
Bagi Milla, perjudiannya biarlah menjadi perjudian daripada perkembangan timnas tersendat di pencarian striker saja. Mantan pemain Barcelona dan Real Madrid itu pun lebih memilih menumpuk gelandang untuk membantu Fano-Beto.
Jadi Tim Garuda Muda yang sekarang. Sejumlah pengamat mengapresiasi upaya Milla menduplikasi gaya bermain Timnas Spanyol atau Barcelona yang doyan menggunakan strategi penyerang bunglon (false nine).
Perlu diingat. Spanyol toh juga sukses jadi juara Piala Eropa 2012 dengan memainkan Cesc Fabregas, yang sejatinya gelandang serang, jadi penyerang tengah. Di Barcelona saat itu, Fabregas pun punya peran sama.
Taktik itu pun ternyata laku diadopsi tim lain. Jerman, misalnya, mereka mendorong Mario Gotze atau Thomas Mueller jadi striker false nine. Ketika itu, Joachim Loew pun frustasi mencari pengganti Miroslav Klose dan Mario Gomez yang menurun. Hasilnya? Jerman juara dunia 2014.
Ingat juga, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi pun sebenarnya bukan striker murni. Tapi perkembangan taktik sepak bola telah mengubah segalanya. Lihat saja, produktivitas keduanya mengalahkan pemain-pemain berlabel striker di jagat sepak bola internasional.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.