Connect with us

Biarkan Indonesia Mendikte Dunia melalui Rempah

Penulis:
Ir. Bambang Sutrisno
Sekretaris Dewan Pengarah KAPT

Sejak dahulu kala Indonesia telah dikenal sebagai negeri penghasil rempah-rempah terbaik di dunia. Di jaman keemasannya, sekarung pala bisa dihargai senilai dengan sebuah rumah mewah di Spanyol. Begitu berharganya rempah-rempah pada abad ke-15 hingga abad ke 18 telah mendorong penaklukan dan kolonisasi oleh bangsa-bangsa Eropa ke negeri-negeri timur, termasuk nusantara tercinta.

Hingga hari ini kita melihat bahwa dunia masih gandrung dengan produk-produk ajaib negeri zamrud katulistiwa. Sawit dan Karet adalah dua diantara sekian banyak komoditas pertanian unggulan ekspor yang telah memberikan kemakmuran bagi bangsa Indonesia. Suburnya lahan Indonesia telah menjadikan pertumbuhan dan kemakmuran berlanjut. Banyak prediksi ekonom dunia memprekirakan dalam 20 tahun mendatang Indonsia akan menjadi ekonomi terbesar ketiga dunia.

Potensi Rempah

Posisi Indonesia sebagai eksportir rempah adalah negara ke-9 eksportir rempah dunia. Pangsa Indonesia telah digeser oleh negeri-negeri lain seperti Tiongkok, India, Thailand, atau Vietnam setelah dalam waktu yang panjang, negeri-negeri tersebut mendorong pengembangan tanaman rempah mereka.

Seiring pertumbuhan penduduk yang akseleratif di negara-negara Afrika dan Asia Selatan, pertumbuhan kebutuhan rempah-rempah di masa mendatang akan semakin meningkat pesat. Dalam 3 tahun terakhir, nilai ekspor rempah Indonesia meningkat tajam. Ini karena harga rempah-rempah meningkat pesat, sementara pasokannya tetap ditambah adanya gangguan pasokan akibat pandemi.

Peluang Indonesia untuk kembali merajai pasar rempah dunia sangat terbuka. Indonesia masih memiliki ruang yang besar untuk memaksimalkan peluang tersebut. Lahan-lahan tidak produktif bahkan lahan kritis masih terbilang besar tersebar di seluruh penjuru. Lahan-lahan ini apabila dioptimalkan dengan budidaya tanaman rempah, niscaya dalam beberapa tahun saja akan kelihatan hasil yang akan memberikan kesejahteraan rakyat.

Secara garis besar, Indonesia memiliki keragaman tanaman rempah yang mungkin tidak dimiliki negara lain. Ratusan jenis tanaman rempah dapat tumbuh dengan baik, produktif, dan menghasilkan nilai tambah yang besar bagi perekonomian. Diantara jenis-jenis tersebut, hanya ada puluhan jenis yang merupakan komoditas yang memiliki pasar ekspor yang kuat.

Cengkeh dan Pala

Cengkeh adalah komoditas ekspor yang sangat bisa diandalkan untuk mendongkrak nilai ekspor rempah-rempah Indonesia. Cengkeh setelah mengalami masa suram beberapa puluh tahun lalu, sekarang kembali pulih bahkan menunjukkan trend peningkatan ekspor yang menggiurkan. Cengkeh dapat tumbuh dimana saja, dan relatif tahan terhadap hama penyakit dan mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan tropis. Masalahnya adalah produktifitas cengkeh rakyat semakin menurun dari tahun ke tahun karena rendahnya replanting (penanaman kembali) dengan varietas-varietas unggul.

Pala atau bunga pala dikenal sebagai panacea, obat dari segala penyakit. Pamor Pala semakin meningkat dan digunakan dalam banyak ragam kuliner di berbagai negeri. Disamping itu, Pala juga digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan obat-obatan. Penggunaan yang luas ini mendorong permintaan Pala dan produk-produk turunannya terus meningkat. Upaya pengembangan budidaya pala di masyarakat dilakukan atas inisiatif masyarakat sendiri. Peran pemerintah dan dunia bisnis tidak terlalu menonjol di aspek budidaya.

Kayumanis atau Andaliman

Kayumanis atau dikenal juga dengan kulit manis adalah salah satu produk andalan ekspor Indonesia. Pasar kayumanis dunia dikuasai oleh Indonesia, dengan volume lebih dari 70%. Sungguhpun penggunaannya relative sedikit dalam komponen makanan, namun keharuman kayumanis telah memikat bangsa-bangsa Eropa dan menjadikan kayumanis sebagai standar kuliner mahal di berbagai belahan negeri. Secara komersial, Indonesia hanya mengandalkan Jambi sebagai penghasil kayumanis yang utama. Riset varietas unggulan belum banyak dilakukan, apalagi pemasalannya di berbagai daerah.

Andaliman adalah bumbu masak endemik Sumatera Utara yang wanginya mampu menyihir jago-jago masak kelas dunia. Masuknya andaliman sebagai bumbu eksotik ini langsung menaikkan volume ekspornya ke berbagai negara. Potensi pengembangan andaliman sebagai tanaman rempah andalan sangat dimungkinkan.

Kemiri adalah salah satu produk bumbu masak yang sangat dikenal di seluruh nusantara. Penduduk lokal di wilayah nusantara sejak dahulu menggunakan kemiri sebagai bumbu yang mengurangi bau amis makanan laut dan memperkuat cita rasa makanan. Biji Kemiri juga diekstrak untuk diambil minyaknya yang digunakan untuk kosmetik dan perawatan tubuh. Kemiri memiliki potensi ekspor yang sangat bagus ke depan, terumata untuk negara-negara Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

Pinang sebagai salah satu sumber tanaman herbal digunakan luas sebagai antioksidan dan pereda nyeri yang telah lama popular bahkan menjadi warisan budaya turun temurun hingga sekarang. Sambutan sirih pinang sering dihidangkan kepada tamu-tamu kehormatan sebagai tanda persahabatan. Dalam dunia modern, pinang digunakan sebagai bahan baku kosmetik, obat-obatan, dan juga pewarna alami. Pinang masih sangat potensial dikembangkan di Indonesia dan memiliki prospek ekspor yang sangat cerah. Bahkan dibandingkan dengan kelapa sawit, pinang menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi bagi para petani.

Komoditas rempah di atas adalah rempah-rempah yang berbentuk pohon dan dapat dibudidayakan secara luas di berbagai wilayah. Pemerintah sudah seharusnya mendorong penanaman tanaman rempah ini pada areal-areal hutan konversi ataupun hutan kemasyarakatan. Dengan membudidayakan tanaman rempah ini pada areal-areal lahan yang tidak dapat dikelola dengan baik akan dapat menghasilkan nilai tambah dan peningkatan produktifitas lahan di Indonesia.***
—–
*) Bambang Sutrisno, Sekretaris Dewan Pengarah KAPT

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Novita Wijayanti: Perlu Perbaikan dan Pelayanan dalam Evaluasi Mudik 2024

Oleh

Fakta News
Novita Wijayanti: Perlu Perbaikan dan Pelayanan dalam Evaluasi Mudik 2024
Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti. Foto : DPR RI

Jakarta – Pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan Lebaran terus menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia. Terlebih, setiap tahun pelaksanaannya terus mengalami tantangan yang cukup signifikan.

Terkait hal itu, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengapresiasi seluruh pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran 2024 yang telah berlangsung dengan baik. Meski, terdapat sejumlah catatan atau evaluasi dalam pelaksanaannya.

“Pemerintah telah mengambil langkah dalam meningkatkan infrastruktur dan mengatur sistem transportasi. Namun, peningkatan jumlah pemudik dan kepadatan lalu lintas masih menjadi permasalahan utama,” ujar Novita dalam wawancara tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Lebih lanjut dikatakan oleh Legislator dari Dapil Banyumas-Cilacap (Jawa Tengah VIII) ini, peran koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan operator transportasi serta pihak terkait lainnya masih perlu ditingkatkan.

“Komunikasi yang lebih efektif dan perencanaan yang matang diperlukan untuk menghindari kemacetan yang berlebihan dan memastikan keselamatan pemudik,” tandas Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Tak hanya itu, Novita juga mencatat perlunya peningkatan pengawasan yang lebih ketat terhadap protokol kesehatan di tempat-tempat peristirahatan dan terminal, guna mencegah penyebaran penyakit. Terlebih, lanjutnya, di tengah cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi kondisi tubuh para pemudik.

Kendati demikian, Novita mengapresiasi secara keseluruhan pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran 2024 yang baru saja selesai terselenggara. Dirinya berharap, perbaikan dan peningkatan pelayanan dapat terus dilakukan di setiap tahunnya.

“Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa perbaikan yang telah dilakukan, tentunya masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan kenyamanan pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran di masa mendatang,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata

Oleh

Fakta News
Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari saat memimpin pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024). Foto: DPR RI

Denpasar – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali. Dalam kunjungan ini Komisi I DPR RI memberikan perhatian serius pada konten kearifan lokal di Bali. Dengan kuatnya konten kearifan lokal yang ada di Bali maka diharapkan kedepan akan semakin meningkatkan industri pariwisata yang ada di Bali.

“Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI mendorong LPP RRI Denpasar Bali untuk selalu mengupdate program siaran bermuatan kearifan lokal secara multiplatform guna mendorong peningkatan pariwisata di Bali,” papar Politisi Fraksi PKS itu di kantor LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024).

Kearifan lokal merupakan suatu identitas budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Kearifan lokal juga merupakan ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Konten kearifan lokal merupakan suatu muatan yang ditampilkan kepada masyarakat melalui media yang menampilkan kebudayaan suatu bangsa.

Komisi I mendorong LPP RRI turut andil dalam mempertahankan kearifan lokal di tiap satuan kerja (Satker) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tiap Satker dari Sabang sampai Merauke, berperan penting untuk mengikat kearifan lokal yang menjadi ciri khas LPP RRI selama ini. Sebagai gambaran,  siaran RRI sendiri terdiri dari PRO 1 hingga PRO 4. Khusus PRO 4, merupakan program yang menyajikan konten kearifan lokal yang tersebar di kota-kota yang memiliki potensi budaya besar, termasuk Denpasar Bali.

Promosi kearifan lokal budaya di Bali dapat dilakukan dengan memanfatkan media massa seperti media elektronik, media cetak, dan media online maupun media sosial lainnya. LPP RRI turut menyajikan  konten yang sesuai dengan sasaran wisatawan.  LPP RRI Denpasar telah menyediakan saluran khusus untuk Budaya Bali melalui PRO 4, dengan menggunakan bahasa Bali untuk berkomunikasi dengan pendengar dan narasumber.

Baca Selengkapnya

BERITA

Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy

Oleh

Fakta News
Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Foto: DPR RI

Jakarta – Peristiwa terjadinya puluhan pemudik yang sempat memblokade jalan menuju kapal Eksekutif Bakauheni, Lampung, Minggu (14/04/2024) belum lama ini menuai respon dari Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Para pemudik mobil ini, imbuh pria yang akrab disapa SJP, memprotes karena petugas mendahulukan kendaraan yang terakhir tiba.

“PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP meminta maaf dan menyebut bahwa ada kesalahan jalur antrean karena kekeliruan pengarahan pengguna jasa atau pemudik yang giliran masuk kapal,” ujar SJP sebagaimana keterangan resmi yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Masalah tersebut, tandas Politisi Fraksi PKS ini, semakin menambah panjang daftar kesalahan ASDP dalam memberikan pelayanan bagi pemudik di lintasan penyeberangan kapal feri Merak-Bakauheni.

“Sebelumnya, jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten sempat mengalami kemacetan hingga belasan kilometer selama 5-12 jam karena banyaknya kendaraan atau masyarakat yang belum memiliki tiket kapal feri, tapi tetap datang ke pelabuhan,” terangnya.

Sebagaimana data ASDP, ungkap Suryadi, total masyarakat yang belum memiliki tiket mudik pada 6-7 April lalu sebanyak 19.700 orang atau 32 persen. Sementara calon penumpang yang sudah mempunyai tiket hanya 68 persen.

“Padahal ASDP sudah mewajibkan pengguna jasa membeli tiket secara daring via aplikasi Ferizy dengan radius maksimal 4,7 km dari Pelabuhan Merak dan sudah bertiket maksimal H-1 keberangkatan demi menghindari terjadinya antrean kendaraan dan penjualan tiket oleh calo,” tuturnya.

Namun di lapangan, masih banyak ditemukan para calon penumpang masih membeli tiket di Pelabuhan Merak dari agen-agen penjualan. Tanpa berbekal tiket, lanjut SJP, para pemudik ini tetap nekat berangkat menuju Pelabuhan Merak. Akibatnya, mereka berdesakan dengan para pemudik yang sudah membeli tiket. Karena mereka masih yakin bisa memperoleh tiket di Pelabuhan dan faktanya masih bisa mendapatkannya melalui agen-agen penjualan tidak resmi.

“Kita meminta agar alasan para pemudik datang langsung ke pelabuhan untuk membeli tiket tanpa menggunakan aplikasi Ferizy ini dievaluasi oleh pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena banyaknya keluhan pembeli tiket terkait aplikasi ini,” pungkas SJP.

Rating 2,5 dan ulasan-ulasan buruk terhadap Ferizy di Google Play Store, kata Suryadi, dapat menjadi bahan evaluasi tersebut. Misalkan kuota pemesanan tiket begitu cepat habis yang kemungkinan besar sudah diborong oleh calo yang kemudian menawarkannya di sekitar pelabuhan, bahkan ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya