Wapres Ma’ruf: Terus Belajar dan Berpikir Terbuka, Kunci Pengembangan SDM
Jakarta – Dengan 90 persen jumlah penduduk muslim dari total populasi di Indonesia, umat muslim memiliki peran besar dalam memajukan bangsa. Untuk menjalankan perannya tersebut, diperlukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) umat muslim, salah satunya dengan terus belajar.
Sebagaimana wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berbunyi Iqra` bismi rabbikallażī khalaq (bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan).
“Jika umat Islam dapat berpegang pada makna dari wahyu tersebut, maka sesungguhnya kita semua diperintahkan untuk tidak pernah berhenti belajar dalam hidup. Life is a continues learning process, hidup adalah untuk terus belajar, dan belajar adalah merupakan kunci dari pengembangan SDM,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara Web Seminar (Webinar) Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Senin (16/11/2020).
Dalam Webinar yang bertema “Peran Umat Islam dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul Menuju Indonesia Emas 2045” ini, Wapres juga menekankan bahwa makna ‘membaca’ dari wahyu tersebut bukanlah hanya untuk membaca, namun mengandung makna tentang pentingnya ilmu pengetahuan dalam hidup.
“Karena ilmu pengetahuan yang membawa kehidupan menjadi lebih baik. Membaca, memahami, dan kemudian pada gilirannya menjalankan ilmu dan pengetahuan yang dipelajari adalah merupakan makna utama dari wahyu tersebut,” ungkap Wapres.
Wapres pun menilai, salah satu tantangan yang dihadapi oleh umat muslim saat ini adalah cara berpikir yang sempit dan tidak terbuka terhadap perkembangan. Untuk itu, cara berpikir ini harus diubah sehingga dapat melihat suatu tantangan dengan akal sehat yang memanfaatkan pengetahuan. Apabila tidak diubah maka pola berpikir seperti ini dapat membawa masalah ke depannya.
“Cara berpikir sempit itu juga merupakan salah satu penyebab munculnya sifat egoistik, tidak menghargai perbedaan pendapat serta tidak mau berdialog. Cara berpikir sempit juga melahirkan pola pikir radikal, yang menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah,” tutur Wapres.
Di sisi lain, Wapres juga mengimbau agar umat muslim dapat menjadi individu yang adaptif dan mampu menangkap peluang serta memiliki kemampuan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi.
Pada kesempatan yang sama, Wapres kembali mengingatkan akan pentingnya inovasi dalam memenangkan persaingan. Ia menilai, inovasi memiliki nilai yang lebih tinggi dari sumber daya karena inovasi tidak memiliki batas.
Sebagai contoh, Wapres pun kembali memaparkan inovasi yang dikeluarkan oleh perusahaan Apple yang menggunakan inovasi sebagai sumber dayanya.
“Apple merupakan salah satu contoh keberhasilan inovasi. Apple tidak selalu menjadi yang pertama, tapi mampu mengembangkan dan membuat produknya dengan lebih baik. Itulah sebabnya Apple menjadi perusahaan yang paling inovatif di dunia. Contoh Apple adalah sekedar menunjukkan kepada kita pentingnya inovasi, yang akan selalu bernilai, sekalipun dunia dalam keadaan krisis,” papar Wapres.
Menutup sambutannya, Wapres berpesan agar webinar hari ini dapat menggali dengan serius peran umat Islam dalam pengembangan SDM yang unggul, sehat, cerdas, memiliki produktivitas tinggi, memiliki semangat untuk berkompetisi, cinta tanah air dan berakhlak mulia.
“Oleh karena itu, saya mengharapkan webinar ini dapat membahas peran umat Islam dalam pengembangan SDM berpatokan dengan definisi tersebut. SDM unggul harus universal, memiliki integritas dan moralitas,” pungkas Wapres.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.