Wapres Ma’ruf Dorong Tingkatkan Literasi Syariah Masyarakat dengan Teknologi Digital
Jakarta – Indonesia memiliki modal yang baik bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah karena memiliki sejarah perkembangan industri yang terus meningkat dan dukungan dari pimpinan tertinggi negara melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Namun, indeks literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemahaman masyarakat salah satunya melalui teknologi digital.
“Dengan indeks inklusi yang masih rendah memberikan kita peluang untuk melakukan perluasan layanan keuangan syariah, khususnya menggunakan basis teknologi digital kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia, utamanya kepada mereka yang sama sekali belum terhubung dengan sistem keuangan formal,” tutur Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin pada acara Grand Launching Program Metro TV “Sharia Economic Talk with Gunawan Yasni” di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6, Jakarta Pusat, Rabu (2/9/2020).
Lebih lanjut Wapres menekankan, bahwa peningkatan pemahaman masyarakat yang baik atas ekonomi dan keuangan syariah akan sangat menentukan seberapa besar penerimaan sistem syariah di masyarakat. Karena, walaupun Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar namun tidak dapat menjamin ekonomi dan keuangan syariah berkembang dengan sendirinya. Untuk itu, diperlukan upaya yang konsisten dan efektif salah satunya melalui acara televisi (TV).
“Melalui acara TV atau berbagai media massa lainnya, kita dapat menjangkau lebih banyak masyarakat sehigga peluang untuk memberikan edukasi publik terhadap ekonomi dan keuangan syariah menjadi lebih efektif. Untuk itu saya melihat bahwa Sharia Economic Talk with Gunawan Yasni di Metro TV ini dapat menjadi salah satu faktor pendorong tersebut,” tegas Wapres.
Menutup sambutan, Wapres pun berpesan agar program ini dapat menjadi jendela informasi yang memberikan informasi aktual dan faktual mengenai ekonomi dan keuangan syariah. Ia juga berharap agar acara ini dapat menjadi upaya meningkatkan literasi syariah masyarakat untuk turut berperan serta dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.
“Acara ini saya harapkan dapat mengangkat berbagai topik yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah secara faktual dan aktual. Sajikan informasi yang menarik serta mudah dicerna agar masyarakat semakin mudah memahami peran ekonomi dan keuangan syariah. Dan yang paling penting masyarakat mau terlibat dalam aktivitas ekonomi dan keuangan syariah,” pungkas Wapres.
Sebelumnya pimpinan Media Group News Muhammad Mirdal Akib, menyampaikan bahwa pemikiran Wapres pada Forum Islamic Civilization Conference tentang perkembangan ekonomi syariah sebagai salah satu penompang pembangunan yang berkelanjutan telah menginspirasi Media Group untuk bergerak aktif dalam mensosialisasikan ekonomi syariah dan industri halal kepada masyarakat. Ia pun menyampaikan harapannya agar program ini dapat memberikan edukasi dan meningkatkan literasi masyarakat tentang industri syariah di Indonesia.
“Kami sangat berharap program ini dapat memberikan manfaat besar bagi pemenuhan nilai edukasi, serta mendorong tegaknya nilai-nilai akhlak moral dalam aktivitas bisnis sebagai salah satu bisnis utama dari ekonomi syariah. Harapan kami, Metro TV dan Media Group bisa menjadi mercusuar dalam rangka menjadikan indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia,” tandasnya.
Sebagai informasi, program Sharia Economic Talk with Gunawan Yasni akan tayang perdana di Metro TV pada Kamis, 3 September 2020, Pukul 20.00 21.00. Acara yang berdurasi selama 60 menit ini memiliki konsep talkshow dan akan menghadirkan tema serta narasumber terkemuka di bidang ekonomi dan keuangan syariah baik dari dalam maupun luar negeri.
Acara Grand Launching dihadiri secara langsung diantaranya oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran pimpinan Media Group. Sementara secara virtual acara juga diikuti oleh para Duta Besar perwakilan negara sahabat diantaranya Qatar, Bahrain, Arab saudi, dan Turki serta para Ketua Lembaga Keuangan dan Keuangan Syariah.
Turut hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bambang Widianto, serta Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.