Connect with us
Pilpres 2019

Sikap PKS ke Prabowo Ditentukan Setelah Deklarasi

Sikap PKS ke Gerindra
PKS dan Gerindra

Jakarta – Dukungan Partai Keadilan Sejahtera ke Prabowo Subianto ternyata masih teka-teki. Hal ini berjalan seiring dengan tenggat waktu pendaftaran yang tinggal tiga pekan lagi. Sejumlah kalangan pun bertanya bagaimana sikap PKS.

Presiden PKS Sohibul Iman, mengamininya. Ia menegaskan bahwa partainya belum bisa memastikan apakah akan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra itu sebagai calon presiden.

Menurutnya, sikap PKS mendukung Prabowo akan ditentukan apabila sudah deklarasi. “Jadi, sampai sebelum kami deklarasi, ini belum final. Tapi kalau sudah deklarasi, baru final,” kata Sohibul, di Jakarta, Sabtu, (14/7) kemarin.

Masih katanya, sampai sekarang pun belum ada perjanjian resmi antara PKS dengan partai koalisi soal pencalonan Prabowo sebagai calon presiden. Sohibul hanya memastikan bahwa pihaknya akan tetap menghormati pencalonan Prabowo yang sudah dideklarasikan Partai Gerindra.

Terlepas dari itu, sejauh ini memang baru Partai Gerindra yang tegas mencalonkan lagi Prabowo sebagai calon presiden di Pilpres 2019. Kata Sohibul, sebagai bagian komitmen kemitraan dengan Gerindra, sikap PKS menghormati keputusan tersebut.

Namun PKS, lanjut Sohibul, tetap membutuhkan komitmen penegas kembali. Dalam hal ini, pihaknya menekankan bahwa ada topik inti dan utama yang mesti dibicarakan lagi di antara partai koalisi. Apalagi kalau bukan soal calon wakil presiden.

“Pembicaraan, kan, harus sampai kepada cawapres, habis itu tentu ada konstelasi, yang boleh saja, karena namanya juga kami lobi-lobi, tentu akan ada dinamika-dinamika,” ujarnya.

Baca Juga: Ingin Nyaleg Kembali, Mantan Napi Korupsi dari Gerindra Gugat PKPU

Adapun soal deklarasi yang bakal dilakukan tadi, Sohibul masih belum bisa menjelaskan secara rinci mengenai waktu pengungumannya. Ia hanya mengisyaratkan semua itu, termasuk deklarasi, akan dilakukan sebelum 10 Agustus 2018.

Seperti diketahui sebelumnya sejumlah opsional telah keluar terkait siapa pendamping Prabowo Subianto. Di antara beberapa pilihan, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Anies sendiri Sabtu kemarin telah bertemu dengan Sohibul di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan. Sambil tersenyum, Anies mengungkapkan bahwa banyak membahas terkait kondisi Jakarta saat ini.

“Kita bicarakan banyak hal tentang Jakarta, progres-progres tentang Jakarta, program kita di Jakarta dan rencana kita di Jakarta. Karena apa yang kita perjuangkan di Jakarta hari ini adalah bagian perjuangan PKS dan Gerindra yang mengusung saya,” kata Anies.

Namun saat ditanya lebih jauh apakah pertemuannya dengan Sohibul membahas soal capres-cawapres, Anies enggan menjawab. Mantan Menteri Pendidikan ini menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada Sohibul.

“Gubernur itu dalam tupoksinya tidak ada tentang capres dan cawapres. Jadi kalau ditanya air saya jawab, listrik saya jawab. Kalau soal capres-cawapres, Pak Sohibul saja yang menjawab,” ungkap Anies.

Sohibul pun menyebut inti pertemuan ini adalah silaturahmi Lebaran. Namun, Sohibul tidak menampik kalau ada juga pembahasan soal nama Anies yang dibicarakan menjadi cawapres.

“Yang kedua, secara rutin beliau sering update apa-apa progres DKI. Dua hal itu saja yang terpenting. Tapi pembicaraan di media yang lagi ramai. Memang saya yang memulai. Saya bilang, Pak Anies itu namanya cukup berkibar di media,” kata Sohibul.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya