Peringatan Maulid 1443H, Wapres Ma’ruf: Teladani Akhlak Rasulullah dengan Bangun SDM Unggul
Jakarta – Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam adalah uswah hasanah (teladan yang baik) yang diturunkan Allah untuk memandu kehidupan umat manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Keteladanan beliau yang paling utama adalah konsistensi dalam menyempurnakan akhlak umat manusia agar mampu memakmurkan bumi, salah salah satunya dengan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.
“Untuk memakmurkan bumi itu diperlukan kunci-kuncinya, mafatihul imara, diperlukan sebab-sebabnya. Salah satu sebab yang paling penting yaitu Sumber Daya Manusia yang unggul, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Wakil Presiden (Wapres) KH. Ma’ruf Amin pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam Tingkat Kenegaraan Tahun 2021 M/1443 H secara virtual di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Senin (18/10/2021).
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bahwa mencetak SDM unggul merupakan salah satu prioritas program nasional yang dimiliki oleh pemerintah. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat dapat mendukung generasi penerus untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta akses teknologi yang baik.
“Oleh karena itu, kita harus mendorong semua anak-anak kita, generasi muda kita untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi supaya bisa memakmurkan bumi ini, dan inilah yang menjadi salah satu prioritas program nasional kita yaitu membangun SDM,” tegasnya.
Di sisi lain, Wapres juga menekankan pentingnya makna Iqro Bismirobik (bacalah dengan nama Tuhanmu). Membaca di sini, bermakna tidak hanya membaca secara harfiah, namun juga membaca berbagai masalah dalam kehidupan melalui riset yang dilakukan.
“Melakukan penelitian-penelitian, melakukan riset sehingga kita bisa memahami berbagai masalah di dalam tata kehidupan supaya kita bisa menguasai ilmu pengetahuan dan juga melakukan riset dan inovasi. Itulah yang sebenarnya kita kembangkan sekarang ini dan menjadi target pemerintah,” imbuh Wapres.
“Walaupun kita sekarang ini masih dalam suasana pandemi tapi kita harapkan pandemi ini segera berlalu dan kita tidak hanya ingin mengembalikan keadaan selamat dari pandemi, tapi kita ingin membuat lompatan-lompatan untuk menuju kemajuan setelah pandemi,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Wapres berharap agar generasi penerus di masa mendatang dapat menjadi generasi yang unggul dan berakhlak mulia, serta dapat menjaga keseimbangan hubungan baik antarsesama manusia dan dengan penciptanya.
“Kita harapkan bahwa kita dapat membagun generasi yang akan datang yaitu generasi yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, generasi SDM yang unggul tetapi memiliki akhal yang mulia, akhlakul karimah seperti yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam,” pungkas Wapres.
Sebelumnya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, bahwa acara peringatan Maulid Nabi ini bertujuan untuk mengenalkan dan mendekatkan sosok Rasulullah terutama kepada para generasi penerus tentang kemuliaan akhak dan kepemimpinannya.
Ia juga mengungkapkan bahwa semangat Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wassallam mengajak umat Islam untuk maju dengan berani dalam mengedepankan persamaan daripada perbedaan. Sehingga, Islam dan pembangunan dapat saling mendukung untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Mari kita tingkatkan kualitas keberislaman dalam rangka mendukung langkah nyata pembangunan nasional. Islam dan Indonesia adalah dua sisi yang telah banyak melahirkan ragam pencapaian dan prestasi. Karena itulah, sebagai penerus bangsa mari kita jaga keduanya untuk terus saling beriringan dan mengisi,” tandas Yaqut.
Selain Menteri Agama, hadir dalam acara ini Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Pusat Habib Nabiel Al Musawa, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah Abdul Ghafur Maimoen, para pejabat eselon 1 dan eselon 2 Kementerian Agama dan para undangan dari kalangan alim ulama. Sementara Wapres didampingi oleh Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.