Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Kembali Diperhitungkan untuk Dibangun di Larantuka
Kupang – Untuk menambah kebutuhan listrik, pemerintah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLT AL) di Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi kembali dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) perihal penghitungan ulang biaya proyek agar dapat menurunkan cost.
Pembangunan PLT AL di Kabupaten Flores Timur, lanjut Luhut, sangat penting untuk direalisasikan, mengingat dampak positifnya bagi masyarakat dan industri di daerah tersebut. “Saya beritahu sama Menteri ESDM, mungkin supaya desainnya lebih sederhana supaya cost-nya bisa lebih ditekan,” katanya melalui siaran pers, Selasa (31/10 /2017).
Pembangkit tersebut, menurut Luhut, harus dibangun karena dengan adanya listrik 25 Megawatt (MW) tambahan dari sebelumnya 7 MW yang ada, daerah Larantuka dan sekitarnya dengan 250 ribu penduduk akan bisa menikmati listrik.
Pemerintah, juga akan mengembangkan infrastuktur di Kabupaten Flores Timur, khususnya di Larantuka sebagai Ibu kota. Di antaranya, adalah rencana pembangunan dermaga kontainer di Wello guna mendukung program Tol laut, dan perpanjangan landasan pesawat di Bandara Gewayantana Larantuka, yang akan diperpanjang menjadi 500 meter.
Dengan fasilitas infrastruktur itu, maka kedepannya dapat menunjang dari segi perekonomian masyarakat, untuk mengekspor produk dan komoditas unggulan daerahnya.
Energi Baru Terbarukan
Perkembangan teknologi pemanfaatan energi arus laut sebagai energi baru terbarukan, makin berkembang pesat. Prinsip yang dikembangkan pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut ialah melalui konversi tenaga kinetik massa air laut menjadi tenaga listrik.
Tercatat beberapa negara telah berhasil menginstalasi pembangkit energi listrik, dengan memanfaatkan energi arus dan pasang surut. Mereka ialah Skotlandia, Swedia, Prancis, Norwegia, Inggris, Irlandia Utara, Australia, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Di Indonesia, Kecepatan arus pasang-surut di perairan pantai umumnya kurang dari 1,5 m/detik. Sementara itu, di selat-selat di antara Pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur, kecepatannya bisa mencapai 2,5-3,4 m/detik. Pada dasarnya, arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut. Dari gerakan itu muncul energi kinetik yang dapat digunakan sebagai tenaga penggerak rotor atau turbin pembangkit listrik.
Selain itu, arus laut menarik untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil, periodik, dan dapat diprediksi, baik pola maupun karakteristiknya.
Pengembangan teknologi energi arus laut, lazimnya dilakukan dengan mengadopsi prinsip teknologi energi angin, yaitu dengan mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi listrik. Daya yang dihasilkan lebih besar daripada daya yang dihasilkan turbin angin karena massa jenis air laut hampir 800 kali massa jenis udara.
Proyek Perdananya di NTT
Pemerintah Indonesia dan Belanda akan menjalin kerja sama membangun jembatan Pancasila-Palmerah di Nusa Tenggara Timur (NTT). Jembatan tersebut membentang 800 meter yang menghubungkan Flores dan Pulau Adonara. Jembatan tersebut, akan dilengkapi dengan turbin.
Teknisnya, turbin akan dipasang pada bawah jembatan dan bisa menghasilkan aliran listrik dengan memanfaatkan arus laut. Potensi listrik arus laut di wilayah itu sebesar 300 Megawatt (Mw).
Pemerintah berharap pada tahap awal, turbin tersebut dapat menghasilkan 30 Mw listrik. “Itu bertahap, kami uji coba dulu. Kebetulan kebutuhan di sana kira-kira itu. Sekarang keseluruhan NTT sudah ada 150 Mw,” ujar Luhutbeberapa waktu lalu. Proses konstruksi diprediksi akan selesai pada 2018 dengan skema pendanaan yang masih dalam proses pembicaraan dengan kedua pihak.
Perusahaan Belanda berniat menggunakan 30% ekuitas perusahaaa, sedangkan sisanya berupa pinjaman lunak (soft loan). Proyek ini menjadi proyek pembangkit listrik perdana yang memanfaatkan arus laut di Indonesia. Jika pembangunan ini berhasil, NTT akan mempunyai cadangan listrik sebesar 40-45 Mw. Harapannya, itu bisa menopang pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
M Riz
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.