Lakukan Pertemuan Bilateral dengan PM Mesir, Wapres Ma’ruf Diskusikan Isu Seputar Perubahan Iklim, Kerja Sama Perdagangan dan Pendidikan
Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Mesir, Mostafa Kamal Madbouly, di Paviliun Kantor Perdana Menteri Mesir, Sharm El Sheikh International Convention Centre (SHICC), Sharm El Sheikh, Mesir, Selasa (08/11/2022).
Pada pertemuan yang berlangsung kurang lebih selama 60 menit tersebut, kedua pemimpin membahas berbagai isu seputar perubahan iklim, kerja sama di bidang perdagangan, dan bidang pendidikan.
Mengawali pertemuan, Wapres menyampaikan apresiasinya atas peran Mesir dalam upaya global mengatasi isu iklim. Ia menilai sebagai negara berkembang, Mesir dan Indonesia perlu terus mendorong perwujudan komitmen internasional dalam mengatasi isu global ini, dari semua aspek.
“Termasuk pendanaan, peningkatan kapasitas, dan alih teknologi dari negara maju,” tutur Wapres.
“Kepemimpinan Mesir pada COP27 dan Indonesia pada G20 menjadi momentum untuk menangani berbagai isu krusial terkait ekonomi dan lingkungan hidup,” lanjutnya.
Di bidang perdagangan, Wapres pun memaparkan bahwa hubungan kerja sama antara kedua negara terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari adanya kenaikan nilai perdagangan lebih dari 50 persen, mencapai 1.86 miliar US dollar.
Oleh karena itu Wapres menilai, untuk semakin meningkatkan performa baik ini, pembentukan Joint Trade Committee dan pengembangan Preferential Trade Agreement (PTA) antarkedua negara dapat segera ditindaklanjuti.
“Saya mohon dukungan Yang Mulia agar nota kesepahaman Joint Trade Committee dapat segera ditandatangani dan inisiatif pembentukan PTA dapat segera dibahas,” ungkap Wapres.
Sementara di bidang pendidikan, Wapres mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pemberian beasiswa serta fasilitas bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Mesir. Ke depan, ia berharap hubungan baik di bidang pendidikan ini dapat terus diperkuat dan semakin banyak mahasiswa Indonesia dapat belajar di Mesir, begitu juga sebaliknya.
“Saat ini terdapat lebih dari 10.300 mahasiswa Indonesia di Mesir,” papar Wapres.
“Saya berharap kerja sama kedua negara dapat terus diperkuat, termasuk dalam memberikan perlindungan bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia di mesir,” pungkasnya.
Menyambut baik berbagai hal yang disampaikan Wapres, PM Kamal Madbouly mengungkapkan bahwa Mesir juga akan terus berupaya meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia yang telah terjalin sejak lama, khususnya kerja sama di bidang ekonomi.
“Kami juga dalam hal ini ingin menyampaikan apresiasi atas tercapainya penandatanganan 2 MoU pada kunjungan Menteri Luar Negeri Mesir ke Indonesia pada Maret lalu yaitu MoU mengenai Pembentukan Sidang Komisi Bersama dan Kerja Sama Lingkungan Hidup,” tuturnya.
Lebih jauh, PM Kamal Madbouly juga mengungkapkan bahwa Mesir terus ingin mempererat jalinan kerja sama dalam bidang pendidikan. Bahkan menurutnya banyaknya mahasiswa Indonesia di Mesir merupakan suatu kebahagiaan bagi pemerintah dan masyarakat Mesir.
“Kami memiliki Universitas Al-Azhar yang saat ini menampung banyak sekali mahasiswa Indonesia yang jumlahnya mencapai 11.000 dan ini menjadi sumber kebahagiaan bagi kami,” ungkapnya.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.