Connect with us
Sepak Bola

Kenalkan UEFA Nations League, Liganya Negara-negara Eropa

Wales menjadi debutan paling mengejutkan di Piala Eropa 2016 setelah berhasil lolos sampai semifinal. Sayang mereka harus menyerah 0-2 melawan Portugal yang akhirnya menjadi juara tahun itu.UEFA

Siprus – Setahun dari sekarang atau tepatnya pada September 2018 mendatang, UEFA akan meresmikan sebuah format kompetisi baru untuk timnas-timnas yang bernaung di bawah konfederasi UEFA. Kompetisi itu bernama UEFA Nations League.

Ide “gila” ini berangkat dari keluhan tim-tim berperingkat menengah dan berperingkat rendah di bawah naungan konfederasi UEFA terhadap segala bentuk uji tanding yang dianggap tidak memberikan efek apa-apa untuk mereka. UEFA pun mulai memikirkan sebuah format kompetisi anyar untuk mengakomodasi keinginan dari negara-negara tersebut.

Kemudian setelah melalui perjalanan panjang sejak 2011 silam, tepatnya di Siprus, UEFA akhirnya memutuskan untuk membentuk kompetisi baru. Adapun tim-tim akan saling dipertemukan sesuai dengan peringkat mereka di FIFA dan UEFA.

Tepat pada 20 September lalu, format kompetisi baru ini pun diresmikan dan rencananya akan dimulai pada 6 September 2018. Lantas seperti apakah UEFA Nations League itu?

Diambil dari berbagai sumber, ada beberapa poin yang sudah diketuk palu UEFA mengenai UEFA Nations League ini. Di antaranya:

  • Kompetisi ini akan diikuti 55 negara yang bernaung di bawah konfederasi UEFA
  • Ke-55 tim tersebut akan dipecah ke dalam empat liga, yaitu liga A, B, C, dan D. Pembagian tim di liga-liga tersebut akan tergantung kepada peringkat FIFA dan UEFA Team Coefficient Rangkings (rangking koefisien timnas di konfederasi UEFA) per selesainya babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa
  • Liga A akan berisikan 12 tim papan atas UEFA. Liga B juga berisikan 12 tim. Liga C akan berisikan 15 tim, sedangkan Liga D berisikan 16 tim (tim peringkat bawah kemungkinan besar akan berada di Liga D)
  • Liga A dan Liga B akan terdiri dari empat grup. Masing-masing grup berisikan tiga tim. Liga C berisikan empat grup juga, dengan satu grup berisikan tiga tim, sedangkan tiga lainnya berisikan empat tim. Sementara Liga D berisikan empat grup, dengan tiap grup berisikan empat tim.
  • Untuk drawing, akan diadakan pada 24 Januari 2018 di SwissTech Convention Centre di Lausanne. Pertandingan akan dilaksanakan dengan sistem home and away antara bulan September dan November 2018 (jumlah pertandingan tergantung jumlah tim di grup).
  • Empat tim yang menjadi juara grup di Liga A akan lolos ke babak akhir UEFA Nations League yang akan diadakan pada Juni 2019, mulai dari semifinal, perebutan juara ketiga, dan final.
  • Tuan rumah untuk babak final ini akan ditentukan oleh Komite Eksekutif UEFA pada Desember 2018 dari keempat tim yang lolos ke babak akhir.
  • Juara grup di Liga B, C, dan D akan mendapatkan promosi ke liga lebih atas (misal juara grup di Liga C akan promosi ke Liga B), dan tim yang menghuni peringkat bawah di Liga A, B, dan C akan terdegradasi ke liga di bawahnya.

Format kompetisi seperti ini dinilai  sesuai dengan semangat yang diusung bahwa setiap negara perlu berkompetisi berdasarkan tingkatan di mana mereka berada. Harapannya, negara-negara Eropa dapat berkompetisi dengan baik dan hal tersebut dapat berpengaruh kepada kualitas sangara-sangara (kesebelasan negara) di Eropa.

Demi menjaga kualitas liga, hasilnya pun ditetapkan akan berpengaruh terhadap kualifikasi Piala Eropa 2020.

Skema UEFA Nations League 2018

Selain berjuang memenangkan liga, empat tim terbaik akan mendapatkan tiket otomatis ke Piala Eropa. Namun jika negara tersebut juga sudah dinyatakan lolos dari jalur Kualifikasi Piala Eropa, maka jatah tersebut akan dialihkan ke peringkat liga di bawahnya.

Skema UEFA Nations League 2018 2

Masing-masing grup layaknya divisi pada liga-liga Eropa. Peringkat terbawah di grup League A akan terdegradasi ke League B dan seterusnya. Sebaliknya, peringkat atas League B akan promosi ke League A.

Menentukan Nasib di Kualifikasi Piala Eropa 2020

Bukan tanpa celah, kompetisi anyar ini pun menyimpan pertanyaan besar. Apalagi kalau bukan apakah kompetisi ini berpengaruh terhadap jalan masuk tim-tim di konfederasi UEFA untuk tampil di Piala Eropa 2020?

Seperti dilansir dari situs resminya, UEFA Nations League kelak akan berpengaruh terhadap jalan masuk tim-tim Eropa menuju putaran final Piala Eropa 2020. Perlu dicatat bahwa untuk babak kualifikasi Piala Eropa 2020 sendiri baru akan dimulai pada Maret 2019 mendatang. Babak kualifikasi ini pula yang kelak akan menentukan tim yang lolos langsung ke putaran final Piala Eropa 2020.

Seperti yang sudah-sudah, babak kualifikasi Piala Eropa 2020 pun akan mempertemukan 55 negara. Terbagi ke dalam 10 grup, juara dan runner up grup akan lolos langsung ke putaran final. Dari babak kualifikasi itu, akan ada sebanyak 20 tim yang lolos langsung ke putaran final Piala Eropa 2020.

Lalu, ke mana sisa jatah empat tim lain yang juga berhak tampil di Piala Eropa 2020 (Karena Piala Eropa 2020 diikuti 24 tim) Nah, di sinilah peran UEFA Nations League.

UEFA Nations League ini bisa menjadi jalan lain negara-negara Eropa untuk menuju ke Piala Eropa. Jalan yang disajikan melalui fase play off, dengan melibatkan 16 tim yang menjadi juara grup di masing-masing liga dalam kompetisi UEFA Nations League tadi.

Artinya, masing-masing liga (Liga A, B, C dan D) akan mengadakan babak semifinal dan final di masing-masing liga untuk menentukan siapa yang berhak tampil di Piala Eropa. Sederhananya, juara liga di UEFA Nations League berhak lolos ke putaran final Piala Eropa.

Kemudian, jika juara grup dalam liga di kompetisi UEFA Nations League memang sudah lolos ke Piala Eropa via babak kualifikasi, maka tempat juara grup itu akan diberikan kepada tim peringkat terbaik selanjutnya di liga.

Namun jika sebuah liga tidak memiliki empat tim untuk ikut di babak play off, maka slot empat tim tersebut akan diberikan ke tim di liga lain, berdasarkan rangking keseluruhan dari peserta UEFA Nations League.

Singkat kata, dengan sistem seperti ini, tim-tim yang berlaga di Liga D (liga yang berisikan tim-tim peringkat bawah UEFA tadi), juga punya peluang untuk tampil dalam ajang Piala Eropa 2020. Itu berarti akan ada Islandia-Islandia berikutnya seperti yang terjadi di putaran final Piala Eropa 2016 lalu.

Timnas Islandia yang mengejutkan dunia ketika berhasil lolos ke perempat final Piala Eropa 2016.

Timnas Islandia yang mengejutkan dunia ketika berhasil lolos ke perempat final Piala Eropa 2016.

Seperti sudah diketahui, Piala Eropa 2020 memang akan menjadi Piala Eropa paling unik karena dimainkan di 13 negara. Hal ini menjadi sebuah penyegaran baru lantaran biasanya tuan rumah Piala Eropa hanya satu atau dua negara. Ke-13 kota di 13 negara itu adalah Kota Dublin (Irlandia), Bilbao (Spanyol), Glasgow (Skotlandia), Kopenhagen (Denmark), Brussels (Belgia), Amsterdam (Belanda), Bukarest (Rumania) dan Budapest (Hungaria), Roma (Italia), Munich (Jerman), Baku (Azerbaijan) dan Saint Petersburg (Rusia), dan London (Inggris).

Adapun akan ada 24 tim yang berjuang mempertaruhkan nama negaranya, di mana 20 tim akan diambil dari Kualifikasi Piala Eropa dan 4 sisanya akan diambil dari UEFA Nations League.

Wah benar-benar sangat menarik bukan UEFA Nations League ini? Bagaimana dengan di region lain? Akankah AFC (Federasi Sepakbola Asia) menerapkannya? Jika iya, bukan tidak mungkin Indonesia akan bisa terus lolos ke putaran final Piala Asia.

Pada 2016 lalu, Albania berhasil membuat sejarah dengan lolos ke Piala Eropa pertama kalinya.

Pada 2016 lalu, Albania berhasil membuat sejarah dengan lolos ke Piala Eropa pertama kalinya.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya