Jadi Keynote Speech, Megawati Akan Sampaikan Spirit Pancasila di Jeju Forum Korsel
Jakarta – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Korea Selatan untuk mengikuti serangkaian kegiatan di negeri ginseng tersebut. Dalam kunjungan ini Megawati didampingi Bendahara Umum PDI Perjuangan yang juga Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey.
Megawati Soekarnoputri tiba di Jeju, Korea Selatan sekitar pukul 18.00 waktu setempat dan disambut Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto di Bandara Jeju, Senin (12/9). Sementara Ketua DPP PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri dijadwalkan tiba di Jeju, besok.
Megawati Soekarnoputri mengucapkan alhamdulillah karena perjalanan dari Jakarta ke Jeju, Korea Selatan berjalan dengan lancar. Hal ini disampaikan Megawati saat dia berbincang dengan media setibanya di Hotel WE Jeju, Senin (12/9) malam.
“Sangat menyenangkan karena sama sekali weathernya (cuaca-red) itu bagus sekali jadi tidak ada goncangan. Perjalanan sekitar 7 jam langsung. Jadi alhamdulillah,” ucap Megawati.
Usai tiba, Megawati dan rombongan langsung menjalani tes PCR di bandara. Setelah keluar hasil tes, rombongan menuju Hotel WE. Lebih sejam waktu tempuh dari bandara ke hotel.
Saat tiba di lobby Hotel WE, Kim Sung Soo, Presiden Hotel WE menanti dan menyambut kedatangan Megawati dan rombongan termasuk Dubes Gandi.
Megawati dan Kim Sung Soo terlibat percakapan hangat dan akrab dengan bantuan penerjemah bernama Yuli.
Untuk diketahui, wilayah Jeju dan sekitarnya pekan lalu dihantam topan Hinnammor yang menyebabkan banyak aktivitas terganggu seperti pembatalan penerbangan, penangguhan bisnis dan penutupan sekolah.
Sebelum menuju Jeju, Megawati dan rombongan dilepas oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dari bandara Halim Perdanakusuma sekitar 10.00 WIB.
Hasto menyampaikan di Jeju, pada Rabu (14/9), dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati akan menyaksikan penandatangan nota kesepakatan (MoU) antara Jeju National University (JNU) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dilanjutkan dengan mengunjungi Laboratorium Budi Daya Laut yang berada di Universitas Nasional Jeju.
“Agenda utama Ibu Mega pada Kamis (15/9) adalah keynote speech di acara pembukaan Jeju Forum for Peace and Prosperity,” papar Hasto. Menurut informasi akan ada 2.000 peserta di Jeju Forum yang ke-17 ini. Sejumlah tamu VIP dari sejumlah negara dijadwalkan ikut hadir dan menyampaikan materi di acara ini.
Hasto menambahkan dalam kesempatan tersebut, selain menyampaikan pidato, Megawati akan membagikan buku Pancasila, Dasar Negara Indonesia dalam bahasa Inggris.
“Dalam buku dijelaskan sejarah lahirnya Pancasila dan penjelasan tentang lima sila. Dulu pada 2017, di Jeju Forum ke-12, Ibu Mega juga hadir sebagai pembicara,” terang Hasto.
Hasto menambahkan, selama dua hari itu, Megawati juga dijadwalkan memiliki agenda-agenda antara lain bertemu Gubernur Jeju Oh Young-hun dan menanam pohon baru di Megawati Soekarnoputri Garden yang terletak di salah satu kawasan hotel di Pulau Jeju. Kebun tersebut diresmikan Megawati pada Mei 2017 lalu.
Hasto menyebutkan Megawati sangat berharap hubungan baik dan kerja sama antara Indonesia dan Korsel terus bisa ditingkatkan.
“Ini menjadi kunjungan kesekian kalinya Ibu Mega ke Korsel. Beliau selalu menyampaikan agar hubungan kedua negara terus terjalin dengan baik. Saat bertemu dengan Presiden Korsel Yoon Seok-yeol di Seoul pada Mei lalu, hal itupun disampaikan Ibu Mega,” pungkas Hasto.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.