ITS Tuan Rumah Kontes Mobil Hemat Energi 2017, Diikuti 43 Perguruan Tinggi
Surabaya – Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2017, keenam kalinya diselenggarakan di Sirkuit Kenpark Surabaya, Rabu (8/11/2017). Ajang berskala nasional ini diikuti oleh 77 tim dari 43 perguruan tinggi se-Indonesia yang menampilkan masing-masing mobil andalannya.
Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ditunjuk oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti RI) menjadi tuan rumah. Acara ini, dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Didin Wahidin. Menurut Didin, dengan adanya perhelatan semacam ini, bisa menjadi wadah para mahasiswa untuk memacu inovasi dan bertukar ide di bidang otomotif.
“Tidak hanya sebagai kompetisi, melainkan sebagai arena pertemuan mahasiswa pecinta otomotif,” katanya.
Harapannya, kualitas otomotif Indonesia semakin maju dan lebih baik. Sehingga ke depannya, Indonesia mampu bersaing di internasional.
Harapannya, Didin mengatakan, bahwa di masa depan mobil-mobil ciptaan mahasiswa Indonesia saat ini tidak hanya bersaing di ajang KMHE, tetapi juga bisa di jalanan dan mengeluarkan merek sendiri. Di samping itu, KMHE ini diharapkan juga menjadi ajang pemerataan pengetahuan bagi mahasiswa di Indonesia.
Untuk itu, lanjut Didin, nantinya tidak ada lagi ketimpangan antara mahasiswa di Jawa maupun luar Jawa, sehingga mampu menimbulkan percaya diri untuk bersaing. “Sebelumnya, kegiatan ini diberi nama IEMC (Indonesia Energy Marathon Challenge) sejak tahun 2012 lalu dan tahun 2013 berganti naman menjadi KMHE ini,” jelasnya.
Sementara itu, Fahmi Mubarok selaku Ketua Pelaksana KMHE 2017 mengatakan, partisipasi tim Indonesia dalam ajang Shell Eco-Marathon (SEM) tiap tahunnya semakin sedikit. “Harapannya lewat KMHE ini, partisipasi tim dari universitas di Indonesia pada ajang SEM bisa semakin banyak, berkualitas dan menang di tingkat internasional,” kata dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut. Hal ini, imbuhnya, didukung dengan konsep dan regulasi digunakan pada KMHE 2017 yang juga banyak mengadopsi dari SEM.
Dalam kompetisi KMHE 2017 ini, dibagi menjadi dua kategori kendaraan, yaitu Urban Concept dan Prototype. Kategori Urban Concept merupakan kendaraan roda empat yang mirip dengan mobil pada umumnya dan sesuai untuk kendaraan di jalanan. Sedangkan Prototype lebih kepada kendaraan masa depan dengan desain khusus memaksimalkan aspek aerodinamika untuk keperluan lomba.
Kedua kategori di atas, dibagi lagi berdasarkan kelas bahan bakarnya yaitu Internal Combustion Engine, listrik, serta hybrid. Dalam perlombaan ini, tim dengan penggunaan energi paling sedikit atau hemat akan menjadi juara di setiap kategori kendaraan dan kelas bahan bakar. “Tiap mobil harus menempuh race sepanjang delapan putaran dengan waktu maksimal 30 menit,” lanjut Fahmi.
Disamping berorientasi pada efisiensi energi, KMHE 2017 turut menyajikan Eco Race dalam serangkaian acaranya. Eco Race adalah, kontes mobil yang berorientasi pada kecepatan dengan bahan bakar yang dibatasi untuk jarak tertentu. “Dalam satu liter bahan bakar, mobil yang berhasil menempuh jarak terjauh keluar sebagai pemenang,” jelasnya lagi. Eco Race mengadopsi konsep dari kompetisi internasional Driver’s World Championship (DWC).
Pada ajang bergengsi ini, ITS sendiri mengirimkan dua tim dalam empat kategori bahan bakar. Tim tersebut terdiri dari dua mobil dari tim Sapuangin dengan kategori urban kelas motor bakar (gasolin) dan kategori hybrid, dan tim Nogogeni mengirimkan dua mobil yang juga mengikuti kateogri urban kelas motor bakar (ethanol) dan motor listrik.
“Saat ini, kedua tim Sapuangin mengikuti kategori Urban,” kata Hanun A R Cahyono, anggota Tim Sapuangin ITS. Untuk Tim Sapuangin 1 mengikuti kelas Hybrid dan untuk Tim Sapuangin 2 mengikuti kelas Motor Bakar.
Hanun mengungkapkan, Tim Sapuangin telah melakukan pengerjaan mobil sedari dua bulan yang lalu. “Hampir tiap minggu kami uji coba di Kenjeran ini dari malam sampai pagi,” ujar Hanun.
Hanum juga berharap, usaha Tim Sapuangin ini tidak akan mengkhianati hasilnya. “Kami tetap menargetkan juara pertama di masing-masing kategori yang diikuti,” katanya.
M Riz
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.