Indonesia Expo 2017 di Mesir Catatkan Potensi Transaksi Hampir 6 Juta USD
Cairo – Rangkaian kegiatan Indonesia Expo 2017 oleh KBRI Cairo berlangsung dengan sangat sukses. Salah satu indikator kesuksesan tersebut adalah dihasilkannya potensi transaksi senilai lebih dari 5,595 juta USD atau hampir 6 juta USD dalam kegiatan Business Meeting dan Business Matching yang berlangsung di Semiramis Intercontinental Hotel, Cairo, Minggu (24/9/2017).
“Kami sangat bangga dan berbahagia dengan hasil yang diperoleh dalam kegiatan Business Meeting dan Business Matching malam ini. Hal ini selaras dengan tujuan kami dalam menyelenggarakan Indonesia Expo 2017, yaitu meningkatkan hubungan perekonomian antara Indonesia dan Mesir dalam tingkatan yang konkret, yaitu adanya transaksi bisnis yang menguntungkan,” ujar Duta Besar LBBP RI Cairo, Helmy Fauzy.
Dari nilai potensi transaksi tersebut, yang terbesar diperoleh PT Megumi Shigen Indonesia dengan pesanan 50 ribu ton cangkang sawit untuk bahan bakar pabrik semen di Mesir dengan nilai transaksi 5 juta USD. Sedangkan PT Eshan Agrorina Mulia untuk pesanan rempah-rempah dari pengusaha Mesir yang selama ini mengimpor produk dari Thailand mencapai nilai transaksi sejumlah 300 ribu USD. Sementara AK Goldenesia dengan pesanan 5 kontainer shortening dan 5 kontainer vegetable ghee dengan nilai 195 ribu USD, serta PT Saesha Global Trading untuk pembangunan rumah bambu bernilai 100 ribu USD.
Total, terdapat 8 pengusaha yang menawarkan produk dan jasa Indonesia yang kemarin hadir dalam acara yang dipadati sekitar 150 tamu undangan itu. Mereka adalah CV Hanif Rattan, PT Megumi Shigen Indonesia, PT AK Goldenesia, PT Saesha Global Trading, PT Pertamina Lubricants, Citixpress Travel and Tour Advisor, Coffee Blanco, dan PT Eshan Agrorina Mulia. Mereka bergerak di sektor kopi, pelumas, rotan, minyak kelapa sawit, dan pariwisata.
Meskipun telah memperoleh hasil yang memuaskan, Dubes Helmy menyatakan tidak akan berpuas diri. Sebab, masih banyak potensi perekonomian yang berpeluang untuk ditingkatkan. Terutama, mengingat total perdagangan Indonesia dengan Mesir tahun lalu yang meningkat hanya 1.5% pada angka USD 1,4 miliar, volume investasi Mesir di Indonesia yang baru mencapai USD 3,5 juta serta investasi Indonesia di Mesir sebesar 50 juta USD. Sektor lain yang perlu ditingkatkan adalah pariwisata, dimana jumlah wisatawan Mesir yang berkunjung ke Indonesia masih dibawah jumlah yang berkunjung ke negara-negara tetangga.
Selain interaksi bisnis, kegiatan di Semiramis Intercontinental Hotel kemarin juga diisi dengan sambutan oleh Ketua Kamar Dagang Provinsi Ismailiah, Akram Hussein H. el Shafei, presentasi mengenai potensi perdagangan, investasi, dan pariwisata Kabupaten Karimun oleh Bupati Karimun, Aunur Rafiq, serta penyampaian “Success Story in Doing Business with Indonesia” oleh Muhamed Baraka, agen tunggal ban GT Radial.
Selanjutnya, sebagai bagian terakhir dari rangkaian kegiatan Indonesia Expo 2017, pada 26 September 2017 akan digelar Business Meeting dan Penampilan Budaya di Four Seasons Hotel, Alexandria. Selain berkesempatan bertemu langsung dengan pengusaha Indonesia, para undangan juga akan disuguhi penampilan budaya oleh Sanggar Tari Angsana dari Karimun, serta penampilan budaya dari tim kesenian Mesir.
“Kami berharap agar kegiatan di Alexandria nanti akan juga akan memperoleh hasil yang memuaskan,” pungkas Dubes Helmy.
Ping
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.