Connect with us
Ekonomi

BI: Fundamental Perekonomian Sangat Terjaga

Fundamental Perekonomian
Fundamental Perekonomian Terjaga demi Penguatan Rupiah(ilustrasi)

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih kuat ketimbang krisis moneter 1997-1998. Kondisi fundamental perekonomian dalam negeri saat ini amat sangat terjaga.

“Ini saya sampaikan terus dan tak segan-segannya kepada businessman, investor, dan kalangan media,” kata Perry, Rabu (10/10).

Sampai dengan pukul 14.00 tadi, kurs rupiah bertahan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan ini berlangsung sejak awal pembukaan perdagangan hari ini. Namun sorenya, rupiah kembali ke Rp15.200.

Rabu (10/10), pukul 14.00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp15.195 di pasar spot. Rupiah menguat 0,20% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Sementara itu, harga jual dolar AS di beberapa bank telah di atas level Rp15.200/US$.

Ya, penguatan rupiah hingga siang tadi dibarengi dengan dolar AS yang kembali menunjukkan “nyungsep”.

Baca Juga:

Pergerakan rupiah sejak pembukaan pasar spot bak roller coaster. Dibuka menguat 0,3%, apresiasi rupiah perlahan tergerus.

Bahkan dolar AS sempat menyamakan posisi, alias impas dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Namun jelang tengah hari, rupiah kembali melebarkan jarak dan kembali di sore ini.

Meski demikian, dengan ditransaksikan pada Rp15.205 di pasar spot, rupiah menguat 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Maka dari itu, Perry menegaskan bahwa, “Indonesia berbeda dengan tahun 1997-1998 ketika krisis. Indonesia kuat untuk menahan tekanan spillover global.”

Menurutnya, walaupun ada tekanan di luar yang memang tidak mudah, namun Indonesia saat ini sudah melakukan reformasi struktural dan masih terus berjalan.

Reformasi perbankan, lanjut Perry, kemudian reformasi kebijakan moneter hingga fiskal bisa membuat ekonomi kian pesat.

“Pertumbuhan 2018 ekonomi bisa 5,2-5,3%. Dan sumber pertumbuhan bukan hanya konsumsi tapi investasi,” katanya.

“Akhir tahun inflasi akan terjaga di 3,4% di 2018 dan tahun depan 3,6%. Ini di dalam range BI.”

Selain itu, Perry mengatakan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) juga terjaga walaupun sedikit melebar. Tahun ini CAD akan berada di bawah 3% dari PDB dan tahun depan ditargetkan dijaga 2,5% dari PDB.

Menurutnya, membandingkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari sisi level dianggap tidak fair. Apalagi, membandingkan kondisi pelemahan sekarang sama seperti krisis 1997-1998.

“Kami terus menjaga stabilitas nilai tukar. Jangan mengartikan stabilitas pada level, jangan dibandingkan sekarang Rp 15.000,” kata Perry.

“Tahun 1997-1998, itu dari Rp3000 menjadi Rp15.000. Sekarang itu dari Rp13.300 jadi Rp15.000. You have to value dari depresiasi dan tingkat volatilitasnya,” jelasnya.

Perry mengatakan depresiasi rupiah sekarang berada di kisaran 10%. Jika dibandingkan dengan mata uang negara-berkembang lain, pelemahan nilai tukar masih cukup baik. Fundamental perekonomian Indonesia saat ini lebih terjaga.

BI pun telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menstabilkan nilai tukar. Sebut saja dari kenaikan bunga acuan, mengeluarkan Domestik Non-Deliverable Forward (DNDF), serta bauran kebijakan lainnya.

“We make our swimming pool. Bukan hanya satu atau dua, tapi banyak sekali. Makanya kami introduce kepada kawan-kawan pengusaha,” jelasnya.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya