Connect with us
Parlemen

DPR Raih Penghargaan IDIA 2019

DPR Raih Penghargaan IDIA 2019
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menerima penghargaan IDIA 2019. Foto: DPR RI

Jakarta – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo kembali dibanjiri penghargaan. Untuk kali ini datang dari Indonesia Digital Initiative Awards (IDIA) 2019 atas upaya sebagai inisiator aplikasi DPR Now! yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mendekatkan DPR RI dengan rakyat. Konsep besar ‘DPR dalam Genggaman Rakyat’ melalui berbagai fitur yang futuristik dalam aplikasi DPR Now!, membuat DPR RI menjadi open parliament pertama dunia yang menyediakan berbagai informasi.

Termasuk informasi hasil rapat, pengaduan masyarakat, sampai live streaming berbagai kegiatan secara real time and real live. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat harus dilihat sebagai peluang, bukan sebagai ancaman. Karenanya, kita harus cerdik dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk membuat nilai tambah bagi kehidupan manusia. Kuncinya, ide dan gagasan tak boleh dimatikan.

“Dari ide dan gagasan itulah, saya mendorong DPR RI melahirkan aplikasi DPR Now!, yang kini bisa diunduh di smartphone siapapun. Kapanpun dan dimanapun, semua orang bisa memantau aktifitas DPR RI melalui aplikasi DPR Now! tersebut. Menjadikan DPR RI bukan hanya sebagai Parlemen terbuka, melainkan juga sebagai Parlemen yang berani buka-bukaan,” ujar Bamsoet, sapaan akrabnya, saat menerima penghargaan IDIA 2019 kategori Aplikasi Terbaik dan Inovatif di Jakarta, Jumat (20/9/2019).

Aplikasi Kekinian

Pemberian penghargaan Indonesia Digital Initiative Awards 2019 juga didasarkan pada penilaian empat variabel. Pertama, kualitas tampilan dan branding. Kedua, substansi konten. Ketiga, yaitu aktifitas dan terakhir yang keempat adalah user experience. Dewan jurinya juga bukan orang sembarangan. Terdiri dari pakar IT, praktisi media, hingga pemerhati kinerja lembaga legislatif. Antara lain Rubby Alamsyah (pakar IT), Aubert Reginald (Perusahaan IT Maven Digital Asia), Agus Sudibyo (Dewan Pers), J. Osdar (Jurnalis), dan Lucius Karus (Formappi).

Legislator dapil Jawa Tengah VII ini menjelaskan, selain aplikasi DPR Now!, DPR RI juga memiliki tiga aplikasi kekinian lainnya yang juga dapat di-download di smartphone. Yakni, aplikasi DPR RI, DPR e-Library, dan DPR PPID. Tak hanya itu, website DPR RI yang bisa diakses melalui www.dpr.go.id maupun aplikasi media sosial di Instagram, Twitter, Facebook, dan YouTube dengan akun DPR RI juga dikemas dengan tampilan yang menarik, sehingga tak terkesan kaku dan membuat masyarakat nyaman dalam mengaksesnya.

Beragam Penghargaan

“Sebagai lembaga perwakilan, Humas DPR RI juga seringkali mendapat berbagai penghargaan. Yang terbaru adalah Bronze Award untuk Kategori Government Public Relation dari ajang Public Relation Indonesia Award (PRIA) 2019, serta sebelumnya Indonesia Community Engagement (ICE) Award 2018 dalam kategori partisipasi pembangunan. Dengan berbagai penghargaan tersebut, ke depannya DPR RI tentu harus semakin meningkatkan kualitas kinerja, jangan sampai justru malah jalan di tempat atau mengalami kemunduran,” tutur Bamsoet.

Penghargaan IDIA 2019 yang diterima Politisi Partai Golkar ini semakin melengkapi berbagai penghargaan lainnya yang telah ia terima sejak tahun 2018 menjabat sebagai Ketua DPR RI. Antara lain, Best Parliamentarians 2019 oleh Obsession Media Group, The Best and The Next Legislator Award 2019 dari Berlian Organizer, 10 Tokoh Politik dengan Branding Otentik 2018 dari Polaris Data and Story Lab, Anugerah Pers Jawa Tengah 2018 dari Suara Merdeka Network, Best Communicators 2018 dari majalah PR Indonesia, serta Golden Democracy Award 2018 dari Rakyat Merdeka Online.

“Apresiasi yang datang dalam bentuk berbagai penghargaan tersebut telah menjadi bahan bakar bagi saya maupun keluarga besar DPR RI, agar tak pantang menyerah dalam hal apapun. Jika ada kritik tajam yang datang, tak perlu sampai dibawa ke perasaan, tapi cukup dijadikan introspeksi untuk meningkatkan profesionalitas bekerja. Jika kita mau untuk terus memperbaiki diri dan kinerja, Insya Allah apresiasi dari berbagai kalangan akan datang dengan sendirinya. Yang terpenting, jangan sampai besar kepala tapi cukup besar semangat saja” pungkas Bamsoet. (pun/sf)

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya