Connect with us

Dibantu Tim Medis Bais, Kampung Siaga COVID-19 RW 07 Rawajati Lakukan Rapid Test untuk Pencegahan Dini

Jakarta – Kampung Siaga COVID-19 yang digagas Komite Penggerak Nawacita (KPN) di RW 07 Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan terus menggiatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona di lingkungan mereka. Upaya ini dilakukan dengan semangat gotong royong oleh pengurus RW, warga maupun keterlibatan elemen masyarakat atau pemerintah.

Salah satu bentuk gotong royong atau kerja sama lintas elemen ini ditunjukkan dengan adanya rapid test untuk warga Kampung Siaga COVID-19 RW 07 Rawajati dengan melibatkan tim medis dari Badan Intelijen Strategis (Bais). Pengurus RW 07 Rawajati berinisiatif meminta bantuan kerja sama Bais untuk dilakukan rapid test di wilayahnya pada Selasa (21/4).

“Rapid test di Kampung Siaga COVID-19 RW 07 Rawajati dilakukan atas bantuan tim medis dari Bais yang memang lokasinya dekat dengan wilayah kami. Kami sangat berterimakasih kepada Bais karena ada 700 warga yang ikut rapid test. Hari ini sudah 420 warga yang menjalani rapid test, sisanya akan dilanjutkan esok hari,” papar Ketua RW 07 Sari Budhi Handayani.

Sari menuturkan, saat rapid test warga menyambutnya dengan antusias. Hal ini terlihat dari kehadiran warga yang dengan kesadarannya mau terlibat dalam uji rapid test tersebut. Warga pun patuh menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.

“Kami sangat apresiasi atas peran warga yang dengan sadar mau menjalani uji rapid test dari tim medis Bais ini. Apalagi selama ini dengan adanya Kampung Siaga COVID-19, kesadaran warga akan pentingnya pencegahan virus Corona juga terlihat. Kami pun biasa menerapkan memakai masker dan jaga jarak saat menjalani rapid test ini,” tutur Sari.

Sementara itu menanggapi rapid test di Kampung Siaga COVID-19 RW 07 Rawajati, Koordinator Satgas Program KPN Tanggap COVID-19 Pitono Adhi menyampaikan apresiasinya atas peran Bais yang terjun langsung ke masyarakat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Menurutnya pola gotong royong dengan melibatkan potensi lokal seperti ini yang akan mempercepat pandemi Covid-19 segera usai.

“Di Kampung Siaga Covid-19 yang terletak di RW 07 Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, KPN bersama Ketua RW dan jajarannya serta warga, selalu menerapkan prinsip gotong royong dengan pelibatan siapapun. Alhamdulillah, kini partisipasi meluas. Perusahaan maupun lembaga disekitar kampung siap ambil peran. Selasa, 21 April 2020 “Rapid Test” digelar di kampung padat penduduk pinggir bantaran kali langganan banjir besar tersebut, tentunya hasil kerjasama dengan Bais,” papar Pitono.

“Sebelumnya juga, berbagai bantuan CSR diterima dari perusahaan sekitar dekat kampung. Inilah potensi lokal dimaksud,” imbuhnya menegaskan.

Menurut Pitono, siaga itu kedaruratan, tidak sepele harus segera ada solusi. Covid-19 adalah kesiagaan bersama lintas apapun.

“Kerjasamalah menjadi polanya. Warga, satuan wilayah, demikian potensi lokal disekitarnya turut serta,” ucapnya.

Pitono menambahkan pola kerja sama di Kampung Siaga COVID-19 RW 07 Rawajati ini bisa menjadi role model bagi wilayah lainnya. Peran pengurus RW maupun jajarannya dengan melibatkan potensi lokal harus dibangun dengan berlandaskan gotong royong, sehingga mata rantai penyebaran Covid-19 bisa diputus sejak dini.

“Mengapa Kampung Siaga COVID-19 RW 07 Rawajati ini bisa? Intensivitas Ketua RW, selalu membangun komunikasi dengan potensi lokal disana menjadi kunci. Kiranya kisah Rawajati ini bisa terjadi dimana pun tempat. Mari berdayakan potensi lokal setempat,” pungkas Pitono.

 

(chrst)

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya