Connect with us
Ekonomi

Daya Saing Manufaktur Asia Mengandalkan Buruh Murah Akan Tergerus Teknologi

Laporan terbaru Boston Consulting Group (BCG) menyebutkan, penerapan teknologi – seperti robotik dan simulasi digital – memungkinkan industri manufaktur untuk membuat produk-produk khusus yang disesuaikan (customized) dengan kebutuhan pelanggan di lokasi terdekat, secara lebih efektif dan efisien.

Implikasinya terhadap daya saing perekonomian Asia – yang banyak menggantungkan pertumbuhannya pada sektor manufaktur yang mengandalkan upah buruh dan ekspor murah – kemungkinan besar akan tergerus oleh perubahan teknologi.

Kondisi tersebut merupakan bentuk pergeseran dari praktek tradisional perusahaan-perusahan besar di negara berpendapatan rendah, yang umumnya memproduksi produk-produk yang sudah terstandarisasi demi mencapai skala produksi yang ekonomis.

Beberapa perusahaan, disebutkan telah menerpakan teknologi seperti itu. Adidas memindahkan beberapa lini produksi khususnya, kembali ke Jerman; Foxconn, yang sebelumnya membuat seluruh produk elektroniknya di China Selatan, kini sudah melakukan perakitan di Meksiko dan berencana membangun industri manufakturnya di AS.

Pergeseran tersebut akan menyebabkan kerugian terutama di banyak negara Asia, yang sejak akhir Perang Dunia II telah menggantungkan perekonomiannya pada model manufatur tradisional.

“Pergeseran itu akan memaksa negara-negara Asia untuk mengubah nilai proposisi mereka saat bersaing memperebutkan investasi manufaktur. Daripada menawarkan diri dengan mengandalkan tenaga kerja murah kepada perusahaan multinasional, negara-negara tersebut harus bersaing meningkatkan keterampilan tenaga kerjanya,” papar BCG dalam laporannya yang dikutip CNBC (13/9).

“Dan mereka harus memposisikan dirinya dengan mengedepankan keunggulan lokasi yang dapat menjangkau pasar-pasar baru yang penting dan meningkatkan efisiensinya dengan memanfaatkan teknologi terkini di setiap titik dalam rantai bisnis,” BCG menambahkan.

Selain perubahan model model bisnis sektor manufaktur, tarik ulur kesepakatan perdagangan global yang diwarnai dengan meningkatnya sentimen proteksionistik juga mengancam model ekonomi ekspor Asia. Di banyak negara, termasuk China dan Indonesia, peran ekspor terhadap produk domestik bruto terus menurun dari tahun ke tahun dan diproyeksikan akan makin berkurang.

Keunggulan dari segi biaya yang dinikmati Asia, menurut BCG, juga menurun seiring dengan meningkatnya tingkat upah yang melebihi produktivitas. Kondisi tersebut terlihat pada menyempitnya kesenjangan perbandingan tingkat upah terhadap produktivitas di AS dengan China, Malaysia, dan Thailand.

BCG menyerankan, agar dapat berkembang di lingkungan bisnis yang baru, negara-negara tersebut perlu meningkatkan adopsi teknologi dan mengembangkan industri jasa, yang dapat memberikan pertumbuhan ekonomi.

Sejauh ini, China merupakan negara yang terlihat serius dalam melakukan transasi yang difokuskan untuk mendorong konsumsi domestik. Pertumbuhan PDB China melemah dari 10 persen pada 2010 menjadi sekitar 7 persen pada tahun ini. Namun konsumsi pribadi diproyeksikan akan mencapai US$6,5 triliun per tahun, pada 2020.

Dan kini, menurut BCG, makin banyak negara yang meniru model ekonomi seperti itu. Di Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand, kontribusi sektor jasa terhadap PDB juga telah melampaui peran sektor manufaktur.

“Kabar baiknya adalah bahwa sebagian besar wilayah Asia berada pada posisi yang sangat baik untuk mendapatkan keuntungan dari digitalisasi bisnis global dan beralih ke layanan dan konsumsi domestik,” kata BCG dalam laporan tersebut. Ditambahkan pula, kelas menengah di kawasan ini – yang juga termasuk di antara negara-negara paling melek digital – adalah target utama industri jasa.

“Kenaikan kemakmuran rumah tangga di Asia menunjukkan bahwa kawasan ini akan terus menjadi pasar pertumbuhan terbesar untuk perawatan kesehatan, pendidikan, layanan keuangan, hiburan dan layanan lainnya,” papar BCG. (CNBC – KR)

 

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Novita Wijayanti: Perlu Perbaikan dan Pelayanan dalam Evaluasi Mudik 2024

Oleh

Fakta News
Novita Wijayanti: Perlu Perbaikan dan Pelayanan dalam Evaluasi Mudik 2024
Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti. Foto : DPR RI

Jakarta – Pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan Lebaran terus menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia. Terlebih, setiap tahun pelaksanaannya terus mengalami tantangan yang cukup signifikan.

Terkait hal itu, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengapresiasi seluruh pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran 2024 yang telah berlangsung dengan baik. Meski, terdapat sejumlah catatan atau evaluasi dalam pelaksanaannya.

“Pemerintah telah mengambil langkah dalam meningkatkan infrastruktur dan mengatur sistem transportasi. Namun, peningkatan jumlah pemudik dan kepadatan lalu lintas masih menjadi permasalahan utama,” ujar Novita dalam wawancara tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Lebih lanjut dikatakan oleh Legislator dari Dapil Banyumas-Cilacap (Jawa Tengah VIII) ini, peran koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan operator transportasi serta pihak terkait lainnya masih perlu ditingkatkan.

“Komunikasi yang lebih efektif dan perencanaan yang matang diperlukan untuk menghindari kemacetan yang berlebihan dan memastikan keselamatan pemudik,” tandas Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Tak hanya itu, Novita juga mencatat perlunya peningkatan pengawasan yang lebih ketat terhadap protokol kesehatan di tempat-tempat peristirahatan dan terminal, guna mencegah penyebaran penyakit. Terlebih, lanjutnya, di tengah cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi kondisi tubuh para pemudik.

Kendati demikian, Novita mengapresiasi secara keseluruhan pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran 2024 yang baru saja selesai terselenggara. Dirinya berharap, perbaikan dan peningkatan pelayanan dapat terus dilakukan di setiap tahunnya.

“Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa perbaikan yang telah dilakukan, tentunya masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan kenyamanan pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran di masa mendatang,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata

Oleh

Fakta News
Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari saat memimpin pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024). Foto: DPR RI

Denpasar – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali. Dalam kunjungan ini Komisi I DPR RI memberikan perhatian serius pada konten kearifan lokal di Bali. Dengan kuatnya konten kearifan lokal yang ada di Bali maka diharapkan kedepan akan semakin meningkatkan industri pariwisata yang ada di Bali.

“Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI mendorong LPP RRI Denpasar Bali untuk selalu mengupdate program siaran bermuatan kearifan lokal secara multiplatform guna mendorong peningkatan pariwisata di Bali,” papar Politisi Fraksi PKS itu di kantor LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024).

Kearifan lokal merupakan suatu identitas budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Kearifan lokal juga merupakan ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Konten kearifan lokal merupakan suatu muatan yang ditampilkan kepada masyarakat melalui media yang menampilkan kebudayaan suatu bangsa.

Komisi I mendorong LPP RRI turut andil dalam mempertahankan kearifan lokal di tiap satuan kerja (Satker) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tiap Satker dari Sabang sampai Merauke, berperan penting untuk mengikat kearifan lokal yang menjadi ciri khas LPP RRI selama ini. Sebagai gambaran,  siaran RRI sendiri terdiri dari PRO 1 hingga PRO 4. Khusus PRO 4, merupakan program yang menyajikan konten kearifan lokal yang tersebar di kota-kota yang memiliki potensi budaya besar, termasuk Denpasar Bali.

Promosi kearifan lokal budaya di Bali dapat dilakukan dengan memanfatkan media massa seperti media elektronik, media cetak, dan media online maupun media sosial lainnya. LPP RRI turut menyajikan  konten yang sesuai dengan sasaran wisatawan.  LPP RRI Denpasar telah menyediakan saluran khusus untuk Budaya Bali melalui PRO 4, dengan menggunakan bahasa Bali untuk berkomunikasi dengan pendengar dan narasumber.

Baca Selengkapnya

BERITA

Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy

Oleh

Fakta News
Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Foto: DPR RI

Jakarta – Peristiwa terjadinya puluhan pemudik yang sempat memblokade jalan menuju kapal Eksekutif Bakauheni, Lampung, Minggu (14/04/2024) belum lama ini menuai respon dari Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Para pemudik mobil ini, imbuh pria yang akrab disapa SJP, memprotes karena petugas mendahulukan kendaraan yang terakhir tiba.

“PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP meminta maaf dan menyebut bahwa ada kesalahan jalur antrean karena kekeliruan pengarahan pengguna jasa atau pemudik yang giliran masuk kapal,” ujar SJP sebagaimana keterangan resmi yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Masalah tersebut, tandas Politisi Fraksi PKS ini, semakin menambah panjang daftar kesalahan ASDP dalam memberikan pelayanan bagi pemudik di lintasan penyeberangan kapal feri Merak-Bakauheni.

“Sebelumnya, jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten sempat mengalami kemacetan hingga belasan kilometer selama 5-12 jam karena banyaknya kendaraan atau masyarakat yang belum memiliki tiket kapal feri, tapi tetap datang ke pelabuhan,” terangnya.

Sebagaimana data ASDP, ungkap Suryadi, total masyarakat yang belum memiliki tiket mudik pada 6-7 April lalu sebanyak 19.700 orang atau 32 persen. Sementara calon penumpang yang sudah mempunyai tiket hanya 68 persen.

“Padahal ASDP sudah mewajibkan pengguna jasa membeli tiket secara daring via aplikasi Ferizy dengan radius maksimal 4,7 km dari Pelabuhan Merak dan sudah bertiket maksimal H-1 keberangkatan demi menghindari terjadinya antrean kendaraan dan penjualan tiket oleh calo,” tuturnya.

Namun di lapangan, masih banyak ditemukan para calon penumpang masih membeli tiket di Pelabuhan Merak dari agen-agen penjualan. Tanpa berbekal tiket, lanjut SJP, para pemudik ini tetap nekat berangkat menuju Pelabuhan Merak. Akibatnya, mereka berdesakan dengan para pemudik yang sudah membeli tiket. Karena mereka masih yakin bisa memperoleh tiket di Pelabuhan dan faktanya masih bisa mendapatkannya melalui agen-agen penjualan tidak resmi.

“Kita meminta agar alasan para pemudik datang langsung ke pelabuhan untuk membeli tiket tanpa menggunakan aplikasi Ferizy ini dievaluasi oleh pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena banyaknya keluhan pembeli tiket terkait aplikasi ini,” pungkas SJP.

Rating 2,5 dan ulasan-ulasan buruk terhadap Ferizy di Google Play Store, kata Suryadi, dapat menjadi bahan evaluasi tersebut. Misalkan kuota pemesanan tiket begitu cepat habis yang kemungkinan besar sudah diborong oleh calo yang kemudian menawarkannya di sekitar pelabuhan, bahkan ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya