10 Proyek Strategis Nasional Ditargetkan Rampung Akhir 2018
Jakarta – Kurang lebih sebanyak 10 proyek strategis nasional ditargetkan bisa selesai pada akhir 2018 ini. Dengan demikian, dalam kurun waktu 2016 sampai dengan 2018, akan ada 40 proyek strategis nasional (PSN) yang akan selesai.
Target selesainya 10 PSN tahun ini disampaikan Pemerintah melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Ketua Tim Pelaksana KPPIP Wahyu Utomo mengatakan target ini memungkinkan dicapai meski kondisi perekonomian global masih belum stabil.
Adapun 10 proyek strategis nasional ini tak terlepas dari target pemerintah yakni menyelesaikan 66 PSN pada triwulan III-2019. Selain itu, lanjut KPPIP, ada 93 proyek dan 2 program yang mulai beroperasi dengan kondisi seluruh PSN sudah masuk dalam tahap konstruksi.
“Satu hal yang perlu dicatat, sebanyak 44 proyek dan satu program ketenagalistrikan telah mulai beroperasi. Ini juga sudah dapat digunakan masyarakat, meskipun belum mendapat status selesai,” kata Wahyu, di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10) malam.
Baca Juga:
- Pembiayaan Alternatif di Luar APBN untuk Infrastruktur Terus Diupayakan
- Dampak Tol Laut Terasa Signifikan di Wilayah Kepulauan Sulut
- Pertamina RU VI Kenalkan Produk Unggulan dan Program CSR di Pameran Pembangunan Indramayu 2018
Sebagaimana diketahui, ada sejumlah PSN yang sudah rampung pada periode Januari sampai Oktober 2018. PSN itu adalah Kereta Api Prabumulih-Kertapati dan Bendungan Raknamo di NTT.
Sementara sejumlah proyek yang sudah beroperasi meski belum selesai meliputi Bandara Kertajati, Bendungan Tanju, dan Jalan Tol Gempol-Pasuruan. Ada juga proyek Palapa Ring Paket Barat, Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, dan Jalan Tol Bogor Ring Road.
Proyek-proyek ini memasuki penyelesaian akhir di beberapa bagian. Meski begitu, masyarakat sudah bisa memanfaatkannya dan telah memberikan kontribusi besar pada hal tertentu.
“Karena bisa jadi sebuah proyek memakan pengerjaan waktu yang cukup lama sehingga KPPIP belum melabeli proyek tersebut selesai,” sambung Wahyu.
Secara total, PSN itu berjumlah 223 proyek dan 3 program yang memiliki estimasi nilai investasi sebesar Rp4.150 triliun.
Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp428 triliun dari anggaran negara dan daerah, dari sumber pembiayaan BUMN dan BUMD Rp1.273 triliun. Pemerintah pun memberikan porsi yang besar kepada pihak swasta dengan nilai investasi Rp2.449 triliun.
Dalam perjalanannya, KPPIP mengatakan terdapat beberapa isu atau rintangan yang dihadapi dalam penyediaan PSN. Untuk hal ini, persentasenya berubah-ubah setiap tahun.
Khusus penyediaan PSN hingga Oktober 2018 ini, sejumlah isu dan rintangan itu meliputi perencanaan dan penyiapan sebesar 38 persen. Ada lagi masalah pembebasan lahan 36 persen, isu pelaksanaan konstruksi 12 persen, isu pendanaan 8 persen, dan isu perizinan 6 persen.
“Rentetan isu inilah yang KPPIP terus carikan jalan keluarnya. Semua agar tidak menghambat kemajuan proses penyediaan PSN sehingga dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan,” kata Wahyu lagi.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.