“Membangun Konektivitas Transportasi Darat, Laut dan Udara Demi Kesejahteraan NKRI”
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) seperti menjadi lokomotif perekonomian nasional. Banyak gerbong yang dibawa untuk menggerakkan sektor riil dan industri. Baik yang melintasi darat, udara, maupun laut. Nawacita yang didengungkan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla, juga ada di pundak Kemenhub. Misalnya saja, Indonesia memburu predikat sebagai negara poros maritim dunia. Laut menjadi salah satu prioritas untuk pengembangan infrastruktur, yang ujungnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Di usia Kemenhub 46 tahun (17 September 2017), pembangunan sektor sarana dan prasarana transportasi terus melejit, seperti yang dikehendaki Nawacita yang didengungkan Presiden Jokowi. “Pemerintah terus mengembangkan sarana dan prasarana agar tujuan tol laut itu terwujud,” kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, saat diwawancarai M Riz dari fakta.news.
Dalam 9 program Nawa Cita Presiden Jokowi-JK, menurut Budi, Kemenhub diminta menciptakan konektivitas dan secara khusus menciptakan kemakmuran pada daerah-daerah terpencil dan terluar. “Presiden selalu berkata, bagaimana rakyat mendapatkan pemanfaatan, bagaimana rakyat ini bersatu,” ujar Menhub.
Budi menjelaskan ada suatu filosofi yang ditanamkan oleh Presiden, yaitu money follow program. “Dalam konsep Nawa Cita, konektivitas itu memang suatu keharusan. Ada suatu filosofi yang ditanamkan pada kita semua yaitu money follow program. Kita tidak asal membangun, jadi yang kita bangun harus bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Contoh program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, menurut Budi, yaitu Bandara Silangit yang akan diresmikan menjadi Bandara Internasional 28 Oktober mendatang. “Seperti Silangit. Dari belum apa-apa, dulu saya ke sana lewat jalur darat 6 jam, terus dibangun bandara, langsung lima flight dalam sehari, dan 28 Oktober nanti Bandara Silangit akan diresmikan menjadi Bandara Internasional dalam waktu satu tahun,” jelas Menhub.
Selain itu, Menhub menjelaskan, program pembangunan lainnya yang dilakukan Pemerintah di wilayah Maluku Utara dan Miangas, Sulawesi utara. “Bayangkan ada pelabuhan di wilayah Maluku paling utara Indonesia. Pemerintah bangun 3 pelabuhan di sana, yaitu pelabuhan Bicoli, Pelabuhan Tapaleo dan Pelabuhan Wayabula. Ada lagi wilayah Miangas di Sulawesi Utara. Posisinya ada di utara Sulawesi Utara. Kira-kira jarak dari Manado sekitar 400 km dan Filipina 70 km. Kalau Pemerintah tidak urus mereka, nanti bisa-bisa mereka jadi orang Filipina. Makanya Pemerintah bangun bandara di sana,” lanjut Menhub.
Menhub menambahkan, Pemerintah juga mengupayakan keberadaan transportasi massal di perkotaan, seperti MRT, LRT dan BRT. “Untuk di perkotaan, tidak ada jalan lain kita harus memastikan transportasi massal itu ada MRT, LRT dan BRT – Transjakarta,” tuturnya.
Nah seperti apa pembangunan sektor perhubungan, dan sejauh mana program prioritas pembangunan tersebut dilaksanakan, berikut petikan wawancaranya.
Sepanjang Anda memimpin Kementerian Perhubungan hingga saat ini, apa konsen pembagunan yang sedang dijalankan? Apakah laut, udara, atau kereta api?
Sebenarnya ada beberapa. Untuk konektivitas, memang menjadi satu keharusan. Tapi kalau kita harus jujur, yang paling banyak itu di laut. Kalau berbicara mengenai kebutuhan, seperti kebutuhan di perkeretaapian dan udara, itu tumbuh pesat. Karena market-nya itu ada di situ. Sementara itu, kalau kita berbicara keharusan untuk memperbaiki berkaitan dengan logistik, itu laut. Namun, untuk penumpang, itu terutama adalah kerta api dan udara (penerbangan). Makanya, yang kita lakukan itu adalah kita memberikan porsi yang sama kepada meraka.
Program strategis nasional apa saja yang menjadi tugas kewenangan Kementerian Perhubungan yang Anda pimpin saat ini?
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.58 Tahun 2017, ada 41 Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor transportasi. PSN tersebut meliputi 23 proyek di Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 10 proyek di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan delapan proyek di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. PSN tersebut berupa pembangunan infrastruktur mulai dari sarana dan prasarana kereta api, pembangunan pelabuhan dan bandara maupun pengembangannya.
Untuk pembangunan dan pengembangan bandara, kami menargetkan pengembangan delapan bandara yang masuk dalam PSN dan akan tuntas pada 2019. Delapan bandara itu, adalah Bandara Kertajati Majalengka, Kulonprogo Yogyakarta, Sebatik Kalimantan Utara, Sultan Babullah Ternate, Syamsuddin Noor Banjarmasin, Tjilik Riwut Palangkaraya, Radin Inten II Lampung dan Ahmad Yani Semarang. Bandara-bandara itu dibangun, bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi daerah. sebenarnya sebagian besar bandara-bandara tersebut sudah beroperasi.
Bagaimana dengan PSN Perkeretaapian?
PSN Perkeretaapian meliputi 23 proyek, terdiri dari 15 proyek pembangunan prasarana dan sarana KA Antarkota, dan 8 proyek lainnya untuk KA Perkotaan. Berdasarkan sumber pendanaan, dari 23 proyek tersebut, sebanyak 15 proyek bersumber dari APBN, 5 proyek dilaksanakan dengan Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dan 3 proyek bersumber dari investasi.Kelima proyek PSN yang menggunakan skema KPBU adalah pembangunan Jalur KA lintas Puruk Cahu-Bangkuang, Jalur KA Prov Kaltim, Jalur KA lintas Muara Enim-Pulau Baai, Jalur KA lintas Tanjung Enim-Tanjung Api-api, dan pembangunan LRT DKI Jakarta. Sedangkan sebanyak tiga proyek PSN yang didanai oleh investasi, yaitu pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung oleh PT KCIC, serta pembangunan KA Bandara menuju Bandara Soekarno-Hatta, dan LRT Jabodetabek yang merupakan investasi PT KAI (Persero). Ini pembangunannya sedang digenjot, sebagian akan selesai pada 2018, dan sebagian lagi pada 2019.
Lalu untuk PSN trasportasi laut, apa saja?
Saat ini kami fokus menuntaskan pembangunan 11 PSN di sektor transportasi laut Indonesia. Ke-11 PSN tersebut, yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan KEK Maloy, inland waterways di Cikarang, Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Kalibaru, Pelabuhan Makassar New Port, Pelabuhan Palu, Terminal Kijing, dan Pelabuhan Kupang. Secara spesifik, Pelabuhan Kuala Tanjung untuk tahap pertama sudah beroperasi sejak Agustus lalu. Tahap kedua, kami memang sedang bicara dengan Port of Rotterdam dan Dubai untuk turut membangun dan mengelola.
Keikutsertaan pihak asing, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menjalin kerjasama dengan beberapa operator yang berkapasitas internasional, agar fungsi internasional HUB bisa lebih baik.
Terkait dengan dwelling time, Menhub menyebut telah dapat mengurangi waktu di pelabuhan. Selain itu biaya pelayanan di beberapa pelabuhan juga sudah dapat ditekan, Dwelling time sudah 3 hari. Kami juga lakukan efisiensi biaya. Contoh, di Samarinda, cost yang selama ini kontainer 180 ribu rupiah bisa kami tekan jadi 18 ribu. Dibanyak pelabuhan bisa kami terapkan.
Secara keseluruhan, sepanjang Anda memimpin Kemenhub hingga saat ini, apa konsen pembagunan yang sedang dijalankan? Apakah laut, udara, atau kereta api?
Sebenarnya ada beberapa. Untuk konektifitas, memang menjadi satu keharusan. Tapi kalau kita harus jujur, yang paling banyak itu di laut. Kalau berbicara mengenai kebutuhan, seperti kebutuhan di perkereta apian dan udara, itu tumbuh pesat. Karena marketnya itu ada di situ. Sementara itu, kalau kita berbicara keharusan untuk memperbaiki berkaitan dengan logistic, itu laut. Namun, untuk penumpang, itu terutama adalah kerta api dan udara (penerbangan). Makanya, yang kita lakukan itu adalah kita memberikan porsi yang sama kepada meraka.
Bagaimana dengan konektivitas infrastruktur agar tol laut bisa optimal?
Saat ini sudah ada 13 rute yang menghubungkan wilayah barat dan timur. Dengan rute yang ada ini akan dioptimalkan dan melihat kedepan apakah masih ada wilayah yang belum terjangkau.
Untuk melayani tujuh lintasan tol laut yang ada sekarang, apa saja yang dilakukan pemerintah, apakah cukup dilakukan pemerintah saja atau harus bekerjasama dengan swasta?
Saat ini kami mempunyai 13 trayek berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Laut. 7 trayek dioperasikan oleh PELNI dan 6 trayek dioperasikan oleh swasta.
Berapa lama waktu tempuh di 13 lintasan tol laut tersebut?
Dari 13 trayek atau lintasan, waktu tempuhnya tidak sama. Paling cepat waktu tempuhnya yaitu 13 hari, dengan trayek Tanjungpriok – Enggano – Mentawai – Enggano – Tanjungpriok dengan jarak tempuh 1252 mil laut. Lintasan itu dilayani oleh kapal bertonase 2500 DWT atau 2000 ton.
Sedangkan lintasan paling panjang dengan waktu tempuh 34, yaitu lintasan Tanjung Perak – Manokwari – Wasior – Nabire – Serui – Biak dan balik lagi ke Tanjung Perak sesuai rute tersebut, dengan jarak tempuh satu putaran 4068 mil laut. Lintasan ini, dilayani kapal bertonase 3300 DWT atau 115 TEUS. Pelabuhan awal dari semua lintasan itu, yaitu dari dua pelabuhan besar, Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), dan Tanjung Perak (Surabaya)
Bagaimana dengan pembangunan jalur perkeretaapian?
Kalau kita berbicara mengenai kereta api, kereta api itu ada yang di kota, dan ada juga yang antar kota. Yang kota itu, sebagai contoh, di Jakarta seperi Comuterline sudah 1 juta. 1 juta itu sudah merupakan jumlah yang banyak. Tapi itu baru beberapa persen dari angkutan yang musti di bawah. Oleh karena itu, angkutan perkotaan khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta ini, memang harus di improv sarana dan prasaranyanya, sehingga bisa naik dua kali lipat. Di antaranya adalah kita membagun MRT, LRT dan Tol Jakarta (BRT – Bus Rapid Transit). Jika MRT, LRT, dan BRT ini berjalan dengan baik, maka mayoritas penduduk itu akan pakai itu.
Nah, dengan mereka mau pakai itu, maka kemacetan pasti akan turun secara signifikan. Oleh karenanya, MRT kita buat dari Jakarta Selatan sampai ke HI (Hotel Indonesia). Setelah Itu, dari HI sampai ke Kota. Itu untuk tahun ini dan dua tahun mendatang. Setelah itu, kita buat Cikarang – Balaraja, jadi krosing nanti. Itu bisa menjadi engker. Selanjutnya baru akan di buat fider dari stasiun ke stasiun lain.
Dilengkapi dengan beberapa jalur menggunakan LRT. Sekarang yang sudah kita buat adalah LRT dari Cibubur ke Jakarta. Kami akan teruskan lagi sampai ke Bogor. LRT juga akan dirintis ke arah Tanggerang.
BRT juga, sekarang ini yang namanya TransJakarta itu hanya di Jakarta saja. Tapi tidak ada yang dari Jakarta menuju ke kota-kota lain disekitarrnya. Kalau kami berberbica sederhena, bus itu kapasitasnya 50 orang kalau duduk semua. Tapi kalau berdiri bisa sampai 100 orang. Coba dibayangkan, satu bus bisa mensubstitusi 100 mobil, jadi banyak sekali kan. Jadi, kepada masyarakat akan terus kami dorong menggunakan transportasi umum, agar jalan juga tidak macet dipenuhi kendaraan pribadi.
Untuk di Jakarta sendiri sudah mulai terlihat hasilnya. Bagaimana konektifitas dengan kota lain?
Makanya, sekarang kami relatif berhasil di dalam kota, yang antar kota Jakarta dan satelit harus di urus juga. Nah, kemarin karena memang ada masalah kemacetan, kami akan konsentrasi yang dari Bekasi. Kami akan menambah bus. Kalau kami turuh bus sekitar 100 bus, lalu di kali 10.000 orang yang bakal menumpang, dan jika dalam sehari bisa jalan dua kali saja, itu sudah banyak sekali yang terangkut. Nah ini yang sedang kami bahas.
Untuk mencapain kata ini, kami tidak bisa sendiri. Tapi kami harus melibatkan masyarakat agar ini legitimate dan kami tahu persis permasalahan di masyarakat itu seperti apa. Di perkotaan, hampir sama seperti itu. Selain Jakarta, Bandung, Surabaya, dan di Medan hampir sama.
Kalau bicara mengenai Kereta Api, juga menarik antar kota. Saya selalu bicara dengan teman-teman bahwa Kerta Api itu ingin naik, tapi karcisnya habis terus. Ini soal kapasitas. Karena isu kapasitas ini, maka kami juga ingin terus melakukan perbaikan. Baik kereta di Jabodetabek, juga ke daerah-daerah yang lain.
Apa idenya untuk mengatasi isu ini?
Ide kami membenahi jalur Kereta Api Jakarta – Surabaya. Misalnya dengan menghilangkan perlintasan sebidang dengan kendaraan roda empat. Juga membuat elektrifikasi, dan lainnya. Tapi memang untuk menuju kearah situ harus berfikir kemanfaat apa yang paling maksimal. Nah, dalam diskusi kami tidak mau terlalu mengubah yang sudah ada, tapi untuk jalur Jakarta – Surabaya itu, kami ingin intensifikasi saja.
Persoalannya, kecepatan kereta Jakarta – Surabaya itu tidak bisa tinggi karena banyaknya perlintasan sebidang. Nah, ide kami itu, kalau bisa Jakarta – Surabaya itu maksimal 5 jam, atau Jakarta – Semarang itu maksimal 2,5 jam. Nah, kalau ini bisa 2,5 jam ke Semarang, ini bisa menjadi subtitusi dari pesawat. Jadi, kapasitas bisa naik dua kali lipat.
Pembenahan perlintasan sebidang dengan kendaraan lain, dilakukan dengan membangun terowongan. Artinya kendaraan bisa melintas di terowongan di bawah rel kereta api. Artinya tyidak melintas sebidang lagi.
Bagaimana dengan rencana pembangunan jalur kereta double-double trek (4 jalur)?
Double-double trek itu hanya dari Jakarta sampai Cikarang. Jadi double-double trek, dua trek untuk regional, dua trek untuk kereta kota (commuterline). Sekarang ini cuman double trek. Jadi pada jam-jam tertentu itu, jadi rebutan antara Kereta Jawa dengan kereta Jabodetabek. Makanya kalau sekali yang di dalam itu terlambat, maka yang dari sana juga ikut terlambat, itu sampai Cikarang. Nah, selepas Cikarang, kami pakai double trek.. Tapi sebenarnya dengan double trek saja, dengan memperbaiki prasarana (perlintasan sebidang) yang ada, itu bisa naik dua kali lipat. Jadi setiap kota itu menerima manfaat. Mulai dari Indramayu, Cirebon, Tegal, Pemalang, Semarang, dan seterusnya.
Targetnya sampai kapan?
Kami maunya 2019 sudah selesai. Karena kalau itu kan instan sekali. Tahun depan, katakanlah kami langsung selesiakan 200 lintasan sebidang. Kemudian jalannya kami perbaiki.
Apakah 2019 itu selain menyelesaikan proyek strategis perkeretaapian saja, lalu bagaimana dengan jalur transportasi darat, seperti tol?
Kalau jalan tol targetnya 2018 itu sudah nyambung sampai Surabaya. Dan tahun 2019, itu nyambung sampai ke Banyuwangi.
Bagaimana dengan pelaksanaan program “Rumah Kita” yang terintegrasi dengan tol laut tersebut?
Kami integrasikan tol laut dengan program “Rumah Kita” untuk mempermudah kami dalam melakukan koordinasi dengan Pemda dan Stakeholders terkait kebutuhan barang dan pendistribusian barang di wilayah sekitar lokasi “Rumah Kita” yang terbagi menjadi 6 (enam) lokasi.
Untuk mendukung tol laut ini, secara keseluruhan kami menyiapkan 40 Rumah Kita. 20 Rumah Kita akan dibangun BUMN dan 20 Rumah Kita lainnya diharapkan bias dibangun swasta.
Rumah Kita adalah tempat untuk menampung barang-barang yang dibawa kapal tol laut dan dari daerah yang disinggahi tol laut di 13 lintasan. Dari Rumah Kita, kapal tol laut bisa menurunkan muatan dari tempat pemberangkatan dan mendapat muatan untuk dibawa pulang. Dengan kerja Rumah Kita itu, tujuannya untuk untuk mempertahankan harga secara konstan, dan juga mengumpulkan barang untuk (jalur) balik. Selama ini, isunya kan barang baliknya sedikit. Nah dengan Rumah Kita ini, kapal baliknya tak perlu khawatir lagi tak berisi muatan.
Rumah Kita yang ada sekarang ini dimana saja?
Banyak. Ada di Saumlaki, Merauke, Namlea, dan lainnya. Adanya Rumah Kita diharapkan dapat meningkatkan jumlah muatan untuk dibawa pulang kapal tol laut. Dengan begitu biaya logistik jadi makin efisien. Kalau terisi otomatis harganya juga turun kan. Keterisiannya yang jelek itu hanya yang ke Natuna, yang lain rata-rata di atas 90%. Cuma harganya memang tidak terkontrol, karena tidak ada Rumah Kita di sana. Dan problem kedua adalah muatan baliknya tidak ada. Makanya kita lagi tingkatkan.
Dari data Kementerian Perhubungan, Rumah Kita akan dibangun di 19 lokasi dan dengan penanggung jawab yang berbeda. PT Pelindo I bertanggung jawab untuk Rumah Kita yang berada di Nias dan Mentawai dan Pelindo II di Natuna dan Tahuna.
Sementara Pelindo III akan bertanggung jawab di Dompu, Waingapu, Rote dan Kalabahi. Pelindo IV bertanggung jawab untuk Nabire, Tobelo, Sebatik, Tidore dan Sangatta/Lhoktuan. PT Pelni juga akan bertanggung jawab untuk Rumah Kita di Morotai, Saumlaki, Manokwari dan Timika. Selain itu PT ASDP juga akan bertanggung jawab untuk Rumah Kita di Merauke dan Namlea.
Dengan adanya tol laut itu, apakah sudah terjadi penurunan disparitas harga barang di wilayah timur?
Jelas terjadi penurunan. Program tol laut yang digagas Presiden Jokowi, kini telah mampu menekan disparitas harga barang di sejumlah daerah hingga 40%. Berdasarkan data yang masuk, harga bahan pangan pokok seperti beras dan gula turun berkisar 6% hingga 23% di sembilan wilayah.
Selain itu, harga semen di Kabupaten Puncak Jaya, Papua yang semula mencapai Rp2,5 juta per sak kini turun 28% menjadi Rp1,8 juta. Begitu pula di Wamena, harga semen turun hingga 40% menjadi Rp 300.000 per sak. Selain itu hal yang penting juga adalah stabilitas harga dan ketersediaan barang. Harga tidak lagi fluktuatif atau naik turun karena dengan tol laut, angkutan barang lebih terjadwal.
Apakah sudah banyak swasta yang masuk ke pelabuhan saat ini?
Baru saya serah terimakan dua pelabuhan yang kini dikelola swasta. Pertama kali itu di Sibolinggo dan NTT (Nusa Tenggara Timur), dan di Waingapu serta Bima. Setiap dua minggu itu saya serah terima. Ini sebenarnya bukan swastanisasi, tapi hanya kerjasama operasi. Jadi asetnya itu masih tetap aset Pelindo. Tapi dengan perjanjiannya 30 tahun, mereka bisa berinvestasi.
Terkait pengoperasian bandara perintis, sudah berapa banyak bandara perintis yang pengoperasiaannya diminati swasta?
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP.068 Tahun 2017 tentang rute penyelenggara angkutan udara perintis, untuk penumpang serta penyelenggara dan lokasi subsidi angkutan BBM pesawat udara, bahwa terdapat 25 bandar udara sebagai penyelenggara penerbangan perintis (sebagai pengumpan) dan 188 rute penerbangan perintis. Hingga saat ini bandar udara tersebut masih dioperasikan oleh Kementerian Perhubungan dan belum ada pihak swasta yang berminat.
Berapa banyak bandara yang kemampuannya ditingkatkan, sehingga mampu melayani pesawat besar?
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM.69 Tahun 2013 tentang tatanan kebandarudaraan nasional, saat ini terdapat setidaknya 30 bandara yang dikelola langsung oleh Kementerian Perhubungan dimana ke 30 bandara ini sudah dapat melayani pesawat besar bermesin jet.
(***)
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.