Kinerja Gemilang di Holding PTPN III, Dasuki Amsir Ditugaskan Jadi Direktur BTN
Jakarta – Perubahan struktur di perusahaan plat merah kembali terjadi jelang tutup tahun 2017, kali ini PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pada Kamis (28/12/2017) melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB ini salah satunya membahas mengenai penggantian Handayani sebagi direktur konsumer BTN.
Dalam rapat tersebut, pemegang saham BTN memutuskan untuk menunjuk Dasuki Amsir sebagai Direktur BTN untuk mengisi kursi kosong yang ditinggalkan Handayani. Dasuki akan menjadi Direktur Distribution and Network. Sedangkan posisi Handayani yang sebelumnya diisi oleh Budi Satria sebagai Direktur Konsumer. Sebagai informasi, pada 18 Oktober 2017 lalu, Handayani ditunjuk Kementerian BUMN untuk menjabat sebagai Direktur Konsumer BRI menggantikan Randi Anto.
Dasuki Amsir sebelumnya sebagai Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Dasuki Amsir juga sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV periode 2016 – 2017 dan Direktur Keuangan PT Perkebunan Nusantara XII periode tahun 2015 – 2016, serta pernah berkarier di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
“Kami menyambut baik Dasuki Amsir sebagai bagian dari keluarga besar, semoga bergabungnya Dasuki dapat memberikan kontribusi positif bagi BTN kedepannya,” kata Dirut BTN Maryono pada konfrensi pers RUPSLB.
Berikut susunan baru Direksi Bank BTN dan Komisaris Bank BTN:
Direktur
Direktur Utama: Maryono
Direktur: Iman Nugroho Soeko
Direktur: Adi Setianto
Direktur: Oni Febriarto Rahardjo
Direktur: R. Mahelan Prabantarikso
Direktur: Nixon L.P Napitupulu
Direktur: Budi Satria
Direktur: Dasuki Amsir
Komisaris
Komisaris Utama/Independen: I Wayan Agus Mertayasa
Komisaris Independen: Kamaruddin Sjam
Komisaris Independen: Arie Coerniadi
Komisaris Independen: Lucky Fathul Aziz Hadibrata
Komisaris Independen: Garuda Wiko
Komisaris: Sumiyati
Komisaris: Maurin Sitorus
Komisaris: Iman Sugema
Kinerja Emas Dasuki Amsir
Perpindahan Dasuki Amsir ke BTN sebenarnya cukup mengejutkan, pasalnya Dasuki sendiri baru menjabat sebagai Dirut Holding PTPN III hanya 7 bulan sejak ia ditunjuk pada Mei 2017 lalu. Memang dunia perbankan bukanlah wilayah yang asing bagi dirinya karena pernah berkarier di BNI, namun dengan kepindahannya tersebut otomatis PTPN III akan terasa kehilangan dirinya apalagi dalam kurun waktu tersebut dirinya mampu mengangkat kinerja holding perkebunan ini.
Holding PTPN III di bawah kepemimpinan Dasuki sukses melakukan turnaround dengan mencatatkan laba bersih konsolidasi per Oktober 2017 sebesar Rp 921 miliar atau tumbuh 214% dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang masih merugi Rp 806 miliar. Peningkatan kinerja karena sejumlah faktor seperti perubahan budaya kerja, peningkatan penjualan, produktivitas tanaman, efisiensi untuk menekan harga pokok, serta kenaikan harga komoditas.
Sementara itu dari sisi perbaikan operasional manajemen Holding PTPN III juga mampu mencatatkan net operating cash flow senilai Rp 1,6 triliun atau meningkat sebesar 31,84% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 sebesar Rp 1,2 triliun.
Sedangkan margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perusahaan yang menjadi faktor fundamental kinerja keuangan semakin membaik dan sehat. Per Oktober 2017, EBITDA Perseroan meningkat 15,55% menjadi sebesar Rp 6,2 triliun dibandingkan periode yang sama 2016 sebesar Rp 5,4 triliun.
Peningkatan kinerja yang mengesankan ini menunjukkan bahwa program corporate turnaround sudah berjalan sesuai jalur. Dasuki juga telah berhasil melakukan efisiensi di semua lini operasional. Misalnya, melalui penggunaan e-procurement sampai dengan Oktober 2017, dimana Holding PTPN III berhasil melakukan efisiensi 6,42%.
Hal yang lain adalah Program Restrukturisasi Keuangan yang bertujuan meningkatkan kinerja dan repayment capacity juga telah membantu menumbuhkan kinerja keuangan di semua PTPN. Beberapa PTPN yang tadinya mengalami kerugian, selama kepemimpinan Dasuki kini mengalami perbaikan kinerja keuangan yang ditunjukkan dari menurunnya kerugian dibandingkan periode yang sama di tahun 2016. Misalnya, PTPN I dari semula kerugian Rp 105 miliar pada 2016 menjadi Rp 45 miliar pada 2017.
Dari kinerja yang terjadi dalam kurun waktu tujuh bulan tersebut, prestasi Dasuki patut diapresiasi oleh berbagai pihak. Hal ini yang mungkin menjadi salah satu ketertarikan BTN untuk merekrut Dasuki dalam manajemen direksi.
Lepas dari perpindahan Dasuki ke BTN, yang terpenting adalah perubahan struktur yang akan terjadi pada Holding PTPN III kedepan nanti mampu mendapatkan figur yang tepat untuk meneruskan prestasi dan kinerja Dasuki selama ini. Karena siapapun pengganti Dasuki nantinya, akan mempunyai beban besar dalam menjaga serta meningkatkan kinerja di anak perusahaan maupun Holding PTPN III yang mulai membaik selama periode kepemimpinan Dasuki Amsir.
Ping
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.