Connect with us

Keberlanjutan Transisi Energi

Penulis:
Eko Sulistyo
Komisaris PT PLN (Persero)

Perang Rusia-Ukraina, yang telah menyebabkan lonjakan harga energi, akan memperumit jalur transisi energi menuju ekonomi nol-bersih. Ketiadaan tanda resolusi menimbulkan pertanyaan apakah perang dan akibatnya akan menjadi jalan terbatas dari jalur transisi sebelumnya atau dipersimpangan jalan. Sementara dalam jangka pendek, kenaikan harga energi mengakibatkan peningkatan produksi bahan bakar fosil dan diaktivasinya aset pembangkit yang telah dinonaktifkan.

Perang yang seharusnya memicu perubahan signifikan dalam pemikiran tentang transisi energi, kenyataannya dihadapkan pada keamanan energi dan aksi iklim. Akibatnya, rancangan kebijakan energi harus dapat mengantisipasi berbagai dampak masalah, mulai dari krisis pangan hingga upaya global untuk mengekang emisi gas rumah kaca. Kini isu keamanan energi telah mendorong para pemimpin negara maju menjadikannya kembali ke puncak agenda politik sambil mempercepat perang melawan krisis iklim.

Bagi negara-negara berkembang keterkaitan aksi iklim dan transisi energi, telah mendorong “transisi yang adil” sebagai bagian dari pembangunan ekonomi mereka. Negara-negara ini membutuhkan akses ke energi yang andal dan murah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan membawa lebih dari 3 miliar orang keluar dari kemiskinan. Mereka perlu secara signifikan meningkatkan penggunaan listrik serta sumber-sumber lain yang tumbuh secara ekonomi.

Krisis Energi

Konsekuensi global dampak perang Rusia-Ukraina telah menyasar pada “triple global crisis” meliputi krisis energi, krisis pangan dan krisis keuangan. Sanksi ekonomi dan embergo energi kepada Rusia oleh Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa, berimplikasi bagi seluruh dunia. Sanksi telah memperketat pasar sehingga membuat harga semua bahan bakar fosil melambung tinggi, tren inflasi global, dan pelambatan pemulihan pasca Covid, bahkan juga resesi.

Rusia adalah pemasok bahan bakar fosil yang signifikan di pasar global, termasuk minyak, gas alam, dan batu bara. Eropa sangat bergantung pada pasokan energi Rusia. Menurut International Energy Agency (IEA, 2022), sebelum perang Rusai-Ukraina, Uni Eropa (UE) mengimpor lebih 40 persen dari total konsumsi gasnya, 27 persen minyak, dan 46 persen batubara dari Rusia pada 2021.

Salah satu tantangan yang kini dihadapi para pemimpin UE adalah memutus ketergantungan pada energi Rusia. Terutama gas alam yang menjadi sumber utama energi di UE, setelah mereka mulai mengurangi proporsi batu bara, untuk mencapai netralitas karbon pada 2050, dan mengurangi emisi sekitar 55 persen pada 2030. Meski program REPowerEU yang dikeluarkan Komisi Eropa telah membatasi impor gas Rusia sekitar dua pertiga pada akhir 2022, namun strategi ini sangat bergantung pada peningkatan impor gas alam dari luar negeri.

Dalam jangka pendek, selain menekankan efisiensi energi, strategi ini membutuhkan portofolio opsi untuk menggantikan gas Rusia dan menjaga keamanan energi UE. Portofolio ini termasuk meningkatkan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara untuk memastikan listrik tetap menyala dan rumah tetap hangat di musim dingin. Setelah itu, dalam jangka menengah dan jangka panjang, UE akan menggandakan transisi energi bersih.

Contoh krisis energi paling akut di UE, dialami oleh Jerman, yang selama ini dikenal sebagai kampiun transisi energi. Jerman bergantung pada Rusia untuk sekitar setengah dari gas alam dan batu bara, serta lebih dari sepertiga minyaknya. Tantangan langsung Jerman adalah mengurangi ketergantungan pada gas alam untuk pembangkit listrik, yang semakin diperumit dengan keluarnya negara itu dari tenaga nuklir, yang dijadwalkan tahun ini ada tiga stasiun nuklirnya akan ditutup.

Kendati kembali memanfaatkan batu bara, Jerman tetap menjaga ambisinya dalam transisi energi. Jerman tetap berkomitmen menutup seluruh pembangkit batu bara mereka pada 2030, sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim. Sejak era kebijakan Kanselir Angela Merkel (2005-2021), gas alam cair yang diimpor dari Rusia, sejatinya adalah “jembatan” transisi energi Jerman, dari pemanfaatan energi nuklir dan batu bara, menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

Dengan langkah yang hampir sama, jalan pahit kembali ke batu bara dan mengaktivasi pembangkit tenaga batu bara, juga ditempuh Belanda, Austria dan Italia. Belanda telah mengumumkan bakal mencabut semua pembatasan penggunaan bahan bakar fosil untuk sumber energi pembangkit listriknya. Mereka telah kembali menggunakan sumber energi fosil, terutama batu bara, untuk memitigasi kemungkinan defisit energinya.

Momentum Transformasi

Dalam konteks perubahan iklim global, beralih ke energi bersih adalah solusi terbaik bagi keberlanjutan bumi. Berhentinya pasokan minyak dan gas Rusia, dunia mengalami defisit energi. Untuk itu perlu dicari jalan untuk mengatasi defisit energi, dan solusi yang mengedepankan kepentingan dekarbonisasi jangka panjang, guna memitigasi risiko krisis iklim.

Mengutip Direktur Energi Security and Climate Initiative, Samantha Gross, di The Washington Post, 22 Juni 2022, peralihan sementara ke batu bara memang kurang ideal dari perspektif iklim. Namun para pemimpin UE tetap komitmen pada target dekarbonisasi 100 persen. Harapannya ini bersifat jangka pendek, sembari mencari pasokan gas tambahan, dan seiring waktu menggantikan penggunaan gas melalui efisiensi dan peralihan teknologi.

Dengan demikian menambah investasi bahan bakar fosil bukanlah solusi. Krisis energi saat ini justru bisa dijadikan momentum mempercepat transformasi energi, termasuk transfer teknologi dan pendanaan ke negara-negara berkembang. Tindakan untuk mengurangi konsumsi batu bara, sebagai bahan bakar fosil yang paling banyak mengandung karbon, dengan menurunkan emisi dari fasilitas yang ada dan menghentikan pembangunan pembangkit baru.

Biaya penurunan emisi dari fasilitas yang ada sangat bergantung pada teknologi yang mahal, melalui penangkapan dan penyimpanan karbon, atau pembakaran bersama dengan bahan bakar emisi yang lebih rendah. Sementara untuk mengganti pembangkit batu bara dengan energi terbarukan juga membutuhkan investasi besar. Peran negara maju dan pendanaan internasional sangat penting untuk mengatasi hal ini.

Sebaliknya, negara-negara berkembang dapat mewujudkannya dengan memperbaiki lingkungan domestiknya untuk investasi asing dan investasi energi bersih. Kemudian memanfaatkan kesiapan investor untuk mendukung proyek energi terbarukan. Dengan demikian meningkatkan peran sektor swasta serta lembaga keuangan internasional dan pembangunan, akan sangat membantu.

Bank Dunia seperti dikutip Financial Time, 2 Juli 2022, telah mengusulkan inisiatif global untuk mendukung transisi energi di kawasan batu bara. Para pemimpin G-7 yang baru bertemu di Jerman juga telah mengusulkan kemitraan pendanaan baru dengan Indonesia, India, Vietnam dan Senegal untuk beralih dari batu bara.

Sebagai Presidensi G-20, Indonesia dapat menginisiasi usulan serupa tentang kemitraan transisi energi negara maju dan negara berkembang pada KTT G-20 di Bali, November 2022, sebagai solusi keberlanjutan transisi energi di tengah krisis energi saat ini.

————–
Penulis adalah Komisaris PT PLN (Persero).
Sumber: kompas.id, 16/7/2022.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Dukung Satgas Pemberantasan Judi Online Libatkan Antar-Kementerian dan Lembaga

Oleh

Fakta News
Komisi III Dukung Satgas Pemberantasan Judi Online Libatkan Antar-Kementerian dan Lembaga
Anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi III DPR RI ke Bandar Lampung, Lampung, Senin (29/4/2024). Foto: DPR RI

Bandar Lampung – Komisi III DPR RI mengapresiasi rencana Presiden Jokowi yang akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online yang melibatkan antarkementerian dan lembaga. Anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari menilai adanya Satgas tersebut menjadi poin penting bahwa pemerintah serius untuk memberantas aktivitas haram tersebut.

Karena itu, ia mendorong para mitra Komisi III, mulai dari PPATK, Kepolisian, hingga Kejaksaan agar bertindak lebih tegas terhadap hal itu.

“Karena judi online itu dampaknya luar biasa terutama masyarakat-masyarakat kecil. Kalau kita lihat transaksinya yang begitu banyak, triliunan seperti itu,  kami Komisi III mendukung dan mendorong agar dapat dilakukan tindakan tegas terhadap judi-judi online,” ujar Taufik Basari kepada Parlementaria usai Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi III DPR RI ke Bandar Lampung, Lampung, Senin (29/4/2024).

Ia pun berharap dengan adanya kerja bersama lintas K/L tersebut dapat mempercepat penanganan khususnya yang berkaitan dengan transaksi internasional lintas batas negara, baik peladen, bandar, maupun jaringan judi online tersebut.

“Hal ini penting nanti lebih mempercepat untuk kinerja memberantas judi online. Termasuk bagi Kemenkominfo juga sangat penting perannya sekarang,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Senada, Anggota Komisi III DPR RI Rano Al Fath mengapresiasi adanya Satgas Judi Online itu. “Saya mengapresiasi sekaligus juga berharap agar strategi yang bisa kita lakukan bisa kita optimalkan untuk memberantas Judi Online ini,” ujarnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Hetifah Sampaikan Pesan dan Harapan bagi Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kaltim

Oleh

Fakta News
Hetifah Sampaikan Pesan dan Harapan bagi Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kaltim
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Foto : DPR RI

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang kerap diperingati pada 2 Mei, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyampaikan pesan dan harapan terkait peningkatan kualitas pendidikan di Kalimantan Timur. Hetifah, yang dikenal sebagai salah satu pendorong utama reformasi pendidikan di wilayah tersebut, menggarisbawahi beberapa inisiatif penting yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim).

Dalam pernyataannya, Hetifah Sjaifudian menekankan pentingnya investasi di sektor pendidikan, baik dalam peningkatan infrastruktur dan kualitas pengajaran hingga peningkatan kualitas SDM seperti guru dan tenaga pengajar di berbagai daerah di Kalimantan Timur.

“Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini merupakan momen yang tepat untuk merefleksikan apa yang telah kita capai dan apa lagi yang perlu kita lakukan demi masa depan generasi mendatang,” ujar Hetifah melalui rilis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Politisi Fraksi Partai Golkar tersebut juga mengungkapkan keinginan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, termasuk mengoptimalkan bagaimana transformasi platform digital untuk membantu proses pembelajaran. Hal itu sebagai salah satu solusi atas tantangan geografis yang sering kali membatasi akses pendidikan berkualitas di Kalimantan Timur.

“Penggunaan teknologi pendidikan yang inovatif serta memaksimalkan platform digital harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa semua anak, di mana pun mereka berada, memiliki akses yang sama terhadap sumber belajar yang berkualitas tinggi,” tuturnya.

Salah satu fokus utama yang diharapkan oleh politisi senayan yang berasal dari dapil Kalimantan Timur tersebut adalah peningkatan kualitas dan kapasitas guru serta pengembangan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan lokal tanpa mengesampingkan standar nasional.

“Guru-guru kita adalah ujung tombak dalam mewujudkan pendidikan berkualitas dan membentuk anak-anak didik untuk Indonesia Emas kedepan. Kita perlu memastikan bahwa mereka diberi pelatihan yang memadai dan terus-menerus serta menjamin kesejahteraan mereka agar dapat mendidik siswa dengan metode yang paling efektif dan inovatif,” tambah Hetifah.

Mengakhiri pernyataannya, Hetifah Sjaifudian mengajak semua pihak untuk berkolaborasi demi menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inovatif.

“Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita dukung para guru dan tenaga pendidik kita, memastikan bahwa setiap anak di Kalimantan Timur mendapatkan kesempatan pendidikan yang mereka layak dapatkan,” ungkapnya.

Dengan pesan pada Hari Pendidikan Nasional ini, Hetifah Sjaifudian berharap untuk menginspirasi perubahan dan perkembangan yang akan melahirkan SDM yang tidak hanya cerdas, tapi juga tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Baca Selengkapnya

BERITA

PR Kemendikbud di Hardiknas: Kurikulum Merdeka, UKT, Hingga Kesejahteraan Guru-Dosen

Oleh

Fakta News
PR Kemendikbud di Hardiknas: Kurikulum Merdeka, UKT, Hingga Kesejahteraan Guru-Dosen
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. Foto : DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menyoroti maraknya kegelisahan masyarakat terhadap perubahan sistem pendidikan terkini. Baginya, isu ini harus jadi fokus utama pemerintah karena sektor ini krusial bagi masa depan bangsa.

“Momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional ke-65 saat ini harusnya menjadi bahan evaluasi Kemendikbud RI khususnya dalam menyikapi kontroversi yang muncul,” tutur Fikri melalui rilis yang disampaikan kepada Parlementaria, di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Salah satu isu yang mencuat adalah soal penerapan kurikulum merdeka sebagai kurikulum resmi nasional, yang tertuang dalam Permendikbudristek nomor 12 tahun 2024. Kurikulum Merdeka diklaim lebih unggul daripada pendahulunya, yakni Kurikulum 2013, dan Kurikulum 2013 yang disempurnakan (2015),  kendati Kurikulum Merdeka merupakan modifikasi dari kurikulum darurat yang diluncurkan selama pandemi Covid-19 pada tahun ajaran 2020/2021.

“Beberapa pakar menilai, Kurikulum Merdeka belum layak dijadikan kurikulum nasional, karena belum dilengkapi dengan naskah akademik yang memuat filosofi Pendidikan dan kerangka konseptual yang menjadi dasar pemikiran kurikulum merdeka,” imbuh Politisi Fraksi PKS ini.

Sehingga, dirinya melanjutkan bahwa kurikulum merdeka belum teruji secara akademis menjadi solusi atas hilangnya pembelajaran (learning loss) selama pandemi Covid-19. “Lalu perlu dievaluasi apakah daerah secara merata mampu dan siap melaksanakan kurikulum baru ini?,” tanyanya.

Kendati demikian, Hasil PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2022 diklaim sebagai kesuksesan Kemendikbudristek menerapkan kurikulum darurat selama pandemi covid-19. Peringkat PISA Indonesia tahun 2022 naik 5 hingga 6 peringkat dibanding hasil PISA 2018 lalu.

“Namun, fakta lain menyebutkan skor PISA Indonesia tahun 2022 di bidang literasi membaca, matematika, dan sains juga menurun dibanding tahun 2018, jadi sudut pandang kesuksesan PISA relatif dilihat dari mana,” sela Fikri.​

Nuansa penerapan kurikulum baru ikut diramaikan narasi di media sosial soal kewajiban seragam baru bagi siswa sekolah dasar hingga menengah. “Padahal, ini akibat kurang sosialisasi. Sebenarnya, aturan seragam masih seperti yang lama sesuai Permendikbudristek 50 tahun 2022,” ungkap Politisi Fraksi PKS itu.

Masih terkait Kurikulum Merdeka, munculnya narasi penghapusan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah menimbulkan polemik. Di sisi lain, Kemendikbudristek membantah hal itu, dan menegaskan ekskul Pramuka tetap disediakan sekolah, hanya kepesertaannya menjadi sukarela bagi siswa.

Dirinya tetap menyayangkan hal itu, karena pramuka berkontribusi positif untuk mengembangkan Pendidikan karakter bangsa. “Secara historis, pramuka berperan besar dalam perjalanan bangsa sejak era kemerdekaan,” tegasnya.

Isu kesejahteraan profesi pendidik, seperti guru, dosen, dan tenaga kependidikan tak luput menjadi komplain di masyarakat. “Dua isu, yakni kejelasan status sebagai ASN-PPPK dan juga kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan senantiasa menemani hari-hari kami sebagai legislator,” ungkapnya.

Ironisnya, ia mengaitkan kesejahteraan guru dan dosen dengan kemampuan menyekolahkan anak-anaknya di jenjang perguruan tinggi. “Sebagai pahlawan Pendidikan, mereka dihadapkan pada inflasi Pendidikan tinggi yang sangat besar, biaya UKT berlipat ganda seiring waktu,” urai Mantan Kepala Sekolah di salah satu SMK ini.

Contoh terbaru adalah soal kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Jenderal Soedirman (UnSoed) yang isunya melonjak hingga 100 persen, imbas penerapan Permendikbudristek Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT) pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kemendikbud. “Pada akhirnya Unsoed meralat keputusannya, setelah didemo masyarakat,” ujar Fikri.

Masih terkait biaya Pendidikan tinggi yang kian tak terjangkau, Fikri menyoroti soal kerjasama penyedia pinjaman online (pinjol) dengan ITB. “Meski terlihat sebagai solusi pintas, namun pembayaran UKT melalui pinjol ini cenderung merugikan karena bunganya terlampau besar,” ujarnya.

Solusi yang paling tepat adalah mengatasi kesenjangan antara kebutuhan operasional perguruan tinggi negeri dengan pendapatan PTN, khususnya di luar APBN. “Sumber-sumber pendanaan PTN ini sebisa mungkin via kerja sama sponsor ketimbang membebani biaya pada mahasiswa, dan itu tanggung jawab pemerintah sebagai pengampu PTN di Indonesia sesuai amanat undang-undang,” jelasnya

Entah berhubungan atau tidak, Fikri menyinggung fenomena pinjol ilegal  yang banyak menjerat para guru. “Menurut data OJK, 43 persen korban pinjol illegal adalah guru, sungguh memprihatinkan.” terangnya.

Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah untuk memberi solusi komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan guru, termasuk memberi keleluasaan kepada kalangan guru untuk dapat mengakses pembiayaan jangka pendek yang legal, ringan, dan mudah.

Baca Selengkapnya