IKA ITS Kini Miliki Mobile Solar Panel Drinking Water Unit untuk Atasi Kebutuhan Air Minum di Daerah Bencana
Surabaya – Kompartemen Kebencanaan Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) Surabaya menerima sumbangan Mobile Solar Panel Drinking Water Unit dari PT. Energi Quarto Indonesia (channel partner SUEZ company di Indonesia) pada Kamis, 16 juni 2022. Bertempat di Sekretariat / Posko Kebencanaan PP IKA ITS, di Jl. Teknik Mesin, Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya, dilangsungkan acara serah terima alat tersebut, dihadiri oleh segenap Pengurus dan penasehat PP IKA ITS, para dewan pakar Kompartemen Kebencanaan IKA ITS, Direktorat Kemahasiwaan ITS, BEM, LMB dan UKM ITS yang terkait kebencanaan (Pramuka, Mahagana, Siklus, KSR, Teater Tiyang Alit, Resimen Mahasiwa), serta rombongan dari PT. Energi Quarto Indonesia.
Ir. Arief Wisnu Cahyono, Ketua Departemen Sosial Kemayarakatan, mewakili Ketua Umum PP IKA ITS dalam sambutannya sangat mengapresiasi acara tersebut. Dalam setiap kali bencana, air merupakan kebutuhan utama yang pertama kali dicari, dengan adanya alat ini selanjutnya dipergunakan sebagai salah satu property Kompartemen Kebencanaan IKA terutama untuk mengatasi kesulitan pengadaan air minum di daerah bencana.
“Mudah-mudahan sumbangan alat ini jadi inspirasi bagi banyak pihak melalui CSR dan upaya lainnya, untuk tergerak dan berkontribusi dalammembantu penanganan kebencanan. Masih dibutuhkan banyak hal seperti genset, peralatan Kesehatan, peralatan SAR, dsb. sehingga momentum semacam ini menjadi kesempatan menyalurkan keberkahan,” ungkap Wisnu.
Kegiatan lain perlu dikolaborasikan. Cak Yeyes dengan tim siaga bencana, melatih relawan mahasiswa, sehingga siap diterjunkan ke daerah bencana.
Ini adalah salah satu upaya IKA ITS berkolaboraksi dengan beragam pihak, dunia industri, donatur, adik-adik mahasiswa dan pihak kampus, mewujudkan peran serta keluarga besar ITS dalam kegiatan kemanusiaan.
Wisnu yang sekarang juga menjabat Direktur Umum PDAM Surya Sembada Surabaya menambahkan bahwa IKA ITS mendorong pihak Kampus ITS untuk membentuk Pusat kajian tentang air.
Memang saat ini air masih berlimpah ruah, tapi kedepan, adanya perubahan iklim, berbagai kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia bisa menyebabkan ketersediaan air makin terbatas.
Siapkan sedini mungkin, mengolah air baku, baik dari sungai atau bahkan dari selokan menjadi air minum. Hal itu bisa dan sangat mungkin untuk diwujudkan.
Untuk itu perlu jadi pusat kajian tersendiri, sampai ke teknologinya, sehingga ke depan menajdi sumbangsih bagi kehidupan dan kemanusiaan.
“Terima kasih Cak Hamdani dengan PT Quarto nya telah menyumbangkan alat ini. Ada hadits dari Rasulullah yang menyatakan amal yang paling baik adalah memberi air minum. Semoga ini bisa menajdi ladang amal kita bersama,” pungkas Wisnu.
Ir. Hamdani Bantasyam,ST.,M.MT.,IPU, owner PT. Energi Quarto Indonesia selaku pihak yang mendonasikan ‘Mobile Solar Panel Drinking Water Unit’ menjelaskan bahwa ia sebagai owner dan mendirikan Quarto baru satu tahun, namun ia telah berkecimpung diperusahan Energi dan Industrial Water Management selama 23 tahun lebih.
Sumbangan ini awalnya dari ide dan gagasan setelah berinteraksi dan juga pengalaman berkecimpung dalam kebencanaan. Melihat kebutuhan kebencanaan, seperti yang diutarakan Cak Wisnu, maka dIwujudkanlah alat tersebut untuk membantu mengatasi kebutuhan air minum di kawasan bencana.
“Saya dari Aceh, saat tsunami dulu, keluarga besar kami kehilangan sekitar 250 orang dari keluarga Bantasyam. Jadi saya sangat paham kondisi dan dampak dari bencana. Saya mengapresiasi para relawan yang terjun di kebencanaan, Orang besar banyak, tapi menurut saya yang besar itu adalah relawan. Mereka telah melakukan setinggi-tingginya amal, karena bisa meninggalkan kesibukan biasa menjadi sibuk menjadi relawan dan mengurusi kebencanaan,” puji Hamdani.
Sumbangan alat ini adalah awal. Dengan sumber air dari sumur, sungai, embung, bisa menjadi bahan baku alat ini untuk selanjutnya melalui proses 6 viltrasi, yakni Sediment Filter, Cartride Filter 5 micron, CTO Filter, GAC Filter, Reverse Osmosis, dan Carbon Filter menghasilkan kualitas air siap minum.
Sumber energi untuk menjalankan alat ini juga sudah didesain dari sel surya sehingga tidak tergantung dari jaringan listrik maupun genset.
Silahkan dioperasikan oleh relawan di Komartemen Kebencanaan IKA ITS. Nanti maintenance dan penggantian filter dan kendala lainnya, kami garansi seumur hidup. Orang kita dari Quarto akan siap dating menfasilitasinya. Dengan adanya alat ini akan bisa memunculkan ide dan gagasan untuk dikembangkan, nantinya bisa keluar dingin dan panas untuk kebutuhan bikin minum dan masak mie instan, juga mengenai desain yang dari aspek lebih fungsional, utility dan juga keindahannya.
Alumni Teknik Kimia angkatan 1991 yang saat ini juga Sekjen Indonesia Chemistry Power Generation Association serta Wasekjen PP IKA ITS juga berpesan, “Kita ini hanya tunggu antrian saja. Nabi 63 tahun. Kita di dunia harus bisa menjadi sebaik-baiknya manusia, melalui amal dan juga silaturrahmi diserta berpikir positif. Saya juga berpesan kepada adik-adik mahasiswa yang hadir untuk terus berkembang dengan berbekal attitute, knowledge, skill. Itulah nanti yang akan menghantarkan kesuksesan kalian disegala lini.”
Sementara itu, Dr.Eng. Yeyes Mulyadi mewakili Posko Kebencanan IKA ITS menyatakan bahwa bantuan tidak main-main. Alat penjernihan dan pemurnian air sehingga siap minum, dengan sumber tenaga surya ini sangat kental dengan nuansa teknologi dan cocok dengan tagline ITS, Advancing humanity.
Ini merupakan sumbangsih nyata, sangat bermanfaat dan menjadi daya dukung posko sekaligus inspirasi untuk yang lainnya bisa turut menyumbang dan berkontribusi bagi kemanusiaan. Dosen ITS yang juga bertugas di Direktorat Kemahasiswaan ini juga menjelaskan bahwa Posko Kebencanaan IKA ITS aktif mengenalkan kebencanaan terutama pada mahasiswa ITS diantaranya melalui pelatihan untuk kebencanaan, sejak dibentuk dua tahun lalau, posko telah melaksanakan pelatihan dengan kurikulum dari BPBD, bersertifikasi.
Ia juga menyampaikan pesan dan amanat dari Wakil Rektor I ITS bahwa ITS siap bekerjasama dengan IKA ITS melakukan pelatihan bersertifikasi tiap tahun guna menyiapkan adik-adik mahasiswa menjadi kader-kader potensial dalam kebencanaan.
Keberadaan posko di kampus diharapkan jadi showcase dan menjadi penghubung pada mahasiswa selaku calon anggota IKA. Juga sebagai tempat pembelajaran tidak saja tentang kebencanaan maupun manajemen organisasi, tapi juga kewirausahaan.
“Silakan sekretariat dan Posko Kebencanaan IKA ITS ini diramaikan oleh adik-adik mahasiwa dengan berbagai aktifitas dan kegiatan yangg bermafaat untuk banyak pihak,” pungkas Yeyes.
Acara serah terima yang berlangsung sore itu juga diselingi dengan penyerahan piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Timur kepada relawan dari alumni dan mahasiswa ITS yang telah berperan aktif dalampenanganan Pancemi Covid-19.
Radian Jadid, Ketua TFKKITS menyerahkan piagam tersebut kepada Ir. Djuwono Hadisusanto, M.Si. (perwakilan Alumni), Arista Tri Kurnia Surin dan Rifdah Azizah Salsabila (perwakilan Mahasiswa). Pada kesempatan tersebut Dr.Eng. Yeyes Mulyadi juga mendaulat Dr. Maksus (Infrastruktur Sipil) dan Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si.(desain) sebagai Dewan Pakar Kompartemen Kebencanaan IKA ITS.
Selesai penyerahan dan uji coba pengoperasian alat (peserta minum air dari alat tersebut), acara dilanjutkan dengan ramah tamah, saling berbagai pengalaman kebencanaan, diiringi musik dari Arul Lamandau, seniman dan aktivis lingkungan.
Seperti kebanyakan kegiatan yang dilakukan para aktivis lingkungan dan kebencanaan, acara berlangsung gayeng dan tiada habis bahan untuk saling dibagikan, hingga menjelang dini hari baru usai.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.