Connect with us

Wujudkan Visi Advancing Humanity, IKA ITS-Ditmawa ITS Siapkan Relawan Penanggulangan Bencana

Surabaya – Minggu, 9 Januari 2022 bertempat di Gedung SCC ITS dan kawasan Parkir Kantin ITS masih berlangsung kegiatan bertajuk “Pelatihan Dasar Relawan Penanggulangan Bencana Dalam Penguatan Nilai Kebangsaan”.

Acara yang berlangsung empat hari mulai 6-9 Januari 2022 tersebut merupakan kolaboraksi  Kompartemen Kebencanaan IKA ITS dengan Direktorat Kemahasiswan (Ditmawa) ITS  serta menggandeng beberapa elemen kebencanaan di Jawa Timur, antara lain BPBD Jatim, SAR Surabaya, RAPI, PMI dan GALENA Rescue.

Mereka memberikan banyak fasilitas dan juga sebagai pemateri. Juga ditambah pemateri dari Dewan Pakar Kompartemen Kebencanaan IKA ITS, diantaranya Dr. Amien Widodo, Dr. Citrosiswoyo Wahyudi dan Dr.Eng. Yeyes Mulyadi.

Materi pokok yang diberikan yakni Konsepsi dan Karakteristik Bencana, Prinsip Dasar dan  Sistem Nasional Penanggulangan Bencana. Juga diberikan pemahaman tantang  Perspektif, Karakter, dan Implementasi Relawan di Indonesia, Peran Relawan dalam Siklus Bencana (pra, saat, setelah), Logistik dan Peralatan, Dapur Umum, Hunian Sementara, Komunikasi Radio, Pertolongan Pertama, Pertolongan di Air dan Pendampingan Psikososial.

Materi khusus sebagai karakteristik ITS ditambahkan pula, berupa Dinamika Kelompok, Survival, Peran dan Fungsi Mahasiswa, , Ke-ITS-an, Penanggulangan Bencana Berbasis Riset,  dan Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas.

Ir. Djuwono Hadisusanto, M.Si., Dewan Pembina PP IKA ITS dalam sambutannya menyatakan bahwa Kompartemen Kebencanaan IKA ITS telah banyak berkiprah dalam penanggulangan kebencanaan mulai dari tsunami Aceh, gempa Palu, gempa Lombok, erupsi gunung Kelud, Merapi, Semeru dan sebagainya. Juga dalam penanganan bencana kesehatan berupa pandemi Covid-19 dengan berperan menangani permasalahan sosial kemasyarakatan.

“Melalui pelatihan ini diharapkan peserta menjadi relawan tangguh penanggulangan bencana. Dengan standar materi dari BNPB ditambah dengan materi berbasis keilmuan maka peserta akan memiliki dan mengaplikasikan keterampilan yang telah diperoleh serta lebih tanggap dan peduli dalam penanganan kebencanaan di Indonesia,” kata Djuwono.

Djuwono menambahkan upaya penumbuhan dan peningkatkan kesadaran calon relawan akan potensi ITS dalam penanggulangan bencana di Indonesia akan mampu meningkatkan rasa kebersamaan relawan mahasiswa ITS dengan relawan IKA ITS.

“Pelatihan ini juga akan memasok darah segar bagi kerelawanan dan juga memberikan harapan keberlangsungan kerelawanan ITS dan alumninya,” tuturnya.

Dr.Eng. Yeyes Mulyadi dari Direktorat Kemahasiwaan ITS menekankan tentang pentingnya upaya Penguatan Nilai Kebangsaan Dalam Kontek Relawan Kebencanaan. Mahasiswa perlu untuk merancang apa yang akan dilakukan ke depan, mengasah keresahan atas kondisi bangsa guna menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap jatuh bangunnya NKRI dengan penuh kematangan dalam berpikir dan bersikap.

“Dengan adanya tantangan dewasa ini dengan segala sesuatu bergerak dengan cepat, dunia menjadi tanpa batas (Nilai nasionalisme menjadi abstrak), informasi dapat diperoleh dimana saja dan dari siapa saja serta gaya hidup bergeser ke serba instan dan teknologi menjadi dominasi dalam hidup, maka harus ada upaya untuk menjawab itu,” paparnya.

Menurut Yeyes, mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda harus dapat menjadi penggerak perubahan dan harus siap membangun dan meneruskan kepemimpinan guna menjaga kelangsungan bangsa Indonesia. Salah satu langkah nyata adalah melalui pelatihan dasar relawan kebencanaan ini, sebagai upaya menanamkan semangat kebangsaan dengan cara menumbuhkan kembali semangat kerelawanan dan kemanusiaan.

“Hal ini sejalan dengan tagline ITS “Advancing Humanity” yang memberikan inspirasi bahwa para civitas akademika ITS termasuk mahasiswa di dalamnya tidak melulu berkutat pada hal akademik dan teknologi semata, tetapi juga harus mempunyai empati dan jiwa sosial serta rasa kemanusiaan yang diimplementasikan dengan karya nyata,” tambah Yeyes lagi.

Hery Inprasetyobudi, M.T., dari Kompartemen Kebencanaan IKA ITS menegaskan bahwa pelatihan ini bisa berlangsung dengan baik dan luar biasa, dengan dukungan jejaring relawan yang telah terbentuk dan saling menguatkan. Potensi dan kekuatan inilah yang bisa menyatu menjadi  sebuah kolaboraksi berupa pelatihan yang akan menghantarkan para mahasiswa menjadi pasokan darah segar bagi kerelawanan khususnya di Jawa Timur.

“Mereka akan memiliki kecakapan dan kepakaran dibidangnya dan menjadi potensi besar untuk bisa melakukan mitigasi, recovery, rekonstruksi dan rekayasa engineering. Inilah yang diinginkan oleh ITS dan IKA ITS dalam kontribusinya terhadap kebencanaan dan bisa menjadi pembeda dengan relawan lainnya,” ujar Hery.

Hery menuturkan dengan standar materi dari BNPB mereka diharapkan dapat mengembalikan prinsip dan implementasi tanggap bencana sesuai ketentuan BNPB. Pembekalan ilmu yang terkait kebencanaan akan menjadi ciri khas relawan ITS, sehingga sentuhan teknologi dan rekayasa sosial memberikan kontribusi dan pengayaan dalam penanganan kebencanaan.

“Sekarang peserta masih mahasiswa, nantinya akan  jadi sarjana ITS dan bisa bergabung dengan IKA ITS. Setelah pelatihan, harapan kami mereka dapat ikut dalam aktifitas kerelawanan yang dijiwai ketanggap-bencanaan, berkontribusi nyata pada bangsa ini.” harap Hery.

Sebagaimana diketahui IKA ITS melalui Kompartemen Kebencanaan terlibat aktif dalam penanggulangan kebencanaan, termasuk pada penanganan bencana erupsi Semeru.

Tim Ahli IKA ITS juga terjun ke lapangan, melakukan mitigasi dan memberikan assesmen dan masukan terkait penemuan sungai baru, potensi banjir lahar susulan, perubahan peta wilayah terdampak, update Kawasan Rawan Bencana (KRB) serta normalisasi aliran sungai.

Semuanya telah dikomunikasikan dengan para pihak terkait untuk mendapatkan respondan tindak lanjut. Adanya pelatihan ini diharapkan menjadi proses regenerasi bagi ITS dan nantinya pada Kompartemen Kebencanaan IKA ITS menumbuhkan para relawan kemanusiaan yang tanggap dan siaga dalam kebencanaan di Indonesia.

Acara ditutup pada Minggu siang, 10 Januari 2022 oleh Wakil Sekjen IKA ITS, Hamdani Bantasyam M.T., didampingi Ermawan Wibisono, MM dan jajaran pengurus lainnya.

Hamdani menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen yang telah menjalankan pelatihan dengan sukses dan lancar, serta mengaprsiasi semua dedikasi dan loyalitas peserta dan panitia dalam tugas-tugas kemanusiaan.

“Semoga semua upaya kita menjadikan kemanfaatan buat sesama dan menajdi amal baik kita di dunia dan akherat kelak.” pungkas Hamdani.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Dukung Satgas Pemberantasan Judi Online Libatkan Antar-Kementerian dan Lembaga

Oleh

Fakta News
Komisi III Dukung Satgas Pemberantasan Judi Online Libatkan Antar-Kementerian dan Lembaga
Anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi III DPR RI ke Bandar Lampung, Lampung, Senin (29/4/2024). Foto: DPR RI

Bandar Lampung – Komisi III DPR RI mengapresiasi rencana Presiden Jokowi yang akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online yang melibatkan antarkementerian dan lembaga. Anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari menilai adanya Satgas tersebut menjadi poin penting bahwa pemerintah serius untuk memberantas aktivitas haram tersebut.

Karena itu, ia mendorong para mitra Komisi III, mulai dari PPATK, Kepolisian, hingga Kejaksaan agar bertindak lebih tegas terhadap hal itu.

“Karena judi online itu dampaknya luar biasa terutama masyarakat-masyarakat kecil. Kalau kita lihat transaksinya yang begitu banyak, triliunan seperti itu,  kami Komisi III mendukung dan mendorong agar dapat dilakukan tindakan tegas terhadap judi-judi online,” ujar Taufik Basari kepada Parlementaria usai Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi III DPR RI ke Bandar Lampung, Lampung, Senin (29/4/2024).

Ia pun berharap dengan adanya kerja bersama lintas K/L tersebut dapat mempercepat penanganan khususnya yang berkaitan dengan transaksi internasional lintas batas negara, baik peladen, bandar, maupun jaringan judi online tersebut.

“Hal ini penting nanti lebih mempercepat untuk kinerja memberantas judi online. Termasuk bagi Kemenkominfo juga sangat penting perannya sekarang,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Senada, Anggota Komisi III DPR RI Rano Al Fath mengapresiasi adanya Satgas Judi Online itu. “Saya mengapresiasi sekaligus juga berharap agar strategi yang bisa kita lakukan bisa kita optimalkan untuk memberantas Judi Online ini,” ujarnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Hetifah Sampaikan Pesan dan Harapan bagi Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kaltim

Oleh

Fakta News
Hetifah Sampaikan Pesan dan Harapan bagi Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kaltim
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Foto : DPR RI

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang kerap diperingati pada 2 Mei, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyampaikan pesan dan harapan terkait peningkatan kualitas pendidikan di Kalimantan Timur. Hetifah, yang dikenal sebagai salah satu pendorong utama reformasi pendidikan di wilayah tersebut, menggarisbawahi beberapa inisiatif penting yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim).

Dalam pernyataannya, Hetifah Sjaifudian menekankan pentingnya investasi di sektor pendidikan, baik dalam peningkatan infrastruktur dan kualitas pengajaran hingga peningkatan kualitas SDM seperti guru dan tenaga pengajar di berbagai daerah di Kalimantan Timur.

“Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini merupakan momen yang tepat untuk merefleksikan apa yang telah kita capai dan apa lagi yang perlu kita lakukan demi masa depan generasi mendatang,” ujar Hetifah melalui rilis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Politisi Fraksi Partai Golkar tersebut juga mengungkapkan keinginan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, termasuk mengoptimalkan bagaimana transformasi platform digital untuk membantu proses pembelajaran. Hal itu sebagai salah satu solusi atas tantangan geografis yang sering kali membatasi akses pendidikan berkualitas di Kalimantan Timur.

“Penggunaan teknologi pendidikan yang inovatif serta memaksimalkan platform digital harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa semua anak, di mana pun mereka berada, memiliki akses yang sama terhadap sumber belajar yang berkualitas tinggi,” tuturnya.

Salah satu fokus utama yang diharapkan oleh politisi senayan yang berasal dari dapil Kalimantan Timur tersebut adalah peningkatan kualitas dan kapasitas guru serta pengembangan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan lokal tanpa mengesampingkan standar nasional.

“Guru-guru kita adalah ujung tombak dalam mewujudkan pendidikan berkualitas dan membentuk anak-anak didik untuk Indonesia Emas kedepan. Kita perlu memastikan bahwa mereka diberi pelatihan yang memadai dan terus-menerus serta menjamin kesejahteraan mereka agar dapat mendidik siswa dengan metode yang paling efektif dan inovatif,” tambah Hetifah.

Mengakhiri pernyataannya, Hetifah Sjaifudian mengajak semua pihak untuk berkolaborasi demi menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inovatif.

“Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita dukung para guru dan tenaga pendidik kita, memastikan bahwa setiap anak di Kalimantan Timur mendapatkan kesempatan pendidikan yang mereka layak dapatkan,” ungkapnya.

Dengan pesan pada Hari Pendidikan Nasional ini, Hetifah Sjaifudian berharap untuk menginspirasi perubahan dan perkembangan yang akan melahirkan SDM yang tidak hanya cerdas, tapi juga tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Baca Selengkapnya

BERITA

PR Kemendikbud di Hardiknas: Kurikulum Merdeka, UKT, Hingga Kesejahteraan Guru-Dosen

Oleh

Fakta News
PR Kemendikbud di Hardiknas: Kurikulum Merdeka, UKT, Hingga Kesejahteraan Guru-Dosen
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. Foto : DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menyoroti maraknya kegelisahan masyarakat terhadap perubahan sistem pendidikan terkini. Baginya, isu ini harus jadi fokus utama pemerintah karena sektor ini krusial bagi masa depan bangsa.

“Momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional ke-65 saat ini harusnya menjadi bahan evaluasi Kemendikbud RI khususnya dalam menyikapi kontroversi yang muncul,” tutur Fikri melalui rilis yang disampaikan kepada Parlementaria, di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Salah satu isu yang mencuat adalah soal penerapan kurikulum merdeka sebagai kurikulum resmi nasional, yang tertuang dalam Permendikbudristek nomor 12 tahun 2024. Kurikulum Merdeka diklaim lebih unggul daripada pendahulunya, yakni Kurikulum 2013, dan Kurikulum 2013 yang disempurnakan (2015),  kendati Kurikulum Merdeka merupakan modifikasi dari kurikulum darurat yang diluncurkan selama pandemi Covid-19 pada tahun ajaran 2020/2021.

“Beberapa pakar menilai, Kurikulum Merdeka belum layak dijadikan kurikulum nasional, karena belum dilengkapi dengan naskah akademik yang memuat filosofi Pendidikan dan kerangka konseptual yang menjadi dasar pemikiran kurikulum merdeka,” imbuh Politisi Fraksi PKS ini.

Sehingga, dirinya melanjutkan bahwa kurikulum merdeka belum teruji secara akademis menjadi solusi atas hilangnya pembelajaran (learning loss) selama pandemi Covid-19. “Lalu perlu dievaluasi apakah daerah secara merata mampu dan siap melaksanakan kurikulum baru ini?,” tanyanya.

Kendati demikian, Hasil PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2022 diklaim sebagai kesuksesan Kemendikbudristek menerapkan kurikulum darurat selama pandemi covid-19. Peringkat PISA Indonesia tahun 2022 naik 5 hingga 6 peringkat dibanding hasil PISA 2018 lalu.

“Namun, fakta lain menyebutkan skor PISA Indonesia tahun 2022 di bidang literasi membaca, matematika, dan sains juga menurun dibanding tahun 2018, jadi sudut pandang kesuksesan PISA relatif dilihat dari mana,” sela Fikri.​

Nuansa penerapan kurikulum baru ikut diramaikan narasi di media sosial soal kewajiban seragam baru bagi siswa sekolah dasar hingga menengah. “Padahal, ini akibat kurang sosialisasi. Sebenarnya, aturan seragam masih seperti yang lama sesuai Permendikbudristek 50 tahun 2022,” ungkap Politisi Fraksi PKS itu.

Masih terkait Kurikulum Merdeka, munculnya narasi penghapusan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah menimbulkan polemik. Di sisi lain, Kemendikbudristek membantah hal itu, dan menegaskan ekskul Pramuka tetap disediakan sekolah, hanya kepesertaannya menjadi sukarela bagi siswa.

Dirinya tetap menyayangkan hal itu, karena pramuka berkontribusi positif untuk mengembangkan Pendidikan karakter bangsa. “Secara historis, pramuka berperan besar dalam perjalanan bangsa sejak era kemerdekaan,” tegasnya.

Isu kesejahteraan profesi pendidik, seperti guru, dosen, dan tenaga kependidikan tak luput menjadi komplain di masyarakat. “Dua isu, yakni kejelasan status sebagai ASN-PPPK dan juga kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan senantiasa menemani hari-hari kami sebagai legislator,” ungkapnya.

Ironisnya, ia mengaitkan kesejahteraan guru dan dosen dengan kemampuan menyekolahkan anak-anaknya di jenjang perguruan tinggi. “Sebagai pahlawan Pendidikan, mereka dihadapkan pada inflasi Pendidikan tinggi yang sangat besar, biaya UKT berlipat ganda seiring waktu,” urai Mantan Kepala Sekolah di salah satu SMK ini.

Contoh terbaru adalah soal kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Jenderal Soedirman (UnSoed) yang isunya melonjak hingga 100 persen, imbas penerapan Permendikbudristek Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT) pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kemendikbud. “Pada akhirnya Unsoed meralat keputusannya, setelah didemo masyarakat,” ujar Fikri.

Masih terkait biaya Pendidikan tinggi yang kian tak terjangkau, Fikri menyoroti soal kerjasama penyedia pinjaman online (pinjol) dengan ITB. “Meski terlihat sebagai solusi pintas, namun pembayaran UKT melalui pinjol ini cenderung merugikan karena bunganya terlampau besar,” ujarnya.

Solusi yang paling tepat adalah mengatasi kesenjangan antara kebutuhan operasional perguruan tinggi negeri dengan pendapatan PTN, khususnya di luar APBN. “Sumber-sumber pendanaan PTN ini sebisa mungkin via kerja sama sponsor ketimbang membebani biaya pada mahasiswa, dan itu tanggung jawab pemerintah sebagai pengampu PTN di Indonesia sesuai amanat undang-undang,” jelasnya

Entah berhubungan atau tidak, Fikri menyinggung fenomena pinjol ilegal  yang banyak menjerat para guru. “Menurut data OJK, 43 persen korban pinjol illegal adalah guru, sungguh memprihatinkan.” terangnya.

Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah untuk memberi solusi komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan guru, termasuk memberi keleluasaan kepada kalangan guru untuk dapat mengakses pembiayaan jangka pendek yang legal, ringan, dan mudah.

Baca Selengkapnya