ITB Bakal Perkenalkan 8 Inovasi Bidang Kesehatan di Ritech Expo 2021
Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan Research & Technology Expo (Ritech Expo) secara virtual mulai 10-13 November 2021. Ritech Expo 2021 mengangkat tema ‘Digital Green, Blue Economy’ yang akan memperkenalkan produk riset dan inovasi terkini dari berbagai lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan.
Institut Teknologi Bandung (ITB) memastikan satu tempat dalam gelaran Ritech Expo 2021. Buat ITB, ajang gelaran BRIN itu menarik untuk diikuti karena bisa berperan dalam komersialisasi dan hilirisasi produk inovasi.
“Jadi kami dapat tempat untuk ‘beriklan’ gratis, karena terbuka untuk umum, jadi bisa lebih mengenalkan produk inovasi kami,” ujar Asisten Ahli Sekretaris Bidang Inovasi dan Transfer Teknologi ITB, Indriani Rustomo, dalam acara virtual Kick Off Ritech Expo 2021 pada Rabu (3/11/2021).
Rencananya, ITB akan menampilkan delapan produk inovasinya di bidang kesehatan, terutama yang berhubungan dengan pandemi Covid-19.
“Kebanyakan masih dalam tahap penelitian, tapi ada juga yang sudah masuk industri,” katanya lagi.
Berikut detailnya:
1. VTM-GBio
Virus Transport Medium (VTM) merupakan larutan yang digunakan untuk menyimpan sementara hasil swab dari pasien (apusan sputum nasofaringeal atau osofaringeal) yang diduga terinfeksi SARS-Cov2. VTM ini berfungsi untuk mengamankan sampel (materi genetik virus) agar tidak tercemar ataupun mengalami degradasi. Selain juga menekan pertumbuhan mikroba lainnya seperti bakteri atau jamur yang dapat menurunkan keakurasian pengujian sampel ketika dianalisis dengan menggunakan qRT-PCR.
2. VitaFlow
Menurut Indriani, inovasi ini berfungsi untuk melindungi tenaga kesehatan dari paparan bakteri dan virus saat bertugas. Vitaflo bekerja dengan menggunakan rechargeable battery dan blower yang mengalirkan udara luar melewati filter N95 kemudian masuk ke dalam full face mask. Udara bersih yang masuk menjaga full face mask bertekanan positif sehingga mencegah kontaminasi udara luar dan ke luar melalui filter di depan mulut.
Berdasarkan hasil pengujian di Laboratorium di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, VitaFlo mampu memfilter lebih dari 99,99 persen bakteri berukuran 0,5-2 μm. Sedang efisiensi filtrasi terhadap virus (ukuran kurang dari 0,1 μm) adalah lebih dari 97 persen.
3. Vent-I
Ventilator Vent-I berfungsi memberikan udara bertekanan konstan ke paru-paru secara kontiniu atau dikenal Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Vent-I ditujukan untuk membantu pernapasan pasien Covid-19 yang mengalami sesak, tapi masih mampu bernapas secara mandiri atau masih dalam fase intermediate. Sehingga diharapkan dapat mencegah kondisi pasien menjadi lebih buruk.
Sebagai CPAP ventilator, Vent-I memberikan 3 (tiga) pilihan tekanan campuran (udara dengan O2) yaitu 5 cmH2O, 10 cmH2O dan 15 cmH2O. Dengan tekanan konstan ini diharapkan dapat menjaga alveoli paru tetap terbuka sehingga memungkinkan proses ventilasi yang lebih optimal.
4. Mesin qPCR
Indriani menjelaskan bahwa qPCR merupakan mesin yang melakukan proses pengujian PCR dan deteksi secara bersamaan. Metode ini mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan sampel. Spesifikasinya, memiliki jumlah tabung 16, konektivitas Ethernet & wifi, temperatur rate 15-100 C, dan komsumsi daya 360 Watt max.
5. Vaksin Merah Putih
Vaksin Merah Putih merupakan kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Indonesia, salah satunya ITB.
“Vaksin Merah Putih ini penelitiannya masih berlangsung,” tutur Indriani.
Ada dua metode vaksin yang dikembangkan ITB, pertama menggunakan Receptor binding domain (RBD) protein spike SARS-CoV-2 yang diproduksi di E. coli dan ragi. Saat ini memasuki proses analisa hasil uji imunogenisitas di hewan (protein yang diproduksi E. coli) dan produksi protein rekombinan di sel ragi rekombinan.
Metode kedua menggunakan adenovirus rekombinan yang membawa gen spike (S) SARS-CoV-2. Metode ini memasuki pemurnian dan karakterisasi Adenovirus untuk uji imunogenisitas.
6. Hepasona (Elisa Kit hepatitis B)
Hepasona digunakan untuk mendeteksi infeksi virus hepatitis B secara kualitatif. Kit ini menggunakan teknologi Elisa (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay), untuk memberikan pengujian yang sensitif dan akurat.
“Produk ini sudah masuk dalam tahap akhir, mudah-mudahan bisa lebih terjangkau nantinya,” ujar Indriani.
Hepasona dirancang dengan format ‘detachable well’, sehingga pengujian bisa dilakukan dengan jumlah minimum delapan well yang memudahkan penggunaannya untuk menguji sampel dalam jumlah kecil.
7. NIVA
NIVA mampu menyediakan 12 indikator medis terkait pengukuran kardiovaskular, dan dibutuhkan oleh rumah sakit dan ragam institusi medis untuk kegiatan screening. Selain itu, inovasi ini juga berpotensi menjadi alat kesehatan yang dapat mengurangi beban belanja program kesehatan pemerintah.
“NIVA adalah alat untuk memonitor kardiovaskular. Saat ini kami sudah bekerja sama dengan industri, dan sudah tahap komersialisasi,” katanya.
8. Dent-In
Dent-In bisa dimanfaatkan untuk dokter gigi dan memberikan perlindungan pada saat melakukan pemeriksaan. Inovasi ini dilengkapi dengan hood yang memberikan perlindungan ekstra dan juga lampu LED yang memudahkan penglihatan.
Selain itu, ITB membuat Dent-In menggunakan lengan yang dapat diatur dan tidak perlu dikunci. Serta memiliki roda yang memudahkan mobilitas dan juga dapat dikunci sesuai kebutuhan.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.