“Tekad Saya, Menjadikan Taput Sejahtera Sebagai Lumbung Pangan dan Lumbung SDM Berkualitas”
Tapi tidak semudah membalik telapak tangan kan, untuk membangkitkan masyarakat dari pola pikir lama?
Iya. Karena itulah, untuk melakukan terobosan dengan berbagai inovasi yang sudah saya pikirkan, saya mengeluarkan kebijakan yang isinya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengubah pola pikir yang mengatakan bahwa ‘Tapanuli Utara merupakan peta kemiskinan’. Dengan cap itu, warga pun tergugah untuk lebih semangat mencapai kesejahteraan.
Dalam pembangunan infrastruktur apa terobosan yang Anda lakukan?
Pertama saya lakukan, melakukan pengadaan alat berat seperti excavator 5 unit, buldozer 1 unit, excavator mini 1 unit, loader 1 unit dan greder 1 unit. Alat-alat itu, selalu siap siaga apabila dibutuhkan masyarakat untuk pembukaan jalan usaha tani, pembukaan jalan interkoneksi antar desa, antar dusun dan antar kecamatan. Hingga kini pembangunan infrastruktur jalan desa sudah mencapai 108 kilometer dan akan terus ditingkatkan.
Bagaimana dengan pembangunan infrastruktur lainnya?
Yang saya utamakan memang baru infrastruktur jalan. Karena dengan membangun jalan kita bisa membuka desa-desa yang selama ini terisolir. Sekarang, kalau anggarannya cukup, beri saya anggaran untuk infrastruktur Rp5 triliun, maka semua pembangunan infrastruktur di Taput ini dalam setahun rampung semua.
Bagaimana dengan pembangunan pertanian, mengingat Anda ingin menjadikan Taput sebagai lumbung pangan?
Pada sektor pertanian, di awal tugas saya, saya melihat beberapa kendala yang dihadapi petani selama ini antara lain masih kurangnya modal usaha, jalan pertanian yang belum memadai dan pemasaran hasil produksi pertanian yang sulit serta sistem pertanian yang masih konservatif (sistem manual).
Nah, dalam mewujudkan sebagai Daerah Lumbung Pangan, saya meluncurkan konsep ‘petani harus menjadi profesi’, dan melakukan berbagai langkah terobosan bersifat inovatif untuk mengatasi hal tersebut. Bahkan beberapa diantaranya merupakan hal baru yang pertama kali ada di Indonesia, antara lain:
Pertama, memberikan ‘Pupuk Bersubsidi Bayar Pasca Panen’ untuk meringankan modal petani dan menghindari lilitan pengijon. Kedua, Melakukan pasar lelang 3 komiditi pertanian (cabai merah, bawang merah dan gabah padi) pada Pasar Tarutung dan Pasar Siborong-borong sebagai upaya meningkatkan nilai jual komoditi.
Ketiga, jaminan Harga Komoditi Pertanian, Pemkab Taput melalui Perusda Pertanian akan menampung hasil pertanian apabila harga pasar di bawah biaya produksi pertanian yang telah ditetapkan.
Keempat, memberikan bantuan bibit dan benih Tanaman serta benih ikan/ternak, untuk tahun 2017 lalu, selain bibit di atas, kami juga membantu pengembangan tanaman cabe merah seluas 30 hektar dan bawang merah seluas 22 hektar.
Kelima, pengadaan traktor untuk pembukaan dan pengolahan lahan-lahan tidur secara gratis, sampai dengan tahun 2016 telah 6 (enam) unit traktor besar dan dianggarkan kembali untuk pengadaan tahun 2017 sebanyak 4 (empat) unit. Untuk tahun 2015 telah digarap secara gratis lahan tidur masyarakat seluar 250 ha, tahun 2016 seluas 700 ha dan target tahun 2017 seluas 1000 ha.
Ketujuh, mekanisasi pertanian, Pemkab Taput memberikan bantuan peralatan kepada kelompok tani, antara lain: Combine Harvester (Pengolah lahan dan Pemotong Padi), hand traktor, pompa air dan alat pemotong padi.
WAWANCARA
Sharon Margriet: Generasi Milenial Butuh Kemasan Menarik untuk Belajar Sejarah
Jakarta – Tidak terasa kemerdekaan Indonesia sudah menginjak usia 74 tahun. Tentunya sudah banyak pencapaian yang telah dilakukan sejauh ini. Topik tentang kemerdekaan pun masih hangat dibicarakan, termasuk bagi generasi milenial.
Menurut mereka, berbicara soal kemerdekaan Indonesia, maka secara tidak langsung bicara soal sejarah. Namun tak sedikit dari mereka yang berharap agar sejarah disajikan semenarik mungkin. Tak melulu sekedar pengetahuan tentang kejadian, tempat, maupun tokoh dalam sejarah tersebut.
Hal ini diungkapkan Runner Up Kedua Miss Indonesia 2019 asal Sulawesi Utara, Sharon Margriet Sumolang, dalam Diskusi Sejarah Kebangsaan yang diadakan Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT), di Rumah Bersama Pelayan Rakyat, Rabu (28/8/2019). Sharon tampil sebagai pembicara mewakili generasi milenial, menurutnya generasi sekarang itu mempunyai cara yang unik untuk menghargai sejarah.
“Kami mungkin generasi yang dianggap cuek akan sejarah. Yang kami dapatkan, sejarah sekedar pengetahuan tentang tempat, tahun, dan tokoh, tidak tentang value. Tapi kami adalah generasi yang kalau sudah addict, kami akan menjadi penyebar yang efektif, kami bisa menjangkau jutaan orang dalam waktu singkat,” papar Sharon.
Dalam diskusi bertema “Menelusuri Jejak Pemikiran Bapak Bangsa” itu, Sharon menyampaikan banyak hal yang menurutnya perlu mendapat perhatian generasi terdahulu.
“Kami butuh wadah-wadah seperti ini, dimana kami boleh mencurahkan isi pikiran kami tentang apa yang dipikirkan oleh generasi terdahulu. Kami punya cara yang unik untuk menghargai sejarah,” imbuh dara cantik berdarah Manado, Padang, dan Jawa ini.
Menurut Sharon, generasi milenial dianggap kurang menyukai hal-hal yang ruwet seperti politik, ekonomi, bahkan sejarah. Padahal stigma yang seperti itu keliru.
“Ketika disandingkan dengan data dan fakta, mohon maaf itu malah kami kurang tertarik. Kami butuh brand new fresh approach untuk memperkenalkan sejarah kepada kami. Kami suka hal-hal yang kreatif yang tidak terlalu kaku,” tambahnya.
Baca Juga:
- Surat-Surat Pendiri Bangsa; Rekaman Pergulatan Politik dan Batin dalam Perjalanan Mencapai Kemerdekaan
- Tanamkan Nilai-nilai Kebangsaan, KAPT dan MAPPAN Gelar Rangkaian Kegiatan di Wilayah Pelosok Cianjur Selatan
- KAPT: Kecepatannya Sulit Dibendung, Butuh Pemotongan Logistik Jaringan Radikalisme
Munir
BERITA
Pembangunan Tidak Merata di Banten, Maruf: Dahnil Gak Tau Apa-apa
Serang – Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Maruf Amin, seusai memberikan pidato kebangsaannya di acara Silaturahmi Akbar Banten Bersatu untuk Indonesia, pada Minggu (3/3/2019), di Kota Serang, menepis tudingan juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjutak terkait pembangunan yang tidak merata di Pandeglang, Banten.
Berikut kutipan wawancara Maruf Amin dengan Fauzan dari Fakta.News bersama para wartawan yang menghadiri acara tersebut.
Terkait cuitan Dahnil yang menyebut bahwa pembangunan di Banten tidak merata, khususnya di Pandeglang, benarkah tudingan itu?
Dahnil tidak memahami wilayah Banten. Padahal Pemerintah saat ini tengah melakukan pembangunan di wilayah Pandeglang.
Dia gak tau apa-apa. Dia bukan orang Banten
Apa saja yang tengah pemerintah bangun di Kabupaten Pandeglang?
Ada tol Serang-Panimbang, program KIP, Program Keluarga Harapan dan masih banyak lagi,” imbuhnya.
Jadi belum selesai semuanya kyai?
Sebagai putra daerah Banten tentu saya mengetahui jika pembangunan di Banten secara keseluruhan telah berjalan secara bertahap. Tentunya butuh waktu, step by step. Insya Allah semuanya akan tepat waktu.
Baca juga:
- KH Maruf Amin Hadiri Silaturhami Akbar Banten Bersatu untuk Indonesia
- Ma’ruf Amin: Pilpres 2019 ini, Banyak Ulama Banten Lebih Pilih 01
- Buka Jalan Sehat Bersama Warga Tangsel, Kiai Maruf Tegaskan Indonesia Pasti Jaya dan Hebat
Pesan pak kyai terhadap warga Banten seperti apa Pak Kyai?
Warga Banten agar menjaga NKRI, karen wilayah Banten ini adalah baagian dari sejarah perjuangan panjang dalam merebut kemerdekaan.
Saya tadi meminta agar warga Banten membela Indonesia lahir dan batin. Perbanyak solawat agar negeri ini tenteram. Karena Banten juga bagian dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banten akan mengawal NKRI sampai akhir zaman.
BERITA
Semua Koperasi Yang Miliki Dana Bergulir Harus Berbasis Digital
Jakarta – Program penyaluran dana bergulir di Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) hingga akhir 2018 masih belum memenuhi target. Meski begitu, sisa dana sebagai modal bagi pelaku koperasi dan UMKM di Indonesia ini akan tetap disalurkan pada tahun 2019.
Direktur Utama LPDB KUMKM, Braman Setyo mengatakan, dari total Rp1,2 triliun penyaluran dan bergulir hingga akhir 2018 baru tersalurkan sebesar 80%. Sementara sisanya, yakni sekitar Rp200 miliar akan disalurkan pada 2019 ini. “Kami bukan seperti di kementerian atau lembaga. Desember berhenti, kita tidak berhenti. Berjalan terus sampai tahun selanjutnya,” ujarnya kepada akhir Desember lalu.
Baca juga:
- Kontribusi Sektor Ekonomi Kreatif Terhadap PDB Sangat Besar
- Tingkat Pengangguran Kita Terus Menurun
- Inflasi Desember 2018 Sebesar 0,62 Persen Picu Pergerakan Rupiah
Setyo pun mengaku optimis, bahwa dana bergulir KUMKM ini akan tersalurkan semuanya. Sebab, saat ini ada sebanyak 41 dokumen pengajuan dalam proses yang berpotensi lolos. Ke-41 proposal tersebut telah memasuki pengkajian tahap dua. “Bahkan, beberapa telah masuk analisis yuridis maupun manajemen risiko untuk kemudian ke tahap komite,” ujarnya.
Ia menjelaskan, angka 41 proposal tersebut terbagi untuk penyaluran melalui skema konvensional. Sebanyak 26 proposal dengan jumlah plafond pengajuan Rp846 miliar dan melalui skema syariah sebanyak 15 proposal dengan jumlah plafond pengajuan Rp342 miliar. Artinya, ada tambahan potensi penyaluran hingga Rp1,18 triliun.