Usai Dipulangkan, Pemerintah Terus Pantau Kondisi Kesehatan 238 WNI dari Natuna
Natuna – Pemerintah memastikan proses pengembalian 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Natuna setelah melewati masa observasi selama 14 hari ke daerah masing-masing berjalan lancar dan semua WNI dalam keadaan sehat.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa pemerintah akan terus mendampingi proses pemulangan WNI hingga tiba di Jakarta dan kemudian melanjutkan ke daerah tujuan masing-masing.
“Untuk sementara berdasarkan laporan Bapak Panglima semuanya baik-baik saja, sehat, dan kita nanti akan menyertainya terutama Pak Menkes. Saya akan di sini untuk bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Natuna sesuai perintah Pak Presiden untuk bertemu dulu dengan warga masyarakat yang ada di Natuna,” ujarnya usai prosesi pelepasan WNI dari Natuna ke Jakarta, Sabtu (15/2) sekitar pukul 12.30 WIB.
Menko PMK bersama Menkes, Kepala BNPB, dan juga Panglima Gabungan Wilayah Pertahanan 1, serta dihadiri perwakilan WHO di Indonesia menyaksikan langsung pemulangan WNI dari Lanud Raden Sadjad, Natuna, yang akan terbang menuju Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Namun paling penting, menurut Muhadjir, para WNI yang dipulangkan dalam keadaan sehat bahkan terihat lebih bugar. Oleh karenanya diharapkan keluarga dan juga masyarakat di kampung halaman bisa menerima mereka kembali tanpa ada rasa khawatir.
Sedangkan, untuk sosialisasi selain menjadi tanggung jawab daerah masing-masing juga paling inti merupakan tanggung jawab pribadi para WNI yang telah selesai menjalani observasi. Mereka harus mampu meyakinkan masyarakat, terutama keluarga bahwa mereka betul-betul sehat.
“Tapi insyaallah mereka memang betul-betul sehat karena kita di sini juga menyaksikan bersama dan saya pun memastikan bahwa mereka sehat,” ungkap Menko PMK.
Di lain sisi, Muhadjir mengaku pemerintah masih akan mempertimbangkan mengenai kelanjutan studi para WNI tersebut yang mayoritas adalah mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan tinggi di Wuhan. Tidak menutup kemungkinan mereka akan kembali ke Wuhan setelah wabah berakhir atau melanjutkan studi di Tanah Air dengan sistem transfer kredit.
“Untuk itu kita akan bicarakan lebih lanjut setelah ini selesai. Yang penting ini mereka sudah kembali ke Indonesia dan tenang dulu, biar bersosialisasi dulu,” tukas mantan Mendikbud.
Sementara, Kepala BNPB Doni Monardo menjamin para WNI yang dipulangkan ke kampung halaman akan sampai di rumah dengan selamat. Tiket sudah diurus dan disiapkan oleh perwakilan provinsi masing-masing yang nantinya akan ditagih kembali (remburse) kepada BNPB.
“Kami juga sudah membekali mereka (para WNI) dengan biaya transportasi sebesar Rp1 juta per orang. Jadi insya Allah sampai ke kampung halaman,” ucap Doni.
Lebih lanjut, Kemenkes juga telah mengeluarkan Surat Keterangan tidak Terjangkit Virus Corona kepada pemerintah daerah. Itu dilakukan langsung setelah para WNI selesai menjalani masa observasi 14 hari sesuai dengan yang telah ditetapkan WHO.
Menurut Menkes Terawan Agus Putranto, Dinas Kesehatan setempat di kampung halaman mereka nantinya juga akan terus memantau termasuk mengenai kondisi kesehatan mereka.
“Paling tidak itu akan membantu mereka juga melakukan sosialisasi dengan masyarakat maupun dengan keluarga,” pungkasnya.
Ping
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.