Connect with us
DPR RI

TVR DAYS di UGM, Upaya Kenalkan Program TVR Parlemen ke Masyarakat Kampus

TVR DAYS di UGM, Upaya Kenalkan Program TVR Parlemen ke Masyarakat Kampus
Foto bersama usai acara TVR Days di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada. Foto: DPR RI

Jakarta – Sebagai upaya untuk meningkatkan engagement dan memperkenalkan program siaran serta memperluas jangkauan tayang, TVR Parlemen kembali menggelar acara TVR Days yang berlangsung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada, pada 29 Februari – 1 Maret 2023.

Turut hadir dalam kesempatan ini Deputi Bidang Persidangan Setjen DPR RI Suprihartini, Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI Indra Pahlevi, Kepala Prodi Ilmu Komunikasi Fisipol UGM Nyarwi Ahmad, serta Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Wisnu Martha Adi Putera dan dihadiri oleh mahasiswa/i FISIPOL UGM.

Deputi Persidangan Setjen DPR RI Suprihartini menjelaskan kegiatan TVR Days ini merupakan kegiatan yang ketiga kalinya. Sebelumnya kegiatan serupa digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Padjajaran Bandung. Ia berharap kegiatan ini dapat terus dilanjutkan sebagai upaya jemput bola agar program siar TVR Parlemen dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas.

“Kegiatan ini adalah yang ketiga kalinya, dan kita paham bahwa televisi di era modernisasi teknologi ini mengalami tantangan yang cukup berat dalam menjaga jumlah audiens serta ratingnya. Sehingga perlu ada kegiatan-kegiatan ‘jemput bola’ agar program dan tayangannya bisa dinikmati dan masyarakat bisa dengan mudah,” jelas Suprihartini di Fisipol UGM, Sleman, Yogyakarta, Kamis, (29/02/2024).

Secara umum, kegiatan TVR Days ini dibagi menjadi dua kegiatan yaitu Seminar Nasional yang bertajuk ‘Sosialisasi TVR Melalui Jejaring Kampus’ dan Casting Presenter. Melalui kegiatan ini, diharapkan juga mampu mendapat perspektif mutakhir di dunia Penyiaran serta mendapat bibit unggul calon presenter untuk mengisi kekosongan di TVR Parlemen.

Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Indra Pahlevi menjelaskan TVR Parlemen sebagai entitas media pemberitaan DPR menjadi penting sebagai sarana pendidikan politik untuk memahami isu-isu dan kegiatan di DPR RI. Sehingga, kemasan program yang disajikan TVR Parlemen perlu dibuat lebih menarik agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Tantangan di TVR Parlemen tentunya harus mampu menyesuaikan perkembangan zaman, baik dari sisi kualitas teknologi dan program serta kami juga terus melakukan evaluasi tiap minggunya,” jelas mantan wartawan di harian lokal Yogyakarta itu.

Selain itu, Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Nyarwi Ahmad mengapresiasi kegiatan TVR Days/ Oleh karena, menurutnya, kegiatan tersebut mampu mendekatkan TVR Parlemen sebagai media internal DPR RI kepada masyarakat kampus. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dan dosen di UGM bisa berdialog secara interaktif untuk mendapatkan perspektif baru dalam memahami berita tentang Keparlemenan.

Setelah kegiatan seminar, rangkaian acara dilanjutkan dengan casting presenter yang diharapkan mampu memperoleh bibit unggul untuk diproyeksikan menjadi calon presenter. Menurut data yang dihimpun, 30 peserta yang telah mendaftar casting berasal dari berbagai kota di Pulau Jawa, seperti Bandung, Surabaya, Jakarta dan beberapa dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir di Universitas Gadjah Mada.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya