Tol Trans Jawa Sudah Mulai Dilelang
Jakarta – PT Waskita Karya Tbk (WSKT) bakal menjual kepemilikan sahamnya di sembilan ruas jalan tol di kawasan Trans Jawa. Penjualannya dilakukan melalui proses lelang bulan ini.
Hal ini ditegaskan Direktur Utama Muhammad Choliq bahwa proses tender akan dilakukan sesuai rencana. Dengan begitu, tahap financial closing ditargetkan bisa selesai pada akhir September mendatang. “Peminatnya ada banyak, ada 14,” ujarnya, Rabu (9/8/2017).
Sebelumnya sudah dikabarkan bahwa setidaknya ada sekitar enam investor asing yang berminat untuk membeli saham tol Trans Jawa. Sementara berarti ada delapan lagi investor lokal, termasuk di antaranya adalah PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Astra International Tbk (ASII). “Kalau untuk target dana ya dari Waskita semakin besar semakin baik,” terangnya.
Choliq kembali memastikan bahwa ruas tol yang dipilih merupakan ruas tol yang memang sudah memiliki keuntungan di tiap bulannya. Jadi tidak ada pihak yang dirugikan dari transaksi jual beli saham tersebut. “Jadi, perusahaan berharap setiap transaksi harus untung, kalau rugi nanti saya dipanggil,” ujar Choliq.
Di tempat terpisah sebelumnya, Choliq pernah mengumbar bahwa perseroan telah menargetkan mendapatkan dana segar sebesar Rp7 triliun-Rp10 triliun dari penjualan saham tersebut hingga akhir tahun ini. Adapun target tersebut mencakup seluruh ruas tol yang ditawarkan, baik di Trans Jawa maupun Trans Sumatra. Singkat kata, seluruh dana itu pun akan digunakan untuk menjalankan proyek jalan tol lainnya sepanhang 1.260 kilometer.
“Nah ini harus diselesaikan sebelum 2019 mendatang, dananya perlu Rp110 triliun. Ini pekerjaan rumah terbesar kami untuk memenuhi dana itu,” katanya.
Menanti Trans Jawa
Tol Trans Jawa yang menghubungkan Cikampek–Surabaya sebenarnya adalah proyek yang digagas sejak 20 tahun yang lalu, namun tak kunjung terwujud. Presiden Joko Widodo yang mencanangkan infrastruktur sebagai titik fokus kepemimpinannya, tentu saja gelisah dengan keadaan ini.
Di bawah kepemimpinan Jokowi, perlahan tapi pasti masalah demi masalah yang tersisa di beberapa ruas yang terputus mulai terselesaikan dan Tol Trans Jawa sekarang sudah terbentang dari Cikampek sampai Gringsing. Bahkan bisa juga sampai Weleri Kendal pada musim mudik tahun 2017 lalu.
Perlu diketahui, sebenarnya pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Tol Trans Jawa sempat ditargetkan rampung pada 2014, namun kemudian SBY merevisi target hingga 2019 karena terbentur dinding besar, yakni pembebasan lahan. Alih-alih mengamini targetnya SBY, Jokowi dengan berani menargetkan 2018 seluruh Tol Trans Jawa akan terselesaikan.
“Insya Allah 2018 dari Merak-Surabaya sudah harus nyambung tanpa alasan apapun,” tegas Presiden Jokowi ketika meresmikan pengoperasian jalan tol Surabaya-Mojokerto, di Mojokerto, Jawa Timur, tahun lalu.
Meski terbilang nekat, perkembangan tol Trans Jawa rupanya mulai kelihatan. Perlu diingat, target yang dicanangkan presiden Jokowi terhadap Proyek Tol Trans Jawa ini tidak main-main, 1.000 km tol selama lima tahun kepemimpinannya. Tol Trans Jawa sendiri adalah proyek utama yang beriringan dengan Tol Trans Sumatera, Tol non Lintas Sumatera, Tol Jabodetabek, Tol Non-Trans Jawa, dan Tol Non-Jabodatabek.
W. Novianto
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.