Tingkatkan Wisata Kekinian, Bengkulu Kembangkan Kampung Kopi
Bengkulu – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui Dinas Pertanian, Holtikulutra dan Perkebunan setempat, tengah mengembangkan destinasi Kampung Kopi di Kabupaten Kapahiang dan Rejang Lebong tahun ini. Selain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara, hal ini juga didorong untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi.
“Tahun ini, kita mulai melakukan desain dan perencanaan destinasi Kampung Kopi di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. Luas wilayah perkebunan kopi di kawasan destinasi Kampung Kopi mencapai 7.000 hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian, Holtikultura dan Perkebunan Bengkulu, melalui Kabid Perkebunan, Rismawan, di Bengkulu, kemarin lusa.
Pengembangan destinasi Kampung Kopi tersebut pun dalam rangka menyukseskan program Wonderful 2020 mendatang. Selain itu, pengembangan dan penataan Kampung Kopi juga sebagai sarana sosialisasi memperkenalkan produki kopi Bengkulu kepada masyarakat luas.
Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong memang dikenal sebagai sentra penghasil kopi Arabika dan Robusta terbesar di Provinsi Bengkulu. Di dua kabupaten ini, setiap tahun puluhan ribu ton kopi kering dihasilkan.
Maka dari itu, lokasi destinasi Kampung Kopi ditetapkan di Kepahiang dan Rejang Lebong. Di sana akan dibangun juga berbagai fasilitas pendukung agar wisatawan tertarik mengunjungi destinasi Kampung Kopi.
Meski demikian, Pemprov menjamin bahwa pembangunan berbagai fasilitas di kawasan destinasi Kampung Kopi, seperti jalan, air, tempat istirahat para pengunjung, listrik dan fasilitas pendukung lainnya tidak akan mengganggu tanaman kopi yang ada.
“Tanaman kopi kita jaga dengan baik dan tidak terganggu selama fasilitas pendukung di destinasi Kampung Kopi dibangun. Sebab, yang akan kita jual kepada pengunjung adalah suasana perkebunan kopi masyarakat yang ada di sekitar destinasi Kampung Kopi tersebut,” ujarnya.
Rismawan juga mengungkapkan di kawasan destinasi Kampung Kopi nanti akan disediakan beberapa unit mesin untuk memproduksi kopi. “Jadi pengunjung tidak cuma menikmati keindahan alam dan minum kopi di Kampung Kopi, tapi ketika pulang bisa membawa oleh-oleh kopi Kepahiang dan Rejang Lebong yang kualitasnya tidak kalah dari kopi daerah lain di Tanah Air,” katanya.
“Sekarang desain dan perencanaan destinasi Kampung Kopi sedang digarap dan dalam waktu singkat selesai. Selanjutnya hasil desain ini akan dibahas bersama dengan beberapa instansi terkait dalam penataan Kampung Kopi tersebut,” ujarnya kembali.
Sementara urusan pengelolaan destinasi Kampung Kopi di Kepahiang dan Rejang Lebong akan melibatkan banyak pihak, termasuk masyarakat di sekitar kawasan. Hal ini tentu saja dilakukan agar masyarakat merasa memiliki keberadaan destinasi Kampung Kopi yang ada di daerahnya.
Pelibatan masyarakat sekitar dalam pengelolaan destinasi Kampung Kopi juga demi mengangkat perekonomian mereka ke depannya. Dengan banyaknya kunjungan wisatawan, maka masyarakat sekitar bisa membuka berbagai jenis usaha, seperti berjualan minuman dan makanan serta jenis usaha lainnya.
“Saya optimistis jika penataan destinasi Kampung Kopi sudah selesai dan difungsikan, maka orang akan banyak datang ke objek wisata alam tersebut, karena selain keindahan alamnya sangat indah juga udaranya segar dan bersih,” ujarnya.
Apalagi letak destinasi Kampung Kopi ini pun membentang poros jalan lintas Bengkulu-Lubuklinggau, Sumsel, sehingga masyarakat tidak sulit untuk menggapainya.
Novianto
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.