Tingkatkan Ekonomi Peternak di Lamongan, ITS Kembangkan Complete Feed Untuk Penggemukan Kambing dan Domba
Surabaya – Ketersediaan pakan ternak hijauan sangat bergantung dari ketersediaan alam dan kontinyuitasnya sulit terjaga lebih-lebih pada musim kemarau. Peternak seringkali kesulitan mendapatkan pakan tambahan untuk proses penggemukan ternak.
Masalah ketersediaan pakan ternak tidak hanya dialami oleh peternak sapi namun juga peternak kambing dan domba. Hal itu juga terjadi pada para peternak di Desa Bluri, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (Abmas) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang diketuai oleh Siti Zullaikah, Ph.D (Teknik Kimia), telah mengembangkan pakan konsentrat untuk penggemukan sapi selama 2 tahun berturut-turut di Desa Bluri dan terbukti dapat meningkatkan berat badan sapi secara signifikan (lebih dari 1 kg/hari). Sehingga pada tahun ini, bersama Bambang Pramujati (Teknik Mesin), Endry Nugroho Praseto (Biologi), Hikmatun Ni’mah (Teknik Kimia), dan Mahfud (Teknik Kimia), dilaksanakan kembali kegiatan abmas dan KKN dengan tema “Produksi Konsentrat Kambing dan Domba dari Fermentasi Limbah Pertanian”.
Senin, 24 Oktober 2022, Zule, panggilan akrab Siti Zullaikah, Ph.D. menjelaskan bahwa Kegiatan abmas dan KKN untuk pengembangkan pakan kambing dan domba dilaksanakan selama 1 bulan oleh 11 mahasiswa KKN dari Departemen Teknik Kimia, Teknik Fisika dan Fisika yang dibimbing penuh oleh tim dosen. Tak hanya itu, tim juga menggandeng pemuda karang taruna untuk berperan aktif dalam kegiatan pembuatan pakan kambing dan domba.
Sebelum dilakukan uji coba pada kambing dan domba ternak, dilakukan analisis kondisi lingkungan (AKL) dengan metode wawancara kepada para peternak di Desa Bluri guna mengetahui permasalahan umum yang terjadi dan perbandingan pemberian pakan ternak antara konsentrat dan hijauan. Hasil yang didapatkan pada AKL mencatat bahwa pemberian pakan ternak pada kambing dan domba masih memakai hijauan saja. Hal ini tidak terlepas dari faktor biaya dan kemudahan pada pencarian pakan.
Pembuatan complete feed diujicobakan menggunakan bahan pakan yang relatif mudah diperoleh seperti jerami padi, tebon jagung, rendeng, serawut singkong dan pollard. Pakan yang mengandung pollard memberikan kenaikan 2 – 3 kg setelah pemberian pakan selama 2 minggu. Sedangkan yang mengandung serawut memberikan kenaikan sekitar 1 – 2 kg setelah pemberian pakan selama 2 minggu.
Pemberian pakan tak hanya berupa pakan hasil fermentasi, namun juga beberapa dicampur dengan hijauan. Pakan dengan hijauan 25 – 50% memberikan peningkatan berat badan yang cukup signifikan dibandingkan yang hanya digunakan pakan dari hasil fermentasi dan hijauan saja.
Salah satu peternak kambing di Desa Bluri menyampaikan bahwa kegiatan abmas dan KKN ini sangat bermanfaat dan membantu warga desa Bluri untuk semakin mengembangkan pakan fermentasi sebagai pakan tambahan dan mendapatkan keuntungan yang lebih.
“Diharapkan para peternak di Desa Bluri dapat membentuk kelompok peternak untuk mengontrol harga penjualan ternak. Harapan Kepala Desa Bluri mengharapkan hasilnya dapat diaplikasikan dengan baik dan untuk kedepannya dapat dikembangkan pengelolaan pada bidang pertanian oleh tim Abmas dan KKN ITS di Desa Bluri.” pungkas Zule.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.