Terjadi Tiap Tahun, Dewi Asmara Pertanyakan Langkah Antisipasi Kemenkes Cegah DBD
Jakarta – Incidence rate atau jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) kembali meningkat di awal tahun 2024. Peningkatan ini dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Rapat Kerja dengan Komisi IX, yang terjadi seiring dengan fenomena El Nino dan pergantian musim yang terjadi pada akhir dan awal tahun.
Melihat siklus berulang tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Asmara mengatakan Kemenkes seharusnya memiliki persiapan pencegahan yang masif agar kasus DBD dapat diantisipasi dan tidak lantas meningkat. Ia pun meminta Kemenkes mengevaluasi efektivitas program-program pencegahan yang telah dilakukan Kemenkes selama ini. Mengingat, kasus DBD masih tinggi setiap tahunnya.
“Ke depan tidak terjadi peningkatan kasus dengue dan yang kemudian menyebabkan kematian ini bagaimana upaya strategis? Karena satu sisi Bapak (Menteri) mengatakan ini adalah siklus tahunan. So what kalau siklus tahunan? Apa mau dibiarin setiap siklus tahunan yang mati-mati (dibiarkan) aja gitu? Daerah perkotaan yang banyak dan juga kan tentunya saya yakin tidak seperti itu yang dimaksudkan,” tegas Dewi dalam Raker Komisi IX dengan Kemenkes di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Dewi menambahkan, edukasi gerakan 3M (menguras, mengubur, dan menutup) seharusnya tidak hanya menjadi jargon saja, melainkan benar-benar menjadi edukasi masif yang dipastikan masyarakat terus disadarkan untuk melakukannya. Sehingga dapat efektif dan berkelanjutan.
“Kita tidak bosan-bosannya mengatakan cuci tangan, tapi di masyarakat gerakan cuci tangan paling efektif hanya ketika pandemi, setelah itu ya ingat-ingat lupa. Tapi itulah masyarakat harus disadarkan dengan berkelanjutan. Kami ingin tahu bahwa yang 3M ini kalau nggak efektif, upayanya seperti apa?” tanya Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Di sisi lain, Legislator Dapil Jawa Barat IV ini juga mempertanyakan potensi pencegahan melalui vaksin dengue yang juga telah direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization). Kemenkes diminta untuk mempertimbangkan rekomendasi WHO tersebut untuk diterapkan di Indonesia.
“Ini apakah tidak mungkin? mengingat seperti polio lah, akhirnya Indonesia bahkan memproduksi obat polio. Kalau memang (DBD) ini tahunan, apa tidak pernah terpikirkan untuk memasukkan vaksinasi ini paling tidak buat anak-anak lah. Jadi pengawasan terhadap sekolah, dan vaksin ini masuk ke dalam program vaksin nasional, kan katanya tiap tahun,” lanjutnya.
Sebagai informasi, sebaran kasus DBD Tahun 2024 sampai dengan Minggu ke-18 (5 Mei 2024) terjadi dengan temuan total 91.269 kasus di Indonesia. Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus tertinggi yakni 23.454 kasus. Sementara itu, jumlah kematian akibat DBD Tahun 2024 di Indonesia tercatat total 641 kematian.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.