Temui Korban Gempa Malang, Puan Maharani Pastikan Kawal Bantuan Untuk Pemulihan
Jakarta – Ketua DPR RI Dr. (H. C.) Puan Maharani memastikan DPR RI akan terus mengawal dan mengawasi penanganan dampak bencana alam dan pemulihan kehidupan korban gempa Malang, Jawa Timur, beberapa waktu yang lalu. Puan menjelaskan, DPR RI langsung berkomunikasi dengan pemerintah, BNPB, dan pihak terkait lainnya saat mendapat kabar terjadi gempa di Malang.
Komunikasi itu berkaitan dengan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memprioritaskan keselamatan masyarakat. “Sampai sekarang pun DPR RI masih terus memantau dan mengawasi perkembangan penanganan bencana” kata Puan saat menemui korban gempa di Desa Majang Tengah, Krajan, Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (29/4/2021).
Di lokasi tersebut, Puan berkeliling dan berdialog dengan warga korban gempa sambil melihat proses renovasi rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa. Puan menemui warga korban gempa di Malang bersama Presiden Joko Widodo. Sebelum menemui korban gempa, Puan bersama Presiden Jokowi bersilaturahmi dengan keluarga awak kapal selam KRI Nanggala-402 di Surabaya, dan menemui petani pada panen raya di Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Sebelumnya, gempa magnitudo 6,1 SR sempat mengguncang Malang pada 10 April lalu. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sebanyak 32 kecamatan terdampak gempa tersebut, dengan korban meninggal dunia dan korban luka-luka.
Selain itu, gempa juga menyebabkan 5.750 rumah rusak ringan, 3.894 rumah rusak sedang, dan 1.716 rumah rusak berat, serta lebih dari 300 unit fasilitas umum di Malang rusak akibat diguncang gempa tersebut. “DPR RI akan terus bersinergi dengan pemerintah untuk menghadirkan langkah-langkah yang jelas dan nyata untuk membantu Bapak Ibu sekalian,” ungkap politisi PDI-Perjuangan itu.
Puan mendukung langkah pembangunan 300 hunian sementara untuk warga korban gempa. Hunian sementara itu dibangun bertahap dan akan lebih layak dari pengungsian, serta lebih aman dari ancaman penyebaran Covid-19. “Kami di DPR RI akan terus bekerja dalam kapasitas kami untuk memulihkan kehidupan Bapak Ibu sekalian,” ujar Puan, yang sempat berbincang dengan sejumlah warga korban gempa di lokasi tersebut.
Puan mengapresiasi semua pihak yang bergerak cepat dalam membantu para korban gempa Malang, termasuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BNPB, BPBD, TNI, Kepolisian, dan semua pihak yang terlibat. Ia menegaskan, DPR RI akan terus berkomunikasi dengan Pemerintah untuk meningkatkan ketahanan Indonesia dalam menghadapi bencana secara keseluruhan.
Menurut Puan, kesiapsiagaan menghadapi bencana harus merata di seluruh daerah, baik dari sisi sumber daya manusia, anggaran, infrastruktur dan lain sebagainya. “Karena Indonesia ini berada di dalam Ring of Fire. Jadi kita harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk menghadapi bencana,” tutup legislator dapil Jateng V itu.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.