Connect with us

Syawalan Aktivis: Persahabatan di Atas Politik

Yogyakarta – Suasana tidak biasa berlangsung di Tembi Rumah Budaya, Jl. Parangtritis Km. 8,5 tembi, timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogjakarta, Sabtu, 14 Mei 2022. Ratusan aktivis tidak saja dari Yogyakarta dan Jawa Tengah, namun juga dari penjuru tanah air tumpah ruah memenuhi joglo dan halaman Rumah Budaya tersebut.

Hari itu berlangsung acara bertajuk “Syawalan Aktivis: Persahabatan di Atas Politik” bertepatan dengan penyelenggaraan Sastra Bulan Purnama Edisi 128.

Beberapa nama aktivis yang sudah tidak asing di dunia katifis Nampak hadir, diantaranya Damairia Pakpahan, Abidin Fikri, Rinjani, Eko Sulistiyo, Imam Azis, Ammarsyah, Yayak Yatmaka, Yeni Rosa Damayanti, Bambang Judhopramono, Ermawan Wibisono, Odik, Karyono, Tri Agus Santoso, Wahyu Susilo, Utoyo, Maulana “Acong”,0 Radian Jadid, Reza Dharmayanda, A’Syam Chandra Manthiek, Tri Chandra Aprianto, Hasto Atmojo, Budi Santoso, Ari Jito, Sariroh, Lusi Margiani, Aji Kusumo, John Tobing, Untoro, Hersubeno Arif, Hamid, dan masih banyak lagi aktivis yang hadir memenuhi Rumah Budaya tersebut.

Acara diisi dengan parade pembacaan puisi, menyanyikan lagu dan testimoni mengenang masa perjuangan semasa aktivitas di era 70, 80, 90 an hingga era sekarang. Wahyu Susilo yang merupkan adik dari Wiji Tukul membawakan puisi legendaris berjudul “Sepeda untuk Adik” yang memberikan inspirasi dan semangat untuk perubahan kearah yang lebih baik dengan bijak bestari. Juga dibacakan puisi berjudul “Peringatan” yang mengekspresikan bentuk perlawanan seorang Widji Tukul yang di kemudian hari melahirkan jargon sang sangat terkenal yakni “maka hanya satu kata : Lawan!”.

Sedangkan A’Syam Chandra Manthiek membacakan puisi yang diambil dari karyanya pada Antologi Puisi Mantra “Blas Blus Blas” yang berisi banyak kritikan atas maraknya korupsi dan penyelewengan serta turunnya nilai moral dan etika. Ia pun melakukan hal yang tidak biasa sebagai ekspresi dan kritik atas kondisi yang ada dewasa ini, yakni yang baca puisi yang nyawer. Ia sebarkan lembaran limapuluh ribuan yang diambilkan dari dompetnya.

Yayak Yatmaka, seniman, aktivis dan pendamping anak-anak, tampil bernyanyi senyambi mengisahkan pergelutannya yang tak penah berakhir mendampingi masyarakat bawah mulai dari kedung ombo (jaman orba) hingga sekarang pada kasus Wadas. Ia merasa sangat senang masih berkesempatan bertemu dan dapt beersinergi dengan teman-teman aktivis dari berbagai penjuru yang ada.

Damairia Pakpahan selaku wakil dari penyelenggara acara juga mengingatkan bahwa banyak pula kawan-kawan aktivis yang telah mendahului dipanggil Tuhan yang Maha Kuasa. Lebih dari 200 aktivis yan0g telah meninggal dunia, untuk itu ia meminta waktu sejenak untuk memanjatkan doa bagi mereka semua.

Pamungkas acara adalah tausiyah syawal yang disampaikan oleh KH. M. Imam Aziz, Staf Khusus Wapres yang dulunya dikenal sebagai Aktivis Pers, Pendiri dan Direktur L-Kis, SAREKAT dsb.

Imam mengisahkan karakteristik yang berbeda ditiap generasi pergerakan mahasiswwa. Era 70an diwarnai dengan model pendampingan program.

Era 80an diwarnai dengan pembelaan hukum, yang kemudian juga melahirkan banyak lebaga bantuan hukum dengan tokoh-tokoh semisal Adnan Buyung Nasution dkk. Juga kampanye dan perjuangan memperjuangkan dan mengedepankan kebhinnekaan Indonesia.

Era 90an dengan warna gerakan yang berpihak pada masyarakat yang terpinggirkan, perempuan, dan anak-anak. Kelompok kajian di masjid kampus juga marak yang kemudian berkembangan dari yang menerima maupun menolak konstitusi.

Semua berkembang dan berdinamika sesuai jaman dan menghadapi tantangannya dan tercatatkan dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa.

Imam melanjutkan, memang para aktivis yang mendinamisir pergerakan pada eranya ada yang kemudian masuk maupun di luar sistem politik. Realitasnya dengan kondisi tesebut menjadi agak sudah mencari motor gerakan gerakan rakyat, karena banyak yang di politik, walaupun memang gerakan sosial pada akhirnya bermuara pada politik.

Iman menekankan bahwa yang paling penting, tiga embrio gerakan sosial yakni Gerakan pengembangan masyarakat, Gerakan hukum struktural dan Gerakan etik, (kebhinnekaan, pluralisme, non politik) telah melahirkan banyak aktivis yang luar biasa.

“Kedepan harus ada tema baru yang diusung dalam gerakan sosial sehingga mampu melahirkan aktivis baru yang lebih tangguh, kata Imam.

“Ada pernyataan bahwa reformasi hampir seperempat abad, tapi perubahan di negeri ini hampir-hampir tidak ada perubahan dibandingkan dengan masa orde baru. Ini kritik yang paling pedas,” sambungnya.

Imam menuturkan, perubahan itu tidak dicapai pasca reformasi, meskipun tidak menafikkan beberapa capaian seperti pengembalian hukum dan konstitusi yang secara teks bagus sekali mulai UUD sampai peraturan lainnya, tapi kita melihat banyak tradisi politik yang tidak banyak berubah.

“Bagaimana nantinya konsolidasi demokrasi ke depan? Saya tidak yakin parpol melakukan pendalaman, bahkan kecenderungannya akan mengarah ke pengembangan politik. Betapa, meskipun sudah ada reformasi, masalah struktural politik yang kita anggap selesai ternyata masih banyak yang perlu dibenahi,” papar Imam.

Juga bagaimana mafia-mafia yang menguasai hajat hidup orang banyak, masih banyak menguasai terutama ekonomi, dan belum teratasi dengan baik.

Masalah pertanian, oligarki ekonomi dsb, ini agenda besar yang harus menjadi agenda utama dari kelompok gerakan sosial dalam aliran apapaun.

Untuk itu pengembangan hukum, dan etika (penting) dalam masyarakat ini harus terus hidup, dan tidak pernah boleh ada orang yang merasa selesai sebagai aktivis, apakah itu di parpol, kelompok sosial non-politik, kelompok keagamaan, dan sebagainya.

Kita juga harus mewaspadai perkembangan negara kita, jangan sampai tidak ada kemajuan apapaun. Kita harus memastikan politik beradab dan untuk kemajuan bangsa. Yang sekarang banyak hilang adalah gagasan kemajuan.

Seperti apa Indonesia yang dibayangkan? “Demokratis, menghargai pluralisme, sistem jaminan sosial. Semua pernah dibayangkan oleh aktivis, hanya kemudian dalam kenyataannya, menjadi sulit dilaksanakan dan direalisasikan.

“Ini momentum, yang tua datang, yang tengah dan yang muda datang. Simbolik antar generasi datang, tidak pernah putus. Apapaun alirannya,keyakinannya, mimpinya sama. Semoga pertemuan ini tidak berhenti disini saja, semoga ada pertemuan lain yg bisa menjadi tuan rumah untuk kelanjutannya,” pungkas Imam.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata

Oleh

Fakta News
Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari saat memimpin pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024). Foto: DPR RI

Denpasar – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali. Dalam kunjungan ini Komisi I DPR RI memberikan perhatian serius pada konten kearifan lokal di Bali. Dengan kuatnya konten kearifan lokal yang ada di Bali maka diharapkan kedepan akan semakin meningkatkan industri pariwisata yang ada di Bali.

“Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI mendorong LPP RRI Denpasar Bali untuk selalu mengupdate program siaran bermuatan kearifan lokal secara multiplatform guna mendorong peningkatan pariwisata di Bali,” papar Politisi Fraksi PKS itu di kantor LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024).

Kearifan lokal merupakan suatu identitas budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Kearifan lokal juga merupakan ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Konten kearifan lokal merupakan suatu muatan yang ditampilkan kepada masyarakat melalui media yang menampilkan kebudayaan suatu bangsa.

Komisi I mendorong LPP RRI turut andil dalam mempertahankan kearifan lokal di tiap satuan kerja (Satker) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tiap Satker dari Sabang sampai Merauke, berperan penting untuk mengikat kearifan lokal yang menjadi ciri khas LPP RRI selama ini. Sebagai gambaran,  siaran RRI sendiri terdiri dari PRO 1 hingga PRO 4. Khusus PRO 4, merupakan program yang menyajikan konten kearifan lokal yang tersebar di kota-kota yang memiliki potensi budaya besar, termasuk Denpasar Bali.

Promosi kearifan lokal budaya di Bali dapat dilakukan dengan memanfatkan media massa seperti media elektronik, media cetak, dan media online maupun media sosial lainnya. LPP RRI turut menyajikan  konten yang sesuai dengan sasaran wisatawan.  LPP RRI Denpasar telah menyediakan saluran khusus untuk Budaya Bali melalui PRO 4, dengan menggunakan bahasa Bali untuk berkomunikasi dengan pendengar dan narasumber.

Baca Selengkapnya

BERITA

Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy

Oleh

Fakta News
Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Foto: DPR RI

Jakarta – Peristiwa terjadinya puluhan pemudik yang sempat memblokade jalan menuju kapal Eksekutif Bakauheni, Lampung, Minggu (14/04/2024) belum lama ini menuai respon dari Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Para pemudik mobil ini, imbuh pria yang akrab disapa SJP, memprotes karena petugas mendahulukan kendaraan yang terakhir tiba.

“PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP meminta maaf dan menyebut bahwa ada kesalahan jalur antrean karena kekeliruan pengarahan pengguna jasa atau pemudik yang giliran masuk kapal,” ujar SJP sebagaimana keterangan resmi yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Masalah tersebut, tandas Politisi Fraksi PKS ini, semakin menambah panjang daftar kesalahan ASDP dalam memberikan pelayanan bagi pemudik di lintasan penyeberangan kapal feri Merak-Bakauheni.

“Sebelumnya, jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten sempat mengalami kemacetan hingga belasan kilometer selama 5-12 jam karena banyaknya kendaraan atau masyarakat yang belum memiliki tiket kapal feri, tapi tetap datang ke pelabuhan,” terangnya.

Sebagaimana data ASDP, ungkap Suryadi, total masyarakat yang belum memiliki tiket mudik pada 6-7 April lalu sebanyak 19.700 orang atau 32 persen. Sementara calon penumpang yang sudah mempunyai tiket hanya 68 persen.

“Padahal ASDP sudah mewajibkan pengguna jasa membeli tiket secara daring via aplikasi Ferizy dengan radius maksimal 4,7 km dari Pelabuhan Merak dan sudah bertiket maksimal H-1 keberangkatan demi menghindari terjadinya antrean kendaraan dan penjualan tiket oleh calo,” tuturnya.

Namun di lapangan, masih banyak ditemukan para calon penumpang masih membeli tiket di Pelabuhan Merak dari agen-agen penjualan. Tanpa berbekal tiket, lanjut SJP, para pemudik ini tetap nekat berangkat menuju Pelabuhan Merak. Akibatnya, mereka berdesakan dengan para pemudik yang sudah membeli tiket. Karena mereka masih yakin bisa memperoleh tiket di Pelabuhan dan faktanya masih bisa mendapatkannya melalui agen-agen penjualan tidak resmi.

“Kita meminta agar alasan para pemudik datang langsung ke pelabuhan untuk membeli tiket tanpa menggunakan aplikasi Ferizy ini dievaluasi oleh pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena banyaknya keluhan pembeli tiket terkait aplikasi ini,” pungkas SJP.

Rating 2,5 dan ulasan-ulasan buruk terhadap Ferizy di Google Play Store, kata Suryadi, dapat menjadi bahan evaluasi tersebut. Misalkan kuota pemesanan tiket begitu cepat habis yang kemungkinan besar sudah diborong oleh calo yang kemudian menawarkannya di sekitar pelabuhan, bahkan ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

BERITA

Biro PP Tukar Pengetahuan Pengelolaan Informasi dengan Kantor Berita Tatoli Timor Leste

Oleh

Fakta News
Biro PP Tukar Pengetahuan Pengelolaan Informasi dengan Kantor Berita Tatoli Timor Leste
Kepala Biro Pemberitaan Parlemen, Indra Pahlevi dalam foto bersama usai menerima kunjungan dari Lembaga Pendidikan ANTARA dan Kantor Berita Tatoli di Senayan, Jakarta, Kamis (18/04/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Biro Pemberitaan Parlemen Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI menerima kunjungan dari Lembaga Pendidikan ANTARA dan Kantor Berita Tatoli yang berasal dari Negara Timor Leste. Kunjungan tersebut guna bertukar pengetahuan mengenai bagaimana pengelolaan pemberitaan di DPR RI, terutama dalam menginformasikan mengenai kinerja-kinerja anggota DPR RI dalam melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran.

“Beberapa hal yang kita sampaikan tentu terkait dengan bagaimana Biro Pemberitaan mengemas berita-berita tentang kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI kepada publik melalui semua platform yang dimiliki baik televisi, radio parlemen lalu media cetak, media online website dan media sosial serta E-media untuk disampaikan kepada masyarakat. Kita sampaikan beberapa rencana dan capaian selama beberapa tahun tentu juga kita evaluasi kekurangannya,” ujar Indra Pahlevi selaku Kepala Biro Pemberitaan Parlemen, Indra Pahlevi, seusai menerima kunjungan di Ruang Pansus B, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (18/04/2024).

Dalam kesempatan itu, Indra juga menjelaskan mengenai pengelolaan informasi untuk mengatasi kendala seperti adanya isu atau berita negatif. Pengelolaan informasi ini dilakukan dengan meluruskan informasi berita sesuai fakta dan data yang sesungguhnya. Selain itu, dalam keterbukaan informasi publik saat ini Biro Pemberitaan Parlemen juga memfasilitasi masyarakat untuk dapat melihat proses rapat-rapat yang dilakukan DPR RI yang bisa diakses masyarakat secara streaming. Kita sampaikan beberapa rencana dan capaian selama beberapa tahun tentu juga kita evaluasi kekurangannya.

“Jadi kontra narasinya itu bisa kita buat berita yang untuk menjelaskan. Tapi juga bisa melihatkan langsung melalui streaming (mengenai) proses rapat-rapat yang dilakukan anggota di AKD (Alat Kelengkapan Dewan) untuk suatu isu ya yang membahas waktu agenda yang ada di DPR, entah undang-undang, pengawasan, atau anggaran,” jelasnya.

Dengan adanya kunjungan dari Kantor Berita Tatoli dan Timor Leste ini, Indra berharap selain untuk berbagi informasi dan pengalaman terkait pengelolaan pemberitaan serta menghadapi kendala-kendala juga kedepannya diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan baik antara Parlemen Indonesia dengan Timor Leste.

“Tentu kan sebagai negara tetangga juga harus bisa menjalin hubungan, apalagi Timor Leste juga bagian dari walaupun belum anggota penuh AIPA ya. Tetapi sering Parlemen Timor Leste kan hadir di pertemuan-pertemuan Parlemen ASEAN ya, tentu suatu ketika mungkin Timor Leste menjadi tuan rumah satu event yang tingkatnya ASEAN, kita kan akan ke sana juga nanti dan pasti akan perlu untuk menjalin relasi itu,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya