Survei Indikator Politik: Mayoritas Responden Pilih Erick Thohir Pimpin PSSI
Jakarta – Nama Menteri BUMN Erick Thohir muncul sebagai calon yang pantas untuk memimpin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesi (PSSI) di Masa mendatang. Hal ini berdasarkan dari jawaban responden dalam survei yang dirilis oleh Lembaga survei Indikator Politik Indonesia tentang reformasi PSSI usai Tragedi Kanjuruhan.
Survei tersebut dilakukan pada 30 Oktober-5 November 2022 dengan mewawancarai 1.220 responden secara tatap muka. Metode penarikan sampel menggunakan multistage random sampling.
Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, dengan asumsi metode simple random sampling, margin of error (MoE) survei sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei ini dilakukan.
Responden diberi pertanyaan yang berbunyi, ‘di antara nama-nama berikut, menurut Ibu/Bapak siapa yang paling pantas menjadi Ketua Umum PSSI?.
Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, sebanyak 24,1% responden memilih Erick Thohir sebagai sosok yang pantas menjadi Ketum PSSI. Kemudian, disusul oleh Najwa Shihab 10,4% dan Kaesang Pangarep 5,8%.
Adapun, nama Ketum PSSI pertahana, Mochamad Iriawan berada di urutan keempat sebanyak 5,4%. Berikut rinciannya:
- Erick Thohir: 24,1%
- Najwa Shihab: 10,4%
- Kaesang Pangarep: 5,8%
- Mochamad Iriawan (Iwan Bule): 5,4%
- M Mahfud MD: 4,9%
- Azrul Ananda 3,0%
- La Nyalla Mattalitti: 2,1%
- Ratu Tisha Destria: 1,3%
- Lainnya: 0,4%
- tak tahu: 42,7%
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, nama Menteri BUMN itu unggul di seluruh kelompok demografi responden. Kendati begitu, keunggulannya tak mencapai angka 50%.
“Secara umum Erick unggul dari semua demografi, Minang juga unggul dia. Intinya, Erick unggul tapi keunggulannya masih di bawah 50%,” kata Burhanuddin dalam konferensi pers, Minggu (13/11/2022).
Selanjutnya, simulasi calon Ketum PSSI dikerucutkan menjadi 3 nama, yaitu Erick Thohir, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti dan Ketum PSSI pertahana, Iwan Bule. Hasilnya, Erick Thohir kembali unggul. Berikut rinciannya:
- Erick Thohir: 40%
- La Nyalla Mattalitti: 5,1%
- Iwan Bule: 8,4%
- 46,5% tak menjawab
“Ini 3 nama juga tidak ada perubahan berarti, pemilih Najwa Shihab dan lain-lain yang tidak ada di simulasi 3 nama cenderung lari ke Erick Thohir, dibandingkan ke La Nyalla atau Iwan Bule,” jelas Burhanuddin.
Lalu, bagaimana dengan simulasi tokoh yang paling pantas menjadi Ketum PSSI secara head to head (2 nama)? Begini hasilnya:
Erick Thohir vs La Nyalla:
- 45,4% Erick Thohir
- 6,2% La Nyalla Mattalitti
- 48,4% tak menjawab
Erick Thohir vs Iwan Bule:
- 43,8% Erick Thohir
- 9,3% Iwan Bule
- 46,8% tak menjawab
“Kalau mau di head to head kan, kalau lawannya La Nyalla, Erick Thohir menang telak di mata warga. Lawan Iwan Bule juga lebih telak,” ujarnya.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.