Soroti Nasib 58 PSN, Legislator Dorong Pemerintah Prioritaskan Blok Masela dan Tol Semarang-Demak
Jakarta – Anggota Komisi XI DPR RI Willy Aditya mengingatkan Pemerintah untuk menyiapkan skenario guna mempercepat penyelesaian 58 Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor infrastruktur. Dengan adanya komitmen penyelesaian dari Pemerintah, diharapkan masyarakat akan segera merasakan manfaatnya.
“Pemerintah perlu mengambil tindakan cepat dan tepat untuk menyelamatkan proyek-proyek strategis sehingga dapat memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat,” kata Anggota Komisi XI DPR, Willy Aditya dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria pada Kamis (3/8/2023).
Seperti diketahui, 58 PSN dengan nilai investasi mencapai Rp470 triliun terancam mangkrak karena diperkirakan tidak akan selesai hingga akhir masa pemerintahan tahun 2024. Untuk itu, Willy berharap Pemerintah bisa memilih proyek mana saja yang harus masuk dalam skala prioritas.
“Artinya, Pemerintah harus memasang target yang jelas dan menjaga kepercayaan publik supaya beberapa proyek tetap bisa diselesaikan pada tahun 2024 nanti lewat skala prioritas,” terangnya.
Politisi partai NasDem itu menambahkan bahwa diperlukan langkah strategis untuk shifting prioritas mulai dari yang paling besar dampaknya bagi masyarakat. “Selesaikan lebih dulu proyek yang berperan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dan yang juga menciptakan ruang pekerjaan bagi masyarakat luas guna mendukung peningkatan perekonomian dan kesejahteraan nasional,” papar Willy.
Salah satu proyek yang menjadi perhatian Willy adalah pembangunan Blok Masela, yang berlokasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Blok Masela yang akan menjadi lapangan minyak dan gas terbesar di Indonesia itu merupakan salah satu PSN andalan Presiden Jokowi. Willy mewanti-wanti agar proyek tersebut tetap terealisasi hingga akhir 2024 nanti.
“Sejak persetujuan POD (Plan of Development) tahun 2019, Presiden selalu berharap akan pembangunan Blok Masela segera rampung pada 2024 yang akan memberikan dampak signifikan terhadap keperluan Migas bagi masyarakat Indonesia,” sebut Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu.
Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Produksinya diestimasikan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barrel kondensat per hari (bcpd).
Tak hanya Blok Masela, Willy juga menaruh perhatian pada pembangunan Tol Semarang-Demak. Willy berharap Pemerintah memasukkan proyek Tol Semarang-Demak dalam skala prioritas. Sehingga penyelesaian proyek tersebut dapat terealisasi pada akhir tahun 2024.
“Tol Semarang-Demak harus menjadi salah satu proyek prioritas yang dikebut Pemerintah, karena proyek ini juga difungsikan sebagai giant sea wall (tanggul laut raksasa) yang mampu menanggulangi adanya abrasi Pantura dan banjir rob tahunan,” jelas Willy.
Di sisi lain, Legislator Dapil Jawa Timur XI ini mengapresiasi rencana evaluasi yang akan dilakukan oleh Pemerintah terkait 58 PSN yang ditargetkan selesai di tahun 2024. Willy berharap sebagian besar dapat selesai tepat waktu, kalaupun ada yang terancam tertunda.
“Saya mendukung langkah evaluasi dari Pemerintah terkait nasib 58 PSN. Jadi dahulukan yang menjadi skala prioritas, dengan mengedepankan yang tidak menggantungkan pada anggaran negara dalam keberlangsungan proyek tersebut namun masyarakat tetap merasakan manfaatnya,” urainya.
Menutup pernyataan resminya, Willy menekankan agar hasil evaluasi tersebut dapat mengedepankan kemanfaatan proyek bagi masyarakat luas. Dengan begitu, hal tersebut akan sejalan dengan tujuan dari PSN.
“Kami di DPR akan terus memantau dan mengawasi penanganan masalah ini. Penting bagi DPR untuk memastikan bahwa proyek-proyek strategis nasional dapat berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat yang diharapkan bagi pembangunan nasional,” tutup Willy.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.