Connect with us

Siswa Indonesia Unjuk Prestasi Membanggakan, Berhasil Sabet Juara Seluruh Gelar Kompetisi Matematika IEMC 2020

(Ilustrasi)

Jakarta – Di tengah pandemi global, siswa Indonesia mampu unjuk prestasi menyapu bersih seluruh gelar juara lomba matematika daring internasional “Eduversal Mathematics Competition (EMC)” yang diikuti 36 negara. Kompetisi matematika Internasional secara daring “International Eduversal Mathematics Competition” (I-EMC) digelar pada 11 Juli 2020, diikuti 545 siswa dan diselenggarakan dalam 3 bahasa; Inggris, Indonesia dan Rusia.

Kompetisi internasional mendapat direspon baik dari banyak negara. Dalam tahap registrasi tercatat sebanyak 4.260 siswa dari 45 negara dari seluruh dunia seperti Australia, Amerika, Inggris, Nigeria, dan Brasil membuat akun kompetisi di website i-emc.com. I-EMC 2020 terbagi menjadi dua level yaitu Junior (usia dibawah 14 tahun) dan Senior (usia 14-17 tahun).

Kompetisi ini terbuka untuk pelajar dari seluruh dunia untuk menguji kemampuan matematikanya di tingkat Internasional.

Dalam kompetisi internasional matematika tersebut, siswa Indonesia berhasil menyapu bersih seluruh gelar juara. Setelah melalui proses perhitungan poin dari semua peserta, pada Sabtu, 18 Juli 2020 kemarin telah diumumkan para juara.

Berdasarkan rilis resmi, berikut pemenang kompetisi matematika daring untuk kategori senior dan junior:

Level Junior

Juara 1: Michael Cenreng dari SMP Katolik Rajawali

Juara 2: Kelven Nathanael dari SMPK Santa Clara Surabaya

Juara 3: Ahmad Fikri Azhari dari SMP Kharisma Bangsa

Level Senior

Juara 1: Farrel Dwireswara Salim dari SMA Kharisma Bangsa

Juara 2: Muflih Naufal Maxi dari SMA Cahaya Rancamaya

Juara 3: Axel Giovanni Hartanto dari SMP Pangudi Luhur Bintang Laut

Selain para juara di atas, diberikan juga sejumlah medali untuk peserta dengan komposisi medali emas untuk 5 persen peserta terbaik, medali perak sebanyak 15 persen dan medali perunggu untuk 20 persen peserta terbaik.

Meski dilaksanakan di tengah pandemi global, kompetisi matematika daring internasional ini mendapat sambutan positif siswa dari berbagai negara.

“Pendapat saya, kompetisi IEMC 2020 ini merupakan kompetisi yang sangat baik dan membuka kesempatan siswa yang ingin mengembangkan talenta mereka di bidang matematika,” komentar Joselyo Massa’ Pangloli dari Indonesia.

Hal senada disampaikan Thoon Nathar Aung dari Myanmar, “kompetisi ini berbeda dan sangat menyenangkan dibandingkan olimpiade lain, dapat dilakukan di manapun sejauh kamu terhubung dengan internet.”

Dwi Prajitno Wibowo, Direktur Utama Eduversal berharap dengan diadakannya I-EMC 2020 akan tetap membuat siswa terpacu meraih prestasi di tengah pandemi.

“Saya berharap bahwa dengan adanya lomba ini kita bisa tetap memacu jiwa berprestasi anak-anak di dunia,” ujar Dwi.

Dwi melanjutkan bahwa pandemi ini bukanlah halangan bagi mereka utk tetap bisa berprestasi dan mengukur kemampuan mereka diantara anak-anak di belahan dunia lainnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan dalam I-EMC dengan format online yang menjadi tantangan utama adalah bagaimana menjaga integritas peserta. Hal ini, tambahnya, diatasi dengan pembuatan sistem ujian yang akan meng-capture tampilan siswa dengan secara otomatis secara periodik.

Terkait siswa Indonesia yang berhasil menyapu bersih posisi juara, Dwi menjelaskan ini lebih disebabkan karena presentase peserta dari Indonesia juga lebih banyak.

“Untuk I-EMC pertama saya rasa hal ini wajar jika peserta masih didominasi peserta dari Indonesia,” kata Dwi.

Yang terpenting, menurutnya adalah menjaga motivasi siswa tetap semangat dalam belajar dan berprestasi.

“Kuncinya ada di guru, bagaimana para guru dituntut untuk mampu mengemas pembelajaran yang menarik dan efektif dalam waktu yang tentunya lebih singkat dalam pembelajaran langsung online,” tutup Dwi.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya