Simpang Siur Informasi Terkait Gangguan Ginjal, Suir Syam: Percayakan Pada Ahlinya
Jakarta – Banyaknya informasi yang beredar di media massa dan media sosial tak jarang membuat kegaduhan. Perbedaan persepsi, cara penyampaian dan pemahaman penerima informasi terkadang justru menuai perdebatan, hal ini terjadi juga dengan penyebaran informasi yang berkaitan dengan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) yang merebak akhir-akhir ini.
Menanggapi hal di atas, Anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam menyarankan masyarakat untuk langsung berkonsultasi dengan tenaga kesehatan alih-alih mencari informasi dari dunia maya. Menurutnya terlalu banyak menerima informasi justru bisa membuat masyarakat dilanda ketakutan. Masyarakat diharap tetap tenang, tidak gelisah dan tetap mengikuti panduan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan maupun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
“Di media sosial masih banyak yang berlebihan sehingga menyebabkan orang-orang takut. Jadi bagi masyarakat, itu tidak usah banyak-banyak pikir, banyak-banyak pertimbangan, bawa saja anaknya ke fasilitas kesehatan. Kita punya kartu BPJS, sehingga bisa ke puskesmas, di rumah sakit, ditangani oleh orang yang ahli dengan penyakit. Jangan bertindak sendiri-sendiri, jangan beli obat sendiri-sendiri. Itu aja himbauan untuk masyarakat,” jelas Suir Syam kepada Parlementaria melalui sambungan telepon, Rabu lalu (19/10/2022).
Politisi Fraksi Partai Gerindra ini juga mengimbau agar masyarakat tidak berinisiatif membeli obat-obatan tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, terutama setelah meningkatnya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak secara misterius. Suir Syam juga mendorong masyarakat untuk tak ragu membawa anak-anak yang menunjukan gejala penyakit tersebut ke fasilitas kesehatan terlebih saat ini mayoritas masyarakat Indonesia telah menjadi peserta BPJS.
“Jadi kita mengimbau ke masyarakat kalau ada gejala-gejala anak-anak demam, batuk, diare, segera saja bawa ke fasilitas kesehatan. Kita sudah peserta BPJS semua, jadi jangan beli obatnya sendiri. Kita kan punya ahli, ahlinya kan ada di fasilitas kesehatan jadi kita menghimbau masyarakat jangan panik tapi segera bawa anaknya ke fasilitas kesehatan, itu yang terbaik yang paling aman untuk masyarakat,” imbau dokter yang pernah memimpin beberapa puskesmas dan rumah sakit ini.
Dalam kesempatan yang sama, Suir Syam juga meminta kepada kepada Kementerian Kesehatan dan pihak terkait untuk menenangkan masyarakat dengan secara aktif memberikan informasi dan panduan yang terpercaya.
”Makanya kita harus segera, pertama menenangkan masyarakat dulu supaya masyarakat tenang, supaya jangan gelisah. Kemudian kita harus memberikan panduan. Dalam hal ini Kemenkes melalui Dirjen Pelayanan Kesehatan telah mengeluarkan edaran baik ke pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, pemerintah daerah dan seluruh fasilitas kesehatan tata cara menanggulangi kalau ada ditemukan kasus gagal ginjal akut pada anak, itu sudah diberikan oleh panitia kesehatan,” ujar Legislator Dapil Sumatera Barat I itu.
Suir Syam berharap agar Puskesmas dapat melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Menurutnya pelayanan yang baik dapat mencegah masyarakat untuk membeli obat sendiri, selain itu juga bisa ikut menumbuhkan kepercayaan kepada fasilitas kesehatan di Indonesia.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.