Connect with us
Webinar Seri 1: “Kesiapan Kemandirian Industri Farmasi Dalam Menghadapi Dampak Pandemi COVID-19”

R&D dan Inovasi Memainkan Peranan Terpenting untuk Masa Depan Sektor Farmasi Indonesia

Jakarta – Ikatan Alumni Farmasi ITB (Institut Teknologi Bandung) menggelar webinar seri pertama “Kesiapan Kemandirian Industri Farmasi dalam Menghadapi Dampak Pandemi COVID-19” yang berfokus pada Inovasi dan Research and Development (R&D), pada Sabtu (13/6).

Webinar yang diikuti hampir 500 peserta ini menghadirkan Prof. Bambang Brodjonegoro, SE, MUP, Phd. (Menteri Riset dan Teknologi), Drs. Rizman Abudaeri, Apt. (Praktisi Industri Farmasi), Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc. (Deputi Kemenko Maritim dan Investasi/Ketua Ikatan Alumni ITB), Dr. Rizka Andalusia, MARS, Apt (Perwakilan BPOM), juga didukung oleh Ikatan Alumni ITB dan Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT).

Dalam webinar tersebut para pemantik membahas bagaimana pandemi COVID-19 menyebabkan kepanikan di seluruh dunia karena tidak ada satu negara pun yang benar-benar siap menghadapinya. Kesiapan Industri Farmasi menjadi kunci untuk menangani pandemi ini. Dalam hal ini, R&D dan inovasi memainkan peranan terpenting untuk masa depan sektor strategis ini.

Untuk itu perbaikan ekosistem R&D dan inovasi di sektor farmasi menjadi kunci meningkatkan kemampuan sebuah negara yang meliputi iklim bisnis farmasi yang kondusif, kebijakan dan regulasi yang mendukung dan perbaikan ekosistem RnD.

Dalam kesempatan ini, Prof. Bambang Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi menyampaikan bahwa obat merupakan program riset nasional sehingga dengan COVID-19 seharusnya menjadi titik balik kebangkitan nasional Indonesia lewat roadmap industri kimia hulu pendukung seperti petrokimia, dan juga pengembangan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).

“Oleh karena itu perlu dilakukan penellitian yang serius melalui uji klinik sehingga herbal-herbal Indonesia dari biodiversitas kita yang begitu besar dapat memiliki nilai tambah,” papar Bambang.

“Penguasaan teknologi pembuatan bahan baku kimia farmasi harus dimulai untuk kemandirian farmasi nasional. Perlu dilakukan pembuatan daftar prioritas bahan baku yang sudah mencukupi keekonomian untuk diproduksi lokal. Hanya dengan cara ini, maka investasi bahan baku di Indonesia akan bertahan bahkan berkembang,” lanjutnya.

Narasumber berikutnya praktisi industri farmasi Drs. Rizman Abudaeri, Apt menyampaikan bahwa market farmasi secara global sangat besar berkisar Rp 12.100 triliun pertahun sedangkan market farmasi di Indonesia berkisar Rp 83 triliun. Peluang bisnis farmasi di luar Indonesia sangat besar terbuka untuk pelaku industri farmasi di Indonesia mengambil peluang.

“Inovasi dan R&D di bidang farmasi Indonesia, berdasarkan data survey, dianggap kurang kompetitif, oleh karena itu kita harus membangun world class pharma environtment, di mana salah satu pilarnya ekosistem inovasi R&D, khususnya uji kllinik. Di dunia pengeluaran untuk R&D di dunia mencapai Rp 2.200 triliun dimana 65% adalah untuk uji klinik yang sayangnya belum berkembang di Indonesia untuk mendapatkan peluang,” tutur Rizman.

“Salah satu keuntungan pengembangan kemampuan uji klinik dengan standar internasional di Indonesia adalah potensi pengurangan medical tourism ke negara tetangga. Selama ini Indonesia telah kehilangan potensi pendapatan di dalam negeri di bidang farmasi sebesar 10-20 triliun per tahun karena pengeluaran kesehatan oleh sebagian segmen masyarakat yang berobat ke luar negeri,” imbuhnya.

Dalam mendukung upaya-upaya Innovasi dan R&D khususnya upaya yang dilakukan oleh kementerian riset dan teknologi, BPOM yang diwakili oleh Dr. Rizka Andalusia, MARS, Apt. menyampaikan bahwa saat ini BPOM secara intensif melakukan pendampingan sejak awal uji praklinik, uji klinik, dan juga asistensi pemenuhan persyaratan CPOB untuk fasilitas produksi obat. Selain itu BPOM pun memberikan berbagai kemudahan berupa percepatan untuk pengembantan obat di Indonesia termasuk Obat Modern Asli Indonesia.

“Peningkatan uji klinik di dalam negeri harus disertai dengan pelaksanaan uji klinik yang sesuai standar dan persyaratan. Hasil dari uji klinik ini nantinya akan dikaji oleh BPOM untuk mendapatkan klaim medis jika dinyatakan bahwa efikasi dan keamanan suatu produk terbukti secara klinis. Dengan adanya bukti ilmiah ini dimungkinkan suatu produk mempunyai nilai tambah di dalam negeri bahkan untuk ekspor,” ucap Rizka.

Dalam kegiatan webinar ini juga, ketua Ikatan Alumni ITB Dr. Ridwan Djamalludin menyampaikan bahwa seluruh upaya koordinasi triple helix ini (industri, pemerintah dan akademisi), perlu dilengkapi dengan memanfaatkan ikatan alumni yang ada di Indonesia karena memiliki akses yang luas dan para ahli yang handal, sehingga dapat menyempurnakan kekuatan jaringan yang dibangun.

“Inilah masa kebangkitan inovasi Indonesia khususnya di bidang farmasi, saatnya kita bertindak sekarang untuk kemandirian farmasi nasional dan Indonesia yang lebih kuat!,” tukas Ridwan.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya