Sri Mulyani: Serapan Anggaran 2017 Meningkat di Atas 90 %
Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahwa tingkat serapan belanja negara tahun 2017 baik belanja modal maupun belanja barang naik rata-rata di atas 90%, bahkan penyerapan belanja sosial mencapai 100%.
Dari sisi belanja negara mencapai Rp2001,6 triliun. Ini adalah 93,8% dari total belanja APBN 2017. Yang positif adalah belanja modal yang mencapai 92,8% dibandingkan tahun 2016 yang hanya terealisir 82%. Tahun 2015 hanya 85,2%.
“Jadi, penyerapan dan eksekusi belanja tahun 2017 jauh lebih baik. Belanja barang meningkat realisasinya mencapai 96,8%. Kalau dibandingkan tahun 2016, belanja barang hanya terserap 85,3%. Tahun 2015 hanya 89,8%. Jadi, penyerapan 2015-2016 di bawah 90%. Tahun 2017 belanja sosial mencapai 100%. Belanja pemerintah pusat Rp1.259,6 triliun atau 92,1% dari APBN-P,” ungkap Sri di Jakarta, seperti dikutip Fakta.news melalui situs resmi Kementerian Keuangan, Rabu (3/1).
Sri mengatakan, penyerapan yang meningkat ini menghasilkan output berupa pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, bandara dan rel kerta api. Di bidang pendidikan, outputnya dalam bentuk Kartu Indonesia Pintar, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan penyaluran beasiswa Bidik Misi. Sedangkan di bidang kesehatan dan perlindungan sosial terwujud dalam bentuk manfaat Kartu Indonesia Sehat dan Program Keluarga Harapan (PKH).
“Beberapa outputnya infrastruktur telah dibangun jalan 794 km, jembatan 9.072 meter, pembangunan bandara ada 3, dan lanjutan bandara multi years ada 8 bandara, rel kereta api telah dibangun 618,3 km. Pendidikan, untuk penyaluran Kartu Indonesia Pintar mencapai 19,8 juta siswa, Bantuan Operasional Sekolah untuk 8 juta siswa, penyaluran Bidik Misi untuk 364,4 ribu mahasiswa dan di bidang kesehatan dan perlindungan sosial, Kartu Indonesia Sehat mencakup 92,1 juta jiwa dan PKH penerima manfaatnya 6 juta jiwa,” paparnya.
Defisit Lebih Rendah Dari Target
Sementara itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, defisit pengelolaan APBN tahun 2017 cukup baik di angka 2,57%. Artinya, ini lebih rendah dari target APBN-P sebesar 2,92% dan rasio utang di bawah 30%.
“Ini di bawah range 2,6 bahkan di APBN-P tercantum 2,92%. Rasio utang kita tetap terkendali di bawah 30%,” kata Sri.
Selain itu, lanjut dia, keseimbangan primer juga terjaga di angka Rp129,3 triliun di bawah target APBN-P sebesar Rp178 triliun.
“Jumlah keseimbangan primer adalah Rp129,3 triliun jauh lebih kecil dibanding APBN-P sebesar Rp178 triliun,” terangnya.
Sri meyakini, dengan performa APBN 2017 yang memiliki defisit terkendali di bawah 3%, maka APBN masih memiliki daya dorong dan berkelanjutan.
“Dengan demikian, APBN kita masih memiliki daya dorong namun kesehatan dan sustainabilitasnya tetap terjaga dengan baik,” paparnya.
Nyong Syarief
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.