Proyek Jargas Rumah Tangga PGN Lampaui Target, Kini Progres Capai 73,8 Persen
Kompas – Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Redy Ferryanto mengatakan, pihaknya tetap meneruskan pembangunan jaringan gas rumah tangga (jargas) dengan prosedur yang ketat selama pandemi Covid-19.
Dengan begitu, upaya akselerasi pelaksanaan program dan penugasan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini pun telah melampaui target.
Hingga September 2020, realisasi aktual pembangunan jargas dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di 23 kabupaten dan kota telah mencapai 73,8 persen dibanding rencana progres awal sebesar 67,4 persen.
“Progres realisasinya saat ini telah mencapai sekitar 94.400 sambungan rumah (SR). Kami bersyukur realisasi ini melebihi target aktual penyelesaian yang ditentukan,” ungkapnya, seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/9/2020).
Bahkan, beberapa titik pembangunan jargas menunjukkan perkembangan yang cukup positif dengan pencapaian target lebih dari 80 persen. Beberapa titik tersebut, seperti Kabupaten Ogan Ilir, Kota Palembang, Kota Dumai, Kota Pekanbaru, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Serang, Kota Semarang, dan Kota Blora.
“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh stakeholder khususnya Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas (Migas) dan pemerintah daerah setempat,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjutnya, proses konstruksi di masa yang sangat menantang ini tetap dapat berjalan dengan kondusif.
“Ini juga sebagai bukti nyata bahwa komitmen layanan masyarakat dan kepedulian pemerintah dalam pembangunan infrastruktur energi tidaklah kendor,” ungkap Redy.
Redy juga menjelaskan, pembangunan jargas pemerintah dengan dana sekitar Rp 1,3 triliun telah dilaksanakan di 24 kabupaten dan kota yang dibagi dalam 10 paket.
Rinciannya, yaitu jargas Kota Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang, dan Kabupaten Deli Serdang sebanyak 16.709 SR. Lalu, Jargas Kabupaten Ogan Ilir dan Kota Palembang sebanyak 13.358 SR, jargas Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Kabupaten Muara Enim sebanyak 13.044 SR.
Sambungan jargas lainnya di Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Musi Banyuasin dengan sambungan sebanyak 12.189 SR, jargas Kota Dumai dan Kota Pekanbaru sebanyak 9.981 SR. Kemudian, jargas Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Sarolangun sebanyak 12.932 SR.
Ada pula jargas Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Serang sebanyak 13.114 SR. Di Jawa Tengah, dibangun pula jargas Kota Semarang dan Kabupaten Blora sebanyak 10.725 SR.
Tak hanya itu, pembangunan juga dialokasikan di wilayah-wilayah baru di Kalimantan Timur, yakni Jargas Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda sebanyak 9.003 SR. Kemudian, jargas Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Tarakan sebanyak 16.809 SR.
Pencapaian target tersebut juga merupakan bagian komitmen PGN yang menjadi Subholding Gas PT Pertamina (Persero). Melalui Kementerian ESDM, PGN mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk membangun jaringan gas rumah tangga (jargas) dengan dana APBN 2020 sebanyak 127.864 SR.
Namun, jumlah ini dilakukan penyesuaian karena adanya kebijakan efisiensi dari pemerintah. Dari semula 266.070 SR, kini terbagi menjadi 127.864 SRT pada 2020, dan 138.206 SR dibangun pada 2021.
Wujud pemerataan manfaat gas bumi
Adapun, program jargas rumah tangga merupakan salah satu program strategis nasional (PSN) ditujukan untuk mewujudkan pemerataan manfaat gas bumi sebagai bahan bakar yang aman, ramah lingkungan dan efisien yang dapat dirasakan masyarakat langsung.
Kini, PGN telah melayani sekitar lebih dari 400.000 pelanggan rumah tangga aktif di 17 provinsi di Indonesia, dengan alokasi gas sekitar 6,7 miliar british thermal unit (MBTU).
Redy menambahkan, PGN terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholder agar pembangunan jargas dapat berjalan lancar dan tepat waktu.
Adapun terkait kendala dari dampak Covid-19, PGN terus berkoordinasi dengan Pertamina Group, Ditjen Migas, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mendapatkan rekomendasi dan dukungan dalam hal distribusi material dan pelaksanaan proyek.
Koordinasi internal PGN dan Pertamina Grup juga dilakukan, terkait dengan penggunaan material stok pada proyek APBN.
“Kami berharap, pembangunan jargas pemerintah tahun ini dapat terealisasikan sesuai dengan target,” harapnya.
Mengingat, lanjutnya, program jargas pemerintah penting untuk mengurangi tingginya proporsi energi impor dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sektor masyarakat dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.