Presiden dan Sungai Citarum
Pelibatan TNI dan POLRI dalam revitalisasi Citarum tentu menimbulkan pertanyaan bagi beberapa kalangan. Haruskah kedua lembaga negara ini “turun tangan” menyelesaikan persoalan pencemaran dan kerusakan Sungai Citarum? Saya yang lebih suka mengatakannya Program Citarum Harum sebagai tanggap darurat bencana ekosistem, menilai sangat wajar kedua lembaga negara tersebut “turun tangan” untuk menangani kerusakan ekosistem DAS Citarum. Bukankah TNI dan POLRI sering terlibat dan dilibatkan dalam penanggulangan berbagai bencana alam di negeri ini?
Yang harus dikerjakan sungguh-sungguh selanjutnya adalah bagaimana program Citarum Harum bisa bertransformasi menjadi gerakan sosial, budaya dan lingkungan seperti yang dikatakan (harapkan) Abah Iwan. Saat ini tentu cukup banyak pemangku kepentingan (stakeholder) dengan sukarela yang akan terlibat penanganan pencemaran Sungai Citarum dalam satu kesatuan komando. Diantaranya adalah para ahli hukum, para ahli lingkungan, budayawan, seniman, aktivis, mahasiswa, akademisi, media, citizen journalist, dan relawan. Mereka akan mengambil dan berbagi peran sesuai dengan kompetensi lembaga dan personalnya.
Institusi POLRI adalah pemangku kepentingan yang akan mengambil porsi kerja yang relatif besar dalam penanganan pencemaran Sungai Citarum. Setidaknya sama besarnya dengan kerja penataan ekosistem DAS Citarum. –Dalam struktur organisasi Satu Kesatuan Komando, Kapolda Jabar Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadan Satgas) 2 menangani aspek penegakan hukum. Pangdam III Siliwangi sebagai Wadan Satgas 1 bertanggung jawab terhadap aspek penataan ekosistem dan Komandan Satgas adalah Gubernur Jawa Barat– Penilaian bahwa selama ini Citarum tidak terurus barangkali lebih banyak diakibatkan oleh lemahnya penegakan dan pentaatan hukum dalam pengendalian lingkungan dan pencemaran terhadap sungai tersebut. Dalam banyak kasus kerusakan dan pencemaran lingkungan, lemahnya penegakan dan pentaatan hukum seringkali menjadi faktor penyebab utama.
https://www.youtube.com/watch?v=tfpz2mVa-tw
Apakah program Citarum Harum akan menjadi suatu gerakan sosial dan budaya atau hanya merupakan tindakan tanggap darurat bencana ekosistem? Fenomenanya tentu belum bisa dilihat sekarang. Program Citarum Harum baru berjalan dalam hitungan minggu. Program Citarum Harum pun baru diluncurkan oleh Presiden tanggal 3 Februari 2018.
Pada saat kunjungan kerja ke Situ Cisanti Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, 20 hari setelah peluncuran Program Citarum Harum, Presiden Jokowi mengatakan akan melihat secara rutin; bisa per tiga bulan, mungkin per enam bulan untuk memastikan program ini (Citarum Harum) benar-benar berjalan (PR; 23/2/2018). Dan, beliau barangkali akan menjadi satu-satunya Presiden Indonesia yang paling sering mengunjungi Citarum dan menangani langsung sungai di negeri ini. ***
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
CPNS Setjen DPR RI 2023 Harus Jadi Motor Penggerak Organisasi Parlemen Modern
Jakarta – Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar mengingatkan kepada 97 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI Tahun 2023 tentang adanya berbagai tantangan sebagai abdi negara ke depannya. Para CPNS di Setjen DPR RI ini, tegasnya, harus menjadi motor penggerak bagi organisasi parlemen modern.
”Jadi mereka tentu harus bisa menjadi bagian dari motor-motor penggerak organisasi untuk mempercepat proses mematangkan Parlemen Modern. Sehingga organisasi ini akan menjadi terlihat berlari lebih cepat untuk perubahan-perubahan dalam kerangka reformasi birokrasi,” ujar Indra saat membuka Orientasi CPNS Setjen DPR RI, di Ruang Abdul Muis DPR RI, Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Para CPNS Setjen DPR RI yang sebagian besar merupakan generasi milenial dan generasi z, diharapkan dapat mengikuti flow kerja dan membantu percepatan-percepatan kerja di Setjen DPR RI. Diketahui, total ada 35.869 pelamar dari seluruh Indonesia yang mengikuti tes CPNS Setjen DPR RI tahun 2023, dan diperoleh 97 CPNS yang kemudian sudah mendapatkan Nomor Induk Pegawai (NIP).
”Tentu kerja-kerja digital itu mereka perlu tunjukkan untuk membantu percepatan-percepatan dalam penuntasan pekerjaan. Saya kira cara-cara manual itu perlu lama-lama dihapus, supaya waktu kita akan bisa lebih banyak mengerjakan pada hal-hal yang lebih strategis,” terangnya.
Para CPNS ini juga diharapkan, tambah Indra, dapat memberikan layanan terbaiknya kepada anggota DPR, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan pada formasinya masing-masing. Sebab, menurut Indra, para CPNS yang diterima ini separuh lebih berkualifikasi S2 dan alumni perguruan tinggi dari luar negeri.
“Sehingga saya berharap dan berpikir ke depan organisasi Sekretariat Jenderal ini harus lebih benar-benar modern lagi dan bisa memberikan, yang paling penting bisa memberikan layanan kepada anggota dewan atau pimpinan dewan untuk menunjukkan kinerjanya kepada publik, kepada masyarakat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Indra mengingatkan agar CPNS menjalani masa percobaan selama satu tahun dengan sebaik-baiknya. Tahapan ini, menurutnya, penting untuk menciptakan pribadi ASN yang unggul dan bertanggung jawab dengan berpegang pada nilai dasar yaitu Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK).
“Maka mereka karena mereka ini CPNS akan dievaluasi setahun ke depan. Untuk itu dalam setahun ke depan mereka sudah saya ingatkan untuk menunjukkan dedikasinya, menunjukkan loyalitasnya, menunjukkan kemampuannya, menunjukkan kapasitasnya, untuk bisa mendorong organisasi menjadi lebih baik,” pungkasnya.
BERITA
Komisi II Serap Aspirasi dan Evaluasi Pemilu 2024 Di Bali
Denpasar – Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung memimpin Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi II DPR RI di Bali. Kunjungan kali ini ingin menyerap aspirasi dan evaluasi pelaksanaan Pemilihan Umum 2024, sekaligus persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
BERITA
Dede Yusuf: Penyaluran KIP Kuliah Perlu Pembaruan Verifikasi untuk Hindari Salah Sasaran
Medan – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, menyoroti masih terjadinya penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang kurang tepat sasaran. Menurutnya pentingnya pembaruan dalam sistem verifikasi yang melibatkan kerja sama antara pemerintah dan universitas.
“Verifikator KIP Kuliah adalah pemerintah bersama dengan kampusnya. Jika terjadi salah sasaran, ini berarti harus dipertanyakan apakah kampus tidak melakukan fungsi reviewing para penerima KIP ini setiap tahun,” ujar Dede Yusuf, di Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (6/5/2024).
Menurutnya, dinamika ekonomi penerima bisa berubah secara signifikan, misalnya ada yang orang tuanya mendadak menjadi pengusaha besar atau mahasiswa tersebut berhasil sebagai Youtuber atau selebritas media sosial dengan penghasilan yang cukup besar.
“Ketika sudah mampu, seharusnya mereka tidak lagi menerima KIP Kuliah. dan kampus serta Kementerian Pendidikan adalah yang tahu kondisi ini melalui review tahunan. Peninjauan penerima KIP tidak hanya harus berdasarkan prestasi akademik seperti nilai IPK saja, tetapi juga kondisi ekonomi mahasiswa tersebut.
Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menunjukkan bahwa program KIP Kuliah diharapkan mendukung lebih dari 200.000 mahasiswa setiap tahunnya. Namun, masih terdapat laporan-laporan yang menunjukkan bahwa ada penerima yang kondisi ekonominya telah berubah namun masih menerima bantuan.
Lebih lanjut, Dede Yusuf tegaskan bahwa ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk peningkatan dan pembaruan dalam sistem verifikasi dan peninjauan ulang penerima KIP Kuliah. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa program ini tepat sasaran dan hanya membantu mahasiswa yang memang membutuhkan dukungan finansial untuk pendidikan mereka.