Pidato Lengkap Ganjar Pranowo di Acara “Silaturahmi 1 Muharam 1445H Relawan Ganjar Pranowo”
Jakarta – Sekitar 350 organ relawan pendukung Ganjar Pranowo mengadakan acara “Silaturahmi 1 Muharam 1445H Relawan Ganjar Pranowo” di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta, pada Rabu, 19 Juli 2023. Dalam acara tersebut dihadiri bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo yang kompak bersama relawannya mengenakan kemeja garis-garis hitam putih turut memberikan pidato politiknya dihadapan ribuan massa yang hadir.
Berikut pidato lengkap Ganjar di hadapan relawan:
Ada satu pertanyaan Bapak Ibu waktu itu, ketika saya pakai baju garis ini. ‘Pak Ganjar kenapa hitam putih?’. Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu, ketika kita bersikap pada sebuah keputusan yang sulit, Anda mau pilih yang mana, hitam atau putih. Saya yakin yang hadir disini sudah memilih pada sikap itu, mudah-mudahan kita sama.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Selamat Siang
Salam Sejahtera untuk kita semua
Om Swastiastu, Namo Budaya, Rahayu
Bapak Ibu suasana politik makin hari makin menarik, makin menarik, makin mencerdaskan, dan makin menantang kepada kita semuanya. Untuk apa? untuk bersama-sama kita berkumpul dalam satu titik, membaca data, menganalisis membuat strategi menyiapkan taktik sampai kemudian target itu bisa terpenuhi.
Menang tidak hanya dengan teriakan. Menang perlu kesungguhan, perlu pemikiran, perlu keseriusan, dan perlu eksekusi lapangan.
Bapak Ibu yang saya hormati, kira-kira di tahun-tahun 2012, 2013, Saya kira kita berada pada barisan yang sama, meskipun kamar kita berbeda, kita adalah orang-orang yang saat itu berkontribusi pada kemenangan Joko Widodo menjadi presiden.
Kita berada pada barisan yang sama saya yakin ada kelompok partai, kelompok ormas, ada keagamaan, ada komunitas, termasuk juga relawan. Tidak ada yang tidak mencatat sejarah itu pada saat itu.
Terima kasih sampai detik ini kita masih berada pada barisan yang sama.
Berikutnya ketika dinamika itu berkembang terjadilah suasana yang kadang-kadang menimbulkan friksi meskipun friksi itu menjadi dinamika pada saat kita bekerja hari ke hari, ikhlaskan ketika ada bagian dari kita berpindah ke kamar sebelah, ikhlaskan itu. Tidak perlu ditangisi karena di awal sudah saya sampaikan, anda mau hitam atau mau putih.
Ibu Bapak kawan-kawan sekalian karena ada dua hal ini saya sampaikan, satu agenda besar karena kita punya mimpi besar bersama, sekali lagi bersama.
Agenda besar kita baca pada konstitusi kita Indonesia mesti menjadi negara maju. Pak Jokowi sudah menunjukkan dengan sangat bagus sekali, bagus sekali dengan performance yang oke. Bahkan biasanya di akhir-akhir masa jabatan seorang presiden popularitasnya menurun.
Kepercayaan masyarakatnya semakin turun, karena beberapa diantaranya biasanya mulai meninggalkan. Tetapi Pak Jokowi tidak, masih berada pada posisi yang puncak kepercayaan masyarakat. Itu yang harus kita bangga sebagai pendukungnya.
Saya pernah menyampaikan kepada beberapa forum, beberapa kali saya ketemu beliau terakhir saya ngobrol kemarin kurang lebih 30 menit di Yogyakarta beberapa minggu lalu. Kami bercerita cukup banyak, tentang dinamika politik terakhir.
Saya orang yang sangat intensif dengan Pak Jokowi, kami bicara politik luar negeri, dalam negeri semua yang related pada soal itu sampai pada politik yang sangat praktis yaitu gerakan massa. Kita bicara, karena kita tidak ingin momentum ini hilang, dan kemudian kita gagal mencapai mimpi besar.
Ini yang harus saya ceritakan kepada kawan-kawan untuk kita saling menguatkan.
Maka Bapak Ibu sekalian, bonus demografi ini kalau kita luput dalam pengelolaan, kita tidak cerdas dalam mengelola, kita kehilangan momentum.
Saya melihat dari seluruh relawan ini ternyata punya kekuatan masing-masing. Apa yang thinker dan konseptor please bantu saya untuk kita bicara bagaimana mengonseptualisasi ini sampai menteknokrasikan untuk bisa dilaksanakan.
Tapi yang punya kekuatan untuk bisa menggalang masa lakukan itu dengan pasti. Saya harus minta maaf dengan hormat tidak bermaksud menyinggung perasaan di antara kita semua mohon izin mohon izin untuk tidak menyinggung perasaan.
Kegembiraan Euforia pernah terjadi. Jadi kalau tadi teman-teman sampaikan selama kurang lebih 2 tahun sudah terjadi, deklarasi derr di sana deklarasi dorr di situ. Relawan a,b,c,1,2,40, ratusan kemudian muncul. Maaf dengan segala hormat cukup untuk hari. Kita mesti mulai naik kelas sedikit.
Tolong catat berapa jumlah relawan teman-teman tolong bertemu dengan mereka yang punya konsep punya ilmu punya pengetahuan punya peralatan untuk bertemu dari dua titik ini.
Berapa anggota ku ada di mana dia dimasukkan dalam data ini diolah dalam bahasa saya 2024 itu adalah digital demokrasi semua sudah bisa dilihat semua sudah bisa dianalisis semua sudah diproyeksikan mulai hari ini.
ketika kita mampu ketika kita mampu kecuali kita sudah lempar handuk dan mengatakan saya menyerah itu bukan barisan Ganjar.
Terima kasih saya ngomong di panggung ini untuk menarasikan apa yang sebenarnya sudah kawan-kawan kerjakan dan kami mulai mensistematisasi.
Bapak Ibu ketika kita bergerak untuk pak Jokowi waktu itu, saya sedikit buka cerita kita berbicara mikro target makin kecil, makin kecil, tapi ketika membuka data kita ternyata berhasil di sini dan gagal di sana dan di tempat gagal kita ada yang gagal dan berulang kegagalannya, apa artinya kita kurang membaca data, strategis dalam menyiapkan, dan mungkin seluruh energi kita tidak fokus.
Hari ini itu saya baca ulang untuk apa untuk kita bisa memastikan apakah kemudian representasi yang hadir itu betul-betul powerfull, ketika kemudian itu menjadi sebuah engine untuk kita gerakan.
Pertanyaan saya, ini untuk pertama kali saya sampaikan ke relawan, apakah relawan pendukung siap saya komando?
(Siaaaaap)
Apakah siap saya komando?
(Siaaaaap)
Terimakasih.
Tidak hitam, tidak putih, di sini ada senior Pak Darto yang selalu menemani, mungkin seminggu 2-3 kali seperti minum obat untuk mengingatkan saya. Ada teman teman Whatsapp saya, memaki saya, memarahi saya, saya terima semuanya karena itu teori representasi yang semua memang harusnya sama.
Kemudian ketika Mas Eko untuk membuat acara ini, kita bicara, tanyakan sama Mas Eko, karena Mas Eko ini orang paling dekat Pak Jokowi saat itu.
Rasanya sampai hari ini masih konsisten antara pilihan mau hitam atau putih.
Banyak sekali yang tidak saya sebut, masih banyak
Dengan digital demokrasi harapan saya kita bisa mengatur strategi dengan data sains dan berikutnya kita harus punya value, value kita bukan pabrik hoaks, value kita harus bisa minta maaf dan ucapan terima kasih
Saya kemarin ditanya, ‘Pak Ganjar bagaimana dengan baliho dicopot tentara’, tidak boleh marah, tidak boleh tersinggung. Kalau itu tidak benar, awur-awuran silahkan dicopot, Maka value kita ketika memasang mari kita patuh, soal ini kita sampaikan, mohon izin senior senior untuk kita buatkan guidance kepada kawan kawan agar kemudian kalau memasang dipastikan benar.
Saya kasih contoh di Cilacap, ada baliho anggota DPR RI dari Gerindra balihonya ditutup oleh baliho saya, direkam seseorang dikirim ke saya ‘masa Mas Ganjar balihonya seperti itu’, copot baliho saya buang jauh-jauh. Saya tidak pernah abu abu.
Temen-temen ada tapinya, tapi kita juga harus jeli, punya mata, punya telinga, bisa melihat, jangan sampai orang tidak suka sama kita kemudian memanfaatkan dengan cara itu yang seolah-olah menang itu dilakukan.
Maka teman teman harus Prudent? Saya sampaikan, jadi secara teknis kita mulai belajar, gimana pergerakannya, mudah mudahan minggu depan, kita sudah bergerak secara masif ke seluruh titik yang sudah kita siapkan tinggal anda sebagai pasukan menyerbu ke titik masing-masing.
Bapak ibu yg saya hormati, PR besar politik luar negeri kita ketahanan, pertahanan, kemarin kami diskusikan dengan pakar, bahkan apa yg dikerjakan oleh Pak Jokowi hari ini untuk tidak mengekspor nikel perlawanannya sungguh luar biasa.
Bahkan saya membaca neo-colonialism by regulation, colonialism by regulation adalah mengatur semuanya sesuai dengan kehendaknya agar kita mengikutinya, menurut saya runtuhkan (go to hell).
Bapak ibu, dan ini akan terjadi dalam geopolitik dan kita akan menempatkan diri dalam posisi yg sangat dinamis itu. Itu PR kita, maka secara nasional kita mesti kuat untuk menyatukan shg kita berada pada satu tim yg solid dengan mimpi bersama.
Namun, langkah per langkah mesti kita lakukan agar kita tidak saling potong dan tidak saling jegal. Saya katakan di depan, kalau ada diantara kita yang kemudian ingin menentukan sikap yg berbeda, mari kita hormati. Dengan perbedaan itu, karena kita punya hati pikiran punya semangat.
Terakhir hal yg ingin saya ceritakan ke bapak ibu, dalam sebuah obrolan makan siang saya, dengan Pak Jokowi kami bercerita banyak. Yah, termasuk ngomongin soal relawan juga. Beliau sangat mendengarkan dan beliau sangat mengerti apa yang ada dalam batin masing-masing.
Dan pada saat itulah kemudian beliau sampaikan kepada saya, “Pak Ganjar PR besok buat Pak Ganjar tidak ringan”, tidak hanya untuk memenangkan sebuah kontestasi tapi pasca kontestasi pun itu jauh lebih berat.
Kontestasi adalah antara saja untuk sungguh-sungguh nanti bisa melaksanakan yang lebih besar itu. Antara saja, tapi antara ini penting dan siapakah duduk itulah itulah effort kita menuju kesana. Kalau kita kalah kita tidak bisa tidak bisa menghadirkan lebih besar itu, tolong dijaga. (Tepuk tangan)
Beliau sangat detail sekali dan berbicara satu per satu dari kelompok relawan yang pernah ada. Saya belajar betul dari beliau karena beliau humble dan kemudian komunikasi tidak putus sampai tahun kesepuluh, kira-kira tahun depan. Dan itu sebuah hubungan besar dalam naskah politik nasional dimana nama relawan kemudian diperhitungkan dalam sebuah politik Indonesia. (Tepuk tangan).
Sampai pada akhirnya, beliau menyampaikan sebuah kertas kepada saya. “Pak Ganjar mungkin ini bagus”. Saya lihat, saya bolak, saya balik, karena apa yang bagus itu adalah baju yang saya pakai ini.
Bapak ibu, teman-teman bahkan beliau pun sangat perhatian sampai detail baju sehingga merekomendasikan untuk saya pakai, terimakasih. Selamat bekerja, komando dilakukan dimulai hari ini.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.