Connect with us

Pertama Kalinya Gen Embrio Manusia Berhasil ‘Diedit’

Gen embrio manusia kini berhasil diedit(foto: Oregon Health Science University)

Oregon – Keberhasilan tim peneliti Amerika, mengedit embrio manusia, merupakan yang pertama kalinya di dunia. Seperti dilaporkan scientificamerican.com, Rabu (2/8/2017), namun kesuksesan ini mengundang kontroversi di dunia kedokteran. Dalam uji coba yang dilakukan tim peneliti dari Oregon Health Science University (OHSU), dua hari setelah disuntik dengan enzim pengedit gen, embrio manusia yang berkembang ini bebas dari mutasi penyebab penyakit.

Dalam penelitian itu, para ilmuwan menggunakan “gunting genetik” yang disebut CRISPRS-Cas9 untuk mengincar dan menghapus mutasi terkait kardiomiopati hipertrofik, penyakit jantung turunan, pada 42 embrio manusia. Embrio-embrio tersebut hanya dibiarkan tumbuh selama beberapa hari untuk diamati perkembangannya, dan kemudian dihancurkan.

Kardiomiopati hipertrofik,  menurut Centers for Disease Control and Prevention,  terjadi sekitar satu dari 500 orang. Kondisi ini, menyebabkan otot jantung menebal dan dapat memicu serangan jantung mendadak. Hanya satu mutasi gen yang menyebabkan kondisi tersebut. Anda bisa menderita penyakit tersebut, bahkan jika hanya salah satu orangtua Anda memiliki gen mutasi tersebut. Jika mewarisinya, maka seseorang berpeluang 50 persen akan mewariskannya kepada anak-anaknya.

Dalam penelitian tersebut, Shoukhrat Mitalipov, investigator utama di Center for Embryonic Cell and Gene Therapy di OHSU, bersama rekan-rekannya, menargetkan mutasi genetik yang dapat menyebabkan sebagian besar kasus kardiomiopati hipertrofik. Hasilnya, secara keseluruhan tim mampu memperbaiki mutasi gen pada sekitar 70 persen embrio, dan penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya perubahan yang tidak diinginkan pada bagian lain DNA yang telah diedit.

Kontroversi

Keberhasilan penelitian ini, ternyata agak sensitif karena dianggap melibatkan perubahan terhadap garis germinal, yaitu garis gen yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di satu sisi, para ilmuwan yang ingin mengeksplorasi teknik CRISPR menganggap ini sebagai kemajuan biomedis yang suatu saat nanti memberi kita pilihan untuk tidak mewariskan penyakit keturunan. Teknik ini juga bisa mengurangi jumlah embrio yang disingkirkan selama perawatan kesuburan akibat mutasi genetik yang mengkhawatirkan.

Kendati pengeditan genetik untuk penyakit masih jauh dari jangkauan, menurut Sakthivel Sadayappan, direktur  cabang jantung di Heart, Lung and Vascular Institute di University of Cincinnati, namun penelitian semacam ini harus mendapat perhatian yang serius. “Ini sungguh menarik,” kata Sadayappan, yang tak terlibat pada penelitian terbaru CRISPR. “Ini adalah masa depan,” imbuhnya.

Ukuran sampel percobaan yang kecil, tentu memberikan hasil yang masih jauh dari sempurna. Tetapi Sadayappan mengatakan, bahwa  penelitian ini sangat layak dilakukan dan didukung. “Tentu saja studi kelayakan punya beberapa masalah, tapi itu satu-satunya cara agar sains bisa berkembang,” ujarnya.

Di sisi lain, kritikus menganggap bahwa dibutuhkan lebih dari sekadar keamanan atau bahkan khasiat untuk membuat sebuah prosedur dianggap etis. “Ilmuwan-ilmuwan berada di luar kendali,” kata George Annas, direktur Center for Health Law, Ethics & Human Rights di Boston University School of Public Health.

Menurutnya, para ilmuwan seharusnya tidak mengedit genom embrio manusia untuk alasan apapun. “Mereka ingin mengontrol alam, tetapi mereka tidak bisa mengontrol diri sendiri,” pungkasnya.

Dalam perdebatan di komunitas ilmuwan, keberhasilan menedit gen embrio ini, sangat seru. Kelompok ahli ahli Akademik, Teknik dan Pengobatan Nasional, merilis pernyataannya, yang mengatakan bahwa tidak pantas untuk melanjutkan pekerjaan klinis pengeditan kuman manusia di embrio, kecuali ada konsensus publik yang luas tentang keamanan dan manfaat dari hasil penelitian tersebut. Komite Akademi di Amerika mencatat, bahwa masih banyak penelitian yang dibutuhkan sebelum mencoba melangkah maju dengan sesuatu seperti memulai kehamilan.

Hasil penelitian ini, jelasnya membutuhkan penelitian lebih lanjut. Menurut Dana Carroll, seorang profesor biokimia di University of Utah yang meneliti CRISPR, karena embrio tikus, misalnya, memiliki perbedaan perkembangan spesifik spesies. “Memahami bagaimana pengeditan gen bekerja pada embrio manusia akan memerlukan penelitian tentang embrio manusia,” katanya.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi VI Dorong Bali Jadi Destinasi Wisata Premium

Oleh

Fakta News
Komisi VI Dorong Bali Jadi Destinasi Wisata Premium
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji saat bertukar cenderamata usai memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI Ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Foto: DPR RI

Denpasar – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mendorong pengembangan sektor pariwisata beserta sarana transportasi dan infrastruktur pariwisata di Provinsi Bali menjadi destinasi wisata premium. Hal tersebut diungkapkannya saat Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI Ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali dengan tema Pengembangan Sektor Pariwisata Provinsi Bali beserta Dukungan Sarana Transportasi dan Infrastuktur di Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

“Kita mendapatkan penjelasan dari mitra kerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang Pariwisata, Transportasi dan juga infrastruktur bahwa mereka sudah mulai pulih kembali setelah pandemi Covid-19. Ada yang sudah 95 persen, adapula yang sudah 100 persen dari tahun 2019 lalu. Kondisi ini tentu menggembirakan tapi jangan pula mudah berpuas diri karena kita masih harus berpacu dengan waktu di mana sektor pariwisata merupakan penghasil devisa negara cukup besar,” ungkap Sarmuji usai pertemuan dengan jajaran Direksi BUMN Pariwisata, Transportasi dan Infrastruktur.

Politisi Partai Golkar ini menambahkan negara kita punya potensi wisata yang lengkap, mulai dari pesona alamnya, keramahtamahan masyarakat, keanekaragaman budaya. Hanya saja ada banyak hal yang harus dibenahi, misalnya destinasi wisata kita jangan hanya bertumpu di Bali saja tapi perlu juga dikembangkan daerah-daerah tujuan wisata lainnya.

“Khusus Bali yang sudah pulih kembali setelah pandemi kita berharap agar bisa menjadi destinasi wisata yang premium. Karena daya dukung lingkungan di Bali juga pasti terbatas, dengan jumlah wisatawan yang kian hari kian banyak tentu akan menyulitkan jika tidak secara terencana kita naikkan level wisata di Bali menjadi level premium,” tandasnya.

Legislator Dapil Jawa Timur VI melanjutkan, konsep wisata premium yang dimaksud mengacu kepada layanan yang berkualitas tinggi dan kental dengan keunikan alam, sosial, budaya, dan masyarakat. Dengan begitu, wisatawan bisa mendapat pengalaman bernilai tinggi dengan tetap memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan sepuluh Destinasi Wisata Prioritas (DSP) di luar Bali antara lain Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di NTB, Labuan Bajo di NTT, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Kepulauan Seribu di Jakarta, Danau Toba di Sumatera Utara, Wakatobi di Sulawesi Utara, Tanjung Lesung di Banten, Morotai di Maluku Utara, dan Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung.

Baca Selengkapnya

BERITA

Gobel Sampaikan Apresiasi Masyarakat Gorontalo Terhadap Program Bantuan Presiden

Oleh

Fakta News
Gobel Sampaikan Apresiasi Masyarakat Gorontalo Terhadap Program Bantuan Presiden
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel saat berbincang dengan Presiden RI Jokowi yang baru tiba di Bandara Djalaludin, Gorontalo, Minggu (21/4/2024). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Gorontalo – Presiden RI Jokowi belum lama ini menggelar kunjungan kerja ke Gorontalo untuk meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato, panen jagung di Pohuwato, meninjau pembangunan Waduk Bulango Ulu, serta sejumlah agenda lainnya. Terkait hal itu, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyampaikan apresiasi dan terima kasih dari masyarakat kepada Presiden yang telah menggelontorkan berbagai program bantuan dan proyek strategis nasional ke Provinsi Gorontalo.

“Alhamdulillah bisa menyambut kedatangan beliau (Jokowi) bersama rombongan yang akan melakukan kunjungan kerja serta beberapa agenda lainnya di Gorontalo. Semoga Gorontalo memberikan kesan yang indah bagi Pak Presiden,” ungkap Gobel dalam keterangan resmi yang diterima Parlementaria, Selasa (23/4/2024) sebagaimana perbincangan santai keduanya saat Jokowi tiba di Bandara Djalaludin, Gorontalo, Minggu (21/4/2024).

“Begitu banyak program yang telah diberikan Presiden Jokowi untuk Gorontalo, diantaranya Proyek Strategis Nasional Waduk Bulango Ulu, Program Pertanian, Proyek Bandar Udara dan Pelabuhan Anggrek untuk menopang pertumbuhan ekonomi di Gorontalo,” sambung Politisi Fraksi Partai NasDem ini yang akan kembali menjadi wakil rakyat dari Dapil Gorontalo untuk periode 2024-2029.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi selepas dari Bandara Djalaludin menuju Kota Gorontalo dan bermalam di sana. Keesokan harinya, Presiden melanjutkan kegiatan meresmikan Bandara Panua Pohuwato di Kabupaten Pohuwato dan Inpres Jalan Daerah di Provinsi Gorontalo.

Turut hadir menyambut kedatangan Presiden Jokowi diantaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Pj Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Candra Wijaya, Kapolda Gorontalo Irjen Pudji Prasetijanto Hadi, Danlantamal VIII Laksma TNI Nouldy Jan Tangka, Danlanud Sam Ratulangi Marsma TNI Ramot CP Sinaga, dan Kajati Gorontalo Purwanto Joko Irianto.

Baca Selengkapnya

BERITA

Peserta Magang Di Rumah Rakyat Diharapkan Jadi “Duta” untuk DPR RI

Oleh

Fakta News
Peserta Magang Di Rumah Rakyat Diharapkan Jadi “Duta” untuk DPR RI
Kepala Pusat Teknologi Informasi (Pustekinfo) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI, Djaka Dwi Winarko foto bersama usai Kuliah Umum MDRR di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Jakarta – Kepala Pusat Teknologi Informasi (Pustekinfo) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI, Djaka Dwi Winarko menjelaskan mahasiswa yang tergabung dalam program Magang di Rumah Rakyat (MDRR) diharapkan dapat menjadi duta-duta DPR. Dimana para pemuda dan pemudi ini dapat menyampaikan informasi secara utuh tentang DPR kepada masyarakat luas.

“Mahasiswa MDRR ini merupakan orang-orang pilihan dari sekian ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia. Selain pengalaman untuk mahasiswa itu sendiri, sejatinya MDRR Ini menjadi sebuah kesempatan kita untuk memberikan pemahaman mengenai apa itu DPR secara langsung. Karena dia melihat praktek-praktek kerja anggota DPR dan juga termasuk supporting system di Setjen DPR,” ujar Djaka usai Kuliah Umum MDRR di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (22/4/2024).

Dengan demikian, lanjutnya, pihaknya berharap peserta MDRR ini yang notabene mempunyai pengalaman secara utuh mengenai DPR, cara kerja, prosedur kerjanya, dinamika yang ada di DPR ini dapat memberikan pengalamannya tersebut. Serta, informasi yang dilihatnya secara langsung tentang DPR secara utuh kepada teman, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Dijelaskan Djaka, dalam Kuliah Umum kali ini, Pustekinfo diberi kesempatan untuk memberikan informasi dan sharing, serta diskusi seputaran IT di DPR RI.  Misalnya terkait peran dan fungsi Pustekinfo diantarahnya memastikan bahwa layanan-layanan, kerja, dan proses-proses di DPR itu bisa terfasilitasi dengan menggunakan teknologi informasi. Dengan kata lain, tujuan dari kuliah umum hari ini menurut Djaka adalah memberikan pemahaman-pemahaman bagaimana sebetulnya peran dari Pustekinfo dalam proses kerja di DPR RI.

Dalam kesempatan itu, pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya manusia Legislatif (Pusbangkom) ini juga memaparkan bahwa sejak tahun 2010 dimana layanan IT DPR berdiri itu memiliki ratusan aplikasi yang tersebar di berbagai unit kerja di DPR RI. Namun, lama kelamaan banyaknya aplikasi yang tersebar di berbagai unit kerja tersebut malah “merepotkan” DPR sendiri. Hingga kemudian pihaknya bersama Tim Pustekinfo bekerjasama dengan Universitas Indonesia di bawah pimpinan Profesor Yudo membuat strategi tersendiri yang disebut Rencana Induk Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (RITIK).

“RITIK ini semacam cetak birunya, guidance bagaimana teknologi informasi itu dikembangkan ke depannya. Tadi kita sampaikan bahwa kita sudah ada RITIK mulai tahun 2020 sampai 2025 dan ini juga kita evaluasi setelah itu nanti akan kita rubah lagi atau kita kembangkan lagi menjadi RITIK 2024-2027. karena apa? karena teknologi informasi dan perkembangan sangat cepat, untuk kita bisa mengantisipasi perkembangan seperti apa, dari sisi teknologinya seperti apa, aplikasinya, infrastruktur, termasuk juga Sumber daya manusianya,” paparnya.

Djaka menambahkan, melalui RITIK, pihaknya akan terus mengintegrasikan ratusan aplikasi yang ada di DPR menjadi 15 klaster besar. “Sejauh ini dari 120 an aplikasi yang ad adi DPR telah diintegrasikan menjadi 50 an aplikasi. Ke depan aplikasi sejenis akan terus diintegrasikan lagi sehingga menjadi 15 aplikasi besar yang ada di DPR RI,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya