Connect with us
DPR RI

Penanganan ‘Stunting’ di Kota Bogor Bisa Menjadi Percontohan

Penanganan ‘Stunting’ di Kota Bogor Bisa Menjadi Percontohan
Anggota Komisi IX DPR Suir Syam saat memimpin pertemuan Komisi IX DPR RI dengan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, serta perwakilan Kementerian Kesehatan, BKKBN RI, dan BPJS Kesehatan di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/11/2021). Foto: Tasya/Man

Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam menilai program penanganan stunting yang dilakukan oleh jajaran Pemerintah Kota Bogor sudah berjalan cukup baik. Beberapa program di antaranya kunjungan rumah oleh nutrisionis, kunjungan rumah untuk memantau balita, hingga penyuluhan calon pengantin di KUA. Menurutnya, hal ini menunjukan keseriusan Pemkot Bogor dan keterlibatan seluruh stakeholder hingga mampu menurunkan angka stunting yang sebelumnya pada 2020 berada di 10,68 persen lalu turun menjadi 7,44 persen (per Agustus 2021).

“Sudah baik penanganan stunting, semuanya sudah terlibat kemudian juga ada peraturan wali kotanya. Mudah mudahan ini bisa dicontoh oleh daerah-daerah lain. Ternyata berhasil kurang 10 persen angka stunting di Kota Bogor ini,” terang Suir Syam usai memimpin pertemuan Komisi IX DPR RI dengan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim beserta jajarannya, serta perwakilan Kementerian Kesehatan, BKKBN RI, dan BPJS Kesehatan dalam rangka pelaksanaan program percepatan penanganan stunting di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/11/2021).

Anggota F-Gerindra DPR RI ini berpendapat, untuk mengurangi angka stunting yang masih ada sekitar 5000-an kasus di Kota Bogor, salah satunya melalui program yang mampu meningkatkan persiapan calon ibu dengan memberikan pemahaman pengasuhan anak agar terlindungi dari ancaman stunting. Sosialisasi ini, lanjut Suir Syam, tidak hanya diperuntukan bagi para ibu saja, tetapi juga untuk bapak atau suami agar terimplementasi dengan baik melalui peranan dari kedua orang tua.

“Jadi sebelum orang menikah, generasi muda ini harus diberi pemahaman bagaimana supaya anak ini tidak stunting dan apa yang harus dilakukan nanti kalau dia sudah menikah, kemudian setelah dia hamil perlu sosialisasi kepada calon ibu dan bapaknya. Supaya suaminya memberi keleluasaan pada istrinya untuk istirahat dan sebagainya,” ujar legislator dapil Sumatera Barat I ini.

Pihaknya pun mencontohkan salah satu penyebab stunting adalah akibat dari perkawinan dini. Dari hasil kunjungan, terungkap bahwa Kota Bogor masih memiliki tantangan untuk mengendalikan perkawinan dini dikarenakan masih ada pemahaman jika menikah muda dapat mencegah dan melindungi diri dari perzinaan. Pemahaman ini pun diketahui berkembang di beberapa pesantren di Bogor. Karenanya, ia meminta keterlibatan pemuka agama dalam menyosialisasikan dampak perkawinan dini terhadap kesehatan fisik dan mental.

“Makanya harus dibawa, diikutsertakan pemuka-pemuka agama untuk jangan terjadi perkawinan dini ini karena perkawinan dini ini, pertama belum siap secara ekonomi, lalu calon ayah dan ibu belum siap sebenarnya untuk mengandung dan melahirkan anak karena umurnya masih di bawah, jadi pemberian pemahamannya ini yang perlu kita lakukan bersama sama,” tegas Suir Syam.

Suir Syam pun menegaskan bahwa penanganan stunting harus dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir dengan melibatkan peran seluruh sektor. Ia berharap agar kasus stunting yang sudah ada dapat segera diintervensi, sehingga jumlah kasus dapat segera turun. Selain itu, penguatan pada program pencegahan stunting juga diperlukan agar kasus stunting semakin terkendali.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Novita Wijayanti: Perlu Perbaikan dan Pelayanan dalam Evaluasi Mudik 2024

Oleh

Fakta News
Novita Wijayanti: Perlu Perbaikan dan Pelayanan dalam Evaluasi Mudik 2024
Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti. Foto : DPR RI

Jakarta – Pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan Lebaran terus menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia. Terlebih, setiap tahun pelaksanaannya terus mengalami tantangan yang cukup signifikan.

Terkait hal itu, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengapresiasi seluruh pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran 2024 yang telah berlangsung dengan baik. Meski, terdapat sejumlah catatan atau evaluasi dalam pelaksanaannya.

“Pemerintah telah mengambil langkah dalam meningkatkan infrastruktur dan mengatur sistem transportasi. Namun, peningkatan jumlah pemudik dan kepadatan lalu lintas masih menjadi permasalahan utama,” ujar Novita dalam wawancara tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Lebih lanjut dikatakan oleh Legislator dari Dapil Banyumas-Cilacap (Jawa Tengah VIII) ini, peran koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan operator transportasi serta pihak terkait lainnya masih perlu ditingkatkan.

“Komunikasi yang lebih efektif dan perencanaan yang matang diperlukan untuk menghindari kemacetan yang berlebihan dan memastikan keselamatan pemudik,” tandas Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Tak hanya itu, Novita juga mencatat perlunya peningkatan pengawasan yang lebih ketat terhadap protokol kesehatan di tempat-tempat peristirahatan dan terminal, guna mencegah penyebaran penyakit. Terlebih, lanjutnya, di tengah cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi kondisi tubuh para pemudik.

Kendati demikian, Novita mengapresiasi secara keseluruhan pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran 2024 yang baru saja selesai terselenggara. Dirinya berharap, perbaikan dan peningkatan pelayanan dapat terus dilakukan di setiap tahunnya.

“Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa perbaikan yang telah dilakukan, tentunya masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan kenyamanan pelaksanaan arus mudik dan balik angkutan lebaran di masa mendatang,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata

Oleh

Fakta News
Penguatan Konten Kearifan Lokal Bali Diharapkan Semakin Meningkatkan Industri Pariwisata
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari saat memimpin pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024). Foto: DPR RI

Denpasar – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI ke LPP RRI Denpasar, Bali. Dalam kunjungan ini Komisi I DPR RI memberikan perhatian serius pada konten kearifan lokal di Bali. Dengan kuatnya konten kearifan lokal yang ada di Bali maka diharapkan kedepan akan semakin meningkatkan industri pariwisata yang ada di Bali.

“Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI mendorong LPP RRI Denpasar Bali untuk selalu mengupdate program siaran bermuatan kearifan lokal secara multiplatform guna mendorong peningkatan pariwisata di Bali,” papar Politisi Fraksi PKS itu di kantor LPP RRI Denpasar, Bali, Kamis (18/4/2024).

Kearifan lokal merupakan suatu identitas budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Kearifan lokal juga merupakan ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Konten kearifan lokal merupakan suatu muatan yang ditampilkan kepada masyarakat melalui media yang menampilkan kebudayaan suatu bangsa.

Komisi I mendorong LPP RRI turut andil dalam mempertahankan kearifan lokal di tiap satuan kerja (Satker) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tiap Satker dari Sabang sampai Merauke, berperan penting untuk mengikat kearifan lokal yang menjadi ciri khas LPP RRI selama ini. Sebagai gambaran,  siaran RRI sendiri terdiri dari PRO 1 hingga PRO 4. Khusus PRO 4, merupakan program yang menyajikan konten kearifan lokal yang tersebar di kota-kota yang memiliki potensi budaya besar, termasuk Denpasar Bali.

Promosi kearifan lokal budaya di Bali dapat dilakukan dengan memanfatkan media massa seperti media elektronik, media cetak, dan media online maupun media sosial lainnya. LPP RRI turut menyajikan  konten yang sesuai dengan sasaran wisatawan.  LPP RRI Denpasar telah menyediakan saluran khusus untuk Budaya Bali melalui PRO 4, dengan menggunakan bahasa Bali untuk berkomunikasi dengan pendengar dan narasumber.

Baca Selengkapnya

BERITA

Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy

Oleh

Fakta News
Evaluasi Antrean Panjang Mudik, ASDP Harus Perbaiki Manajemen Tiket via Aplikasi Ferizy
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Foto: DPR RI

Jakarta – Peristiwa terjadinya puluhan pemudik yang sempat memblokade jalan menuju kapal Eksekutif Bakauheni, Lampung, Minggu (14/04/2024) belum lama ini menuai respon dari Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Para pemudik mobil ini, imbuh pria yang akrab disapa SJP, memprotes karena petugas mendahulukan kendaraan yang terakhir tiba.

“PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP meminta maaf dan menyebut bahwa ada kesalahan jalur antrean karena kekeliruan pengarahan pengguna jasa atau pemudik yang giliran masuk kapal,” ujar SJP sebagaimana keterangan resmi yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Masalah tersebut, tandas Politisi Fraksi PKS ini, semakin menambah panjang daftar kesalahan ASDP dalam memberikan pelayanan bagi pemudik di lintasan penyeberangan kapal feri Merak-Bakauheni.

“Sebelumnya, jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten sempat mengalami kemacetan hingga belasan kilometer selama 5-12 jam karena banyaknya kendaraan atau masyarakat yang belum memiliki tiket kapal feri, tapi tetap datang ke pelabuhan,” terangnya.

Sebagaimana data ASDP, ungkap Suryadi, total masyarakat yang belum memiliki tiket mudik pada 6-7 April lalu sebanyak 19.700 orang atau 32 persen. Sementara calon penumpang yang sudah mempunyai tiket hanya 68 persen.

“Padahal ASDP sudah mewajibkan pengguna jasa membeli tiket secara daring via aplikasi Ferizy dengan radius maksimal 4,7 km dari Pelabuhan Merak dan sudah bertiket maksimal H-1 keberangkatan demi menghindari terjadinya antrean kendaraan dan penjualan tiket oleh calo,” tuturnya.

Namun di lapangan, masih banyak ditemukan para calon penumpang masih membeli tiket di Pelabuhan Merak dari agen-agen penjualan. Tanpa berbekal tiket, lanjut SJP, para pemudik ini tetap nekat berangkat menuju Pelabuhan Merak. Akibatnya, mereka berdesakan dengan para pemudik yang sudah membeli tiket. Karena mereka masih yakin bisa memperoleh tiket di Pelabuhan dan faktanya masih bisa mendapatkannya melalui agen-agen penjualan tidak resmi.

“Kita meminta agar alasan para pemudik datang langsung ke pelabuhan untuk membeli tiket tanpa menggunakan aplikasi Ferizy ini dievaluasi oleh pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena banyaknya keluhan pembeli tiket terkait aplikasi ini,” pungkas SJP.

Rating 2,5 dan ulasan-ulasan buruk terhadap Ferizy di Google Play Store, kata Suryadi, dapat menjadi bahan evaluasi tersebut. Misalkan kuota pemesanan tiket begitu cepat habis yang kemungkinan besar sudah diborong oleh calo yang kemudian menawarkannya di sekitar pelabuhan, bahkan ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya